Tag: gunung

  • Gunung Tangkuban Perahu Mengalami Erupsi

    Gunung Tangkuban Perahu erupsi dan dikabarkan meletupkan abu vulkanik pada Jumat (26/7/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.

    Petugas pemantau dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Ilham Mardikaryanta mengatakan hingga pukul 16.15 WIB, proses erupsi masih berlangsung.

    “Sekarang masih melakukan evakuasi untuk pengunjung dan masyarakat yang berada di atas,” ujar Ilham saat dihubungi, Jumat (26/7/2019).

    Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu kembali terpantau pada Senin (22/7/2019). Berdasarkan pengamatan PVBMG visual gunung api tampak jelas.

    Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang dan teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal. Dari hasil rekaman seismograf PVMBG 21 Juli 2019 terpantau terjadi 425 kali gempa Hembusan.

    Sementara itu terjadi 2 kali gempa Tremor Harmonik, 3 kali gempa Low Frequency, 3 kali gempa Vulkanik Dalam dan 3 kali gempa Tektonik Jauh.

     

    Sumber :

    News.detik.com

  • Ahad Malam 6 Kali Guguran Lava Meluncur dari Merapi

    Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat enam kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi pada Ahad (13/1) malam ke arah hulu kali Gendol. Pagi ini Merapi berkabut dengan cuaca berawan.

    “Sejak pukul 19.50 hingga 21.21 WIB telah teramati 6 kali guguran lava ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur antara 200-600 m dan durasi 35-86 detik. Tingkat aktivitas Merapi Waspada (Level 2). Masyarakat diimbau untuk tetap tenang” tulis akun twitter resmi BPPTKG dikutip di Yogyakarta, Senin (14/1).

    Sementara itu berdasarkan pemantauan BPPTKG melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos pada Senin (14/1) pagi, visual Merapi berkabut dengan cuaca berawan. Suhu udara tercatat 30,2 derajat celsius, kelembaban udara 77 persen RH, tekanan udara 943,6  hPa, angin tenang.

    Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis terakhir oleh BPPTKG, volume kubah lava mencapai 439.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya. Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.

    Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan. BPPTKG sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

     

    Sumber : republika

  • Beginilah Cara Melawan Hipotermia

    Bagi para pendaki gunung mengetahui cara mencegah dan mengatasi hipotermia merupakan faktor yang teramat penting mengingat cuaca di Gunung biasanya sangat dingin dan dapat memicu terjadinya penyakit hipotermia yang berujung pada kematian. Hipotermia memang menjadi ancaman terbesar bila kita mendaki gunung. Perlengkapan yang tidak safety dan apa adanya, logistik yang minim, fisik yang tidak fit, cuaca buruk adalah hal-hal yang bisa menimbulkan hipotermia atau kehilangan suhu tubuh.

    Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.

    Tanda-tanda hipotermia bervariasi tergantung pada seberapa rendah suhu seseorang telah menurun. Tubuh menggigil mungkin adalah gejala pertama yang Anda perhatikan saat suhu mulai turun karena menggigil adalah pertahanan otomatis tubuh Anda untuk melawan suhu dingin upaya untuk menghangatkan diri. Pada awalnya, menggigil biasanya diikuti dengan kelelahan, sedikit kebingungan, kurang koordinasi, bicara menyeret, napas cepat, dan kulit dingin atau pucat.

    Semakin suhu menurun, menggigil menjadi lebih ganas, meski akan berhenti sepenuhnya jika hipotermia makin memburuk. Semakin lama, denyut nadi cenderung melemah dan napas juga mulai makin lembat dan pendek-pendek. Anda mungkin mengigau dan berjuang untuk bernapas atau bergerak, kemudian lama-kelamaan hilang kesadaran. Dalam hipotermia parah, Anda mungkin bisa hilang kesadaran tanpa tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi yang jelas.

