Skip to main content
gula

Gula sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari secangkir kopi pagi hingga camilan sore. Dalam jumlah yang wajar, gula adalah sumber energi. Namun, masalah timbul ketika kita mengonsumsinya secara berlebihan. Sering kali, kita tidak sadar akan jumlah gula yang masuk ke tubuh, terutama dari makanan dan minuman kemasan. Konsumsi gula berlebih bukan lagi sekadar masalah penambahan berat badan, tetapi telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan kronis.

1. Peningkatan Berat Badan dan Obesitas

Ini adalah dampak yang paling jelas terlihat. Gula, terutama dalam bentuk fruktosa (yang banyak ditemukan pada minuman kemasan), sangat mudah diubah oleh tubuh menjadi lemak, khususnya di area perut dan organ hati. Minuman manis adalah salah satu kontributor terbesarnya karena tidak membuat kita merasa kenyang.

Sebuah meta-analisis besar yang mengkaji data dari puluhan ribu orang, yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition, menemukan kaitan yang kuat. Studi tersebut menyimpulkan bahwa konsumsi minuman berpemanis gula secara rutin berhubungan langsung dengan peningkatan berat badan dan risiko obesitas, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

2. Peningkatan Drastis Risiko Diabetes Tipe 2

Hubungan antara gula dan diabetes sangat erat. Konsumsi gula berlebih secara terus-menerus akan memaksa pankreas bekerja ekstra keras untuk memproduksi insulin, yaitu hormon yang mengatur gula darah. Seiring waktu, sel-sel tubuh bisa menjadi kebal terhadap insulin (resistensi insulin), yang merupakan langkah awal menuju diabetes tipe 2.

Berbagai studi observasional telah menunjukkan hal ini. Sebuah penelitian besar yang dipublikasikan di jurnal Diabetologia menemukan bahwa orang yang rutin mengonsumsi minuman manis memiliki risiko terkena diabetes tipe 2 yang jauh lebih tinggi, terlepas dari berat badan mereka. Ini menunjukkan bahwa gula itu sendiri memiliki dampak metabolik yang negatif.

3. Memicu Masalah pada Kulit (Jerawat)

Kesehatan kulit kita sering kali merupakan cerminan dari apa yang kita konsumsi. Makanan dan minuman tinggi gula dapat menyebabkan lonjakan insulin yang cepat. Lonjakan ini diketahui dapat memicu peradangan di seluruh tubuh dan merangsang produksi minyak (sebum) berlebih di kulit.

Penelitian di bidang dermatologi semakin menguatkan kaitan ini. Sebuah studi klinis yang diterbitkan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menemukan bahwa peserta yang beralih ke pola makan rendah gula (rendah glikemik) mengalami perbaikan yang signifikan pada jerawat mereka.

Di Mana Gula Sering “Bersembunyi”?

Sangat penting untuk waspada terhadap gula tambahan yang tidak kita sadari. Beberapa sumber utamanya meliputi:

  • Minuman Kemasan: Soda, teh kemasan, minuman energi, dan jus buah kotak.
  • Saus dan Bumbu: Saus tomat, saus sambal botolan, dan salad dressing sering kali mengandung gula dalam jumlah tinggi.
  • Sereal Sarapan: Banyak sereal yang dipasarkan sebagai “sehat” sebenarnya dilapisi gula.
  • Yogurt Berperasa: Yogurt plain itu sehat, tetapi yogurt yang sudah diberi perasa buah sering kali ditambah banyak gula.

Kesimpulan

Mengurangi gula bukan berarti menghilangkannya sama sekali. Tubuh tetap membutuhkan glukosa. Namun, kuncinya adalah kesadaran. Mulailah dengan langkah sederhana seperti membaca label nutrisi pada kemasan, mengganti minuman manis dengan air putih, dan mengurangi konsumsi makanan olahan. Langkah-langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan jangka panjang Anda.