Skip to main content

Inilah penjelasan medis tentang alasan buah dianjurkan untuk sahur

Kebanyakan orang kurang memperhatikan komposisi makanan dan waktu makan yang tepat. Mereka lebih mementingkan selera.

Hal ini pada eksesnya dapat mengganggu fungsi organ pencernaan. Akibatnya, menurunkan penyerapan nutrisi esensial. Pembusukan dan penyerapan bahan-bahan toksin meningkat. Sel-sel organ tubuh terancam rusak.

Kerusakan sel-sel organ yang luas dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif (penuaan). Dalam menjalankan fungsinya, perncernaan dapat dibagi ke dalam tiga fase yang berkesinambungan.

Diawali dari fase pembersihan. Durasinya dimulai pukul 04.00 pagi sampai pukul 12.00 siang. Pada fase ini, terjadi pembuangan (detoksifikasi) sampah metabolisme dan sampah makanan yang membusuk di dalam usus besar.

Asupan makanan yang ideal adalah buah-buahan. Sebab, sajian ini mengandung nutrisi esensial, cukup kalori untuk energi, serta kaya serat yang berguna untuk pembersihan.

Fase kedua dimulai pukul 12.00 siang hingga 20.00 malam. Saat inilah terjadi penguraian bahan makanan menjadi molekul kecil. Lalu, dilanjutkan dengan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.

Fase ini membutuhkan energi paling besar. Karena itu, inilah saat yang tepat untuk mengonsumsi makanan lengkap. Misalnya terdiri atas nasi, sayuran, dan lauk (protein sekitar 100 g/hari).

Fase ketiga adalah penyusunan. Itu dimulai sejak pukul 20.00 malam hingga bertemu lagi pada pukul 04.00 pagi. Saat inilah, berlangsung pembentukan zat yang diperlukan bagi peremajaan sel-sel yang rusak. Pada fase ini, tidak perlu makanan. Bila sangat diinginkan dibolehkan buah-buahan.

Dari tiga fase pencernaan, sahur terjadi di tahap terakhir, yakni fase penyusunan. Durasinya dimulai sejak pukul 20.00 malam hingga pukul 04.00 pagi. Saat inilah, zat-zat yang diperlukan bagi peremajaan sel-sel yang rusak dibentuk.

Puasa yang dilakukan belasan jam sebelumnya memicu akselerasi pembersihan dan peremajaan sel. Dengan berpuasa, kita tidak memasukkan makanan selama 14 jam, yakni dari sahur pukul 04.00 (misalnya) sampai buka sekitar pukul 18.00.

Ini berarti memperpanjang fase pembersihan serta menghemat energi dan nutrisi esensial untuk nantinya dipergunakan tubuh selama detoksifikasi dan regenerasi sel.

Faedah yang didapat tubuh selama puasa, hendaknya didukung dengan asupan sahur yang baik. Makanan ideal untuk bersahur adalah buah-buahan yang padat kalori (energi) serta mudah dicerna.

Misalnya, kurma. Ini pula yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW sendiri. Sebagai pengganti kurma di Indonesia bisa buah-buah lainnya, seperti pisang. Sebab, buah itu padat kalori, mudah dicerna, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang baik. Di luar itu, bisa buah-buahan lain.

Untuk asupan minum, sebaiknya pilih jus buah yang ditambah madu atau gula.

Sedangkan untuk berbuka, dapat diawali dengan minuman manis yang mengandung gula dan madu. Sebab, kandungannya dapat langsung diserap dan memberi energi pada organ pencernaan.

Kemudian takjil (makanan kecil) dengan buah kurma dan kolak pisang, bubur kacang hijau, atau es buah. Setelah shalat maghrib, barulah dapat memakan sajian yang lengkap. Sesudah shalat tarawih, boleh dilanjutkan makan takjil atau buah.

Konsumsi suplemen nutrisi esensial diperlukan untuk menopang berbagai metabolisme tubuh. Hal ini diperlukan untuk menggantikan unsur-unsur nutrisi esensial yang terkandung dalam makanan mengalami kerusakan akibat pengolahan makanan yang suhu tinggi.

 

Sumber : Republika.co.id