    Seseorang dengan hipotermia biasanya tidak menyadari kondisinya karena gejala kedinginan ekstrim ini sering timbul secara bertahap. Kebingungan yang mungkin ditampilkan orang tersebut juga dapat menyebabkan perilaku berisiko, misalnya justru menolak memakai baju hangat.

    Mengatasi Hipotermia (Kedinginan) Agar Tak Berakibat Fatal

    BERIKUT GEJALA-GEJALA HIPOTERMIA :

    RINGAN

    • Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan
    • Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering.

    SEDANG

    • Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan
    • Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering.
    • Mulai sulit melakukan gerakan tubuh yang rumit, seperti mencengkeram, atau memanjat, meskipun si pendaki masih bisa berjalan dan berbicara normal.

    BERAT 

    • Merinding makin hebat dan datang bergelombang, dan tiba-tiba berhenti. Makin lama fase berhenti merinding semakin panjang, hingga akhirnya benar-benar berhenti. Hal ini disebabkan glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya, tubuh berhenti merinding untuk menjaga glukosa.
    • Korban jatuh dan tak bisa berjalan/melangkah, kemudian meringkuk untuk menjaga panas tubuhnya.
    • Otot mulai kaku. Ini terjadi akibat aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot.
    • Kulit terlihat mulai pucat.
    • Bola mata tampak membesar.
    • Denyut nadi terasa menurun.
    • Pada suhu 30 derajad Celcius, kondisi tubuh masuk ke dalam fase penghentian metabolisme. Korban tampak seperti mati, padahal sebetulnya masih hidup.
    • Pada suhu internal 32 derajad Celcius, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi, menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung.

    Yang harus dihindari saat mengatasi hipotermia

    Ada hal-hal tertentu yang tidak boleh dilakukan ketika membantu seseorang yang alami hipotermia karena bertindak sembrono dapat memperburuk kondisi, seperti:

    • Jangan menghangatkan tubuh mulai dari tangan dan kakinya. Menghangatkan ujung-ujung tungkai tangan dan kaki sebagai tindakan pertama bisa sebabkan syok
    • Jangan juga memijat kaki dan tangannya
    • Jangan merendam tubuhnya dalam air hangat/panas
    • Jangan berikan alkohol atau minuman berkafein
    • Jangan gunakan lampu pemanas untuk menghangatkan tubuhnya
    • Jangan berikan minuman atau makanan untuk dikonsumsi jika orang tersebut tidak sadarkan diri
    • Jika tak ada sumber panas yang tersedia, koyo atau kompres panas bisa ditempelkan di dada, ketiak, leher, dan pangkal paha; namun ini dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.

    Mencoba untuk menghangatkan tubuh yang sedang menderita hipotermia dengan air panas, pijat, kompres hangat, dan lampu panas dapat menyebabkan pembuluh darah di lengan dan kaki membuka terlalu cepat. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ke organ-organ vital seperti otak, jantung, paru-paru dan ginjal, secara dramatis dan berpotensi menyebabkan serangan jantung dan bahkan kematian.

    CARA MENGATASI HIPOTERMIA

    Penjelasan cara mengatasi penderita hipotermia dibedakan berdasar kondisi penderita, penderita dalam keadaan sadarkan diri atau dalam keadaan tidak sadarkan diri.

