Skip to main content

Bagi para pendaki gunung mengetahui cara mencegah dan mengatasi hipotermia merupakan faktor yang teramat penting mengingat cuaca di Gunung biasanya sangat dingin dan dapat memicu terjadinya penyakit hipotermia yang berujung pada kematian. Hipotermia memang menjadi ancaman terbesar bila kita mendaki gunung. Perlengkapan yang tidak safety dan apa adanya, logistik yang minim, fisik yang tidak fit, cuaca buruk adalah hal-hal yang bisa menimbulkan hipotermia atau kehilangan suhu tubuh.

Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.

Tanda-tanda hipotermia bervariasi tergantung pada seberapa rendah suhu seseorang telah menurun. Tubuh menggigil mungkin adalah gejala pertama yang Anda perhatikan saat suhu mulai turun karena menggigil adalah pertahanan otomatis tubuh Anda untuk melawan suhu dingin upaya untuk menghangatkan diri. Pada awalnya, menggigil biasanya diikuti dengan kelelahan, sedikit kebingungan, kurang koordinasi, bicara menyeret, napas cepat, dan kulit dingin atau pucat.

Semakin suhu menurun, menggigil menjadi lebih ganas, meski akan berhenti sepenuhnya jika hipotermia makin memburuk. Semakin lama, denyut nadi cenderung melemah dan napas juga mulai makin lembat dan pendek-pendek. Anda mungkin mengigau dan berjuang untuk bernapas atau bergerak, kemudian lama-kelamaan hilang kesadaran. Dalam hipotermia parah, Anda mungkin bisa hilang kesadaran tanpa tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi yang jelas.

Seseorang dengan hipotermia biasanya tidak menyadari kondisinya karena gejala kedinginan ekstrim ini sering timbul secara bertahap. Kebingungan yang mungkin ditampilkan orang tersebut juga dapat menyebabkan perilaku berisiko, misalnya justru menolak memakai baju hangat.

Mengatasi Hipotermia (Kedinginan) Agar Tak Berakibat Fatal

BERIKUT GEJALA-GEJALA HIPOTERMIA :

RINGAN

  • Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan
  • Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering.

SEDANG

  • Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan
  • Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering.
  • Mulai sulit melakukan gerakan tubuh yang rumit, seperti mencengkeram, atau memanjat, meskipun si pendaki masih bisa berjalan dan berbicara normal.

BERAT 

  • Merinding makin hebat dan datang bergelombang, dan tiba-tiba berhenti. Makin lama fase berhenti merinding semakin panjang, hingga akhirnya benar-benar berhenti. Hal ini disebabkan glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya, tubuh berhenti merinding untuk menjaga glukosa.
  • Korban jatuh dan tak bisa berjalan/melangkah, kemudian meringkuk untuk menjaga panas tubuhnya.
  • Otot mulai kaku. Ini terjadi akibat aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot.
  • Kulit terlihat mulai pucat.
  • Bola mata tampak membesar.
  • Denyut nadi terasa menurun.
  • Pada suhu 30 derajad Celcius, kondisi tubuh masuk ke dalam fase penghentian metabolisme. Korban tampak seperti mati, padahal sebetulnya masih hidup.
  • Pada suhu internal 32 derajad Celcius, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi, menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung.

Yang harus dihindari saat mengatasi hipotermia

Ada hal-hal tertentu yang tidak boleh dilakukan ketika membantu seseorang yang alami hipotermia karena bertindak sembrono dapat memperburuk kondisi, seperti:

  • Jangan menghangatkan tubuh mulai dari tangan dan kakinya. Menghangatkan ujung-ujung tungkai tangan dan kaki sebagai tindakan pertama bisa sebabkan syok
  • Jangan juga memijat kaki dan tangannya
  • Jangan merendam tubuhnya dalam air hangat/panas
  • Jangan berikan alkohol atau minuman berkafein
  • Jangan gunakan lampu pemanas untuk menghangatkan tubuhnya
  • Jangan berikan minuman atau makanan untuk dikonsumsi jika orang tersebut tidak sadarkan diri
  • Jika tak ada sumber panas yang tersedia, koyo atau kompres panas bisa ditempelkan di dada, ketiak, leher, dan pangkal paha; namun ini dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.

Mencoba untuk menghangatkan tubuh yang sedang menderita hipotermia dengan air panas, pijat, kompres hangat, dan lampu panas dapat menyebabkan pembuluh darah di lengan dan kaki membuka terlalu cepat. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ke organ-organ vital seperti otak, jantung, paru-paru dan ginjal, secara dramatis dan berpotensi menyebabkan serangan jantung dan bahkan kematian.

CARA MENGATASI HIPOTERMIA

Penjelasan cara mengatasi penderita hipotermia dibedakan berdasar kondisi penderita, penderita dalam keadaan sadarkan diri atau dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Penderitan dalam keaadaan sadarkan diri

  1. Ganti baju basah, dengan baju kering.
    Seperti disebutkan diatas, pakaian dalam keadaan basah lah yang bisa menjadi faktor utama serangan hipotermia datang. Ganti segera baju dan celana yang basah dengan pakaian yang kering nan hangat. Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh penderita sangat rentan dengan goncangan.
  2. Kasih minuman hangat.
    Selanjutnya beri minuman hangat. Minuman yang hangat akan membantu tubuh untuk mengembalikan suhu tubuh yang hilang. Contohnya coklat hangat atau teh hangat.
  3. Kasih makanan berkalori tinggi.
    Dalam usaha menyeimbangkan suhu tubuhnya manusia membutuhkan kalori yang tinggi, karena itu sangat disarankan penderita dibantu untuk mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi seperti sereal, sup hangat, coklat dan minuman manis lainnya.
  4. Ajak bergerak.
    Jika kondisi sudah membaik, penderita sudah mulai merasakan hangat di tubuhnya. Selanjutnya ajak penderita untuk bergerak, ajaklah ia berolahraga kecil agar tubuhnya maksimal dalam menghasilkan suhu tubuh. Tapi ingat jangan sampai membuat penderita terlalu lelah dan mengeluarkan keringat, karena jika berkeringat maka akan membuat pakaiannya basah dan bisa menimbulkan dingin datang kembali.
  5. Buat api unnggun di sekitar.
    Usaha terakhir anda bisa membuat api unggun di sekitar guna menangkis udara dingin sekitar. Pastikan api unggun yang dibuat aman dan tidak membahayakan sekitar tenda.

Penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri

  1. Ganti baju basah, perlahan.
    Pertama ganti bajunya yang basah perlahan, ganti dengan pakaian yang kering. Ingat harus hati-hati dan perlahan.
  2. Masukkan kedalam sleeping bag.
    Selanjutnya, jika sudah diganti dengan baju yang kering kemudian masukkan penderita kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat, seperti jaket dan juga selimut.
  3. Buka bajunya peluk tubuhnya. kulit ketemu kulit.
    Jika memungkinkan buka bajunya dan peluk tubuhnya (dengan keadaan sama-sama tidak berpakaian), kulit ketemu kulit, dipercaya atau tidak ini akan membantu mempercepat peningkatan suhu tubuh.
  4. Upayakan agar penderita segera sadarkan diri.
    Tepuk-tepuk pipinya, ajak bicara. sebut namanya terus hingga ia sadarkan diri.
  5. Jika sudah sadarkan diri lakukan penanganan seperti point diatas “penanganan saat penderita dalam kondisi sadarkan diri”

Semoga dengan uraian singkat diatas dapat berguna bagi kita semua, semoga bermanfaat.

 

 

 

 

Sumber:

  • Hellosehat.com
  • Exploregunung.net