    Penderitan dalam keaadaan sadarkan diri

    1. Ganti baju basah, dengan baju kering.
      Seperti disebutkan diatas, pakaian dalam keadaan basah lah yang bisa menjadi faktor utama serangan hipotermia datang. Ganti segera baju dan celana yang basah dengan pakaian yang kering nan hangat. Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh penderita sangat rentan dengan goncangan.
    2. Kasih minuman hangat.
      Selanjutnya beri minuman hangat. Minuman yang hangat akan membantu tubuh untuk mengembalikan suhu tubuh yang hilang. Contohnya coklat hangat atau teh hangat.
    3. Kasih makanan berkalori tinggi.
      Dalam usaha menyeimbangkan suhu tubuhnya manusia membutuhkan kalori yang tinggi, karena itu sangat disarankan penderita dibantu untuk mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi seperti sereal, sup hangat, coklat dan minuman manis lainnya.
    4. Ajak bergerak.
      Jika kondisi sudah membaik, penderita sudah mulai merasakan hangat di tubuhnya. Selanjutnya ajak penderita untuk bergerak, ajaklah ia berolahraga kecil agar tubuhnya maksimal dalam menghasilkan suhu tubuh. Tapi ingat jangan sampai membuat penderita terlalu lelah dan mengeluarkan keringat, karena jika berkeringat maka akan membuat pakaiannya basah dan bisa menimbulkan dingin datang kembali.
    5. Buat api unnggun di sekitar.
      Usaha terakhir anda bisa membuat api unggun di sekitar guna menangkis udara dingin sekitar. Pastikan api unggun yang dibuat aman dan tidak membahayakan sekitar tenda.

    Penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri

    1. Ganti baju basah, perlahan.
      Pertama ganti bajunya yang basah perlahan, ganti dengan pakaian yang kering. Ingat harus hati-hati dan perlahan.
    2. Masukkan kedalam sleeping bag.
      Selanjutnya, jika sudah diganti dengan baju yang kering kemudian masukkan penderita kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat, seperti jaket dan juga selimut.
    3. Buka bajunya peluk tubuhnya. kulit ketemu kulit.
      Jika memungkinkan buka bajunya dan peluk tubuhnya (dengan keadaan sama-sama tidak berpakaian), kulit ketemu kulit, dipercaya atau tidak ini akan membantu mempercepat peningkatan suhu tubuh.
    4. Upayakan agar penderita segera sadarkan diri.
      Tepuk-tepuk pipinya, ajak bicara. sebut namanya terus hingga ia sadarkan diri.
    5. Jika sudah sadarkan diri lakukan penanganan seperti point diatas “penanganan saat penderita dalam kondisi sadarkan diri”

    Semoga dengan uraian singkat diatas dapat berguna bagi kita semua, semoga bermanfaat.

     

     

     

     

    Sumber:

    • Hellosehat.com
    • Exploregunung.net
  • Gunung Anak Krakatau Alami 407 Kegempaan Letusan

     Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung.

    Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung.

    Tingkat aktivitas gunung Anak Krakatau berada di level II atau status waspada.

    Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengalami 407 kali kegempaan letusan sepanjang pengamatan Rabu (21/11) hingga Kamis (22/11) dini hari. Secara visual pada malam hari dari CCTV teramati sinar api dengan lontaran lava pijar setinggi sekitar 100 meter.

    Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rilis diterima di Bandarlampung, meneruskan laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau disampaikan Jumono, petugas Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, periode pengamatan 21 November 2018, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

    Visual pada malam hari dari CCTV teramati sinar api dan lontaran lava pijar tinggi lebih kurang 100 meter. Terdengar suara dentuman dan getaran dirasakan lemah hingga kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau. Ombak laut tenang.

    Sepanjang pengamatan itu, aktivitas kegempaan Letusan sebanyak 407 kali, amplitudo 40-58 mm, durasi 26-283 detik. Tremor Harmonik 2 kali, amplitudo 12-17 mm, durasi 47-54 detik. Vulkanik Dangkal 19 kali, amplitudo 3-35 mm, durasi 6-16 detik. Vulkanik Dalam 6 kali, amplitudo 35-45 mm, S-P 1-2 detik, durasi 12-17 detik. Tremor Menerus amplitudo 5-40 dominan 5 mm.

    Gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini sepanjang pengamatan cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 25-31 derajat Celsius, kelembapan udara 78-94 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

    Kesimpulannya tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada). Direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua km dari kawah.

     

     

    Sumber : republika