Kencing manis atau dalam bahasa medis disebut Diabetes Mellitus (DM) adalah sekumpulan dari gangguan metabolic yang ditandai oleh kondisi hiperglikemi (kadar glukosa puasa > 126 mg/dl atau postprandial > 200 mg/dl atau glukosa sewaktu > 200 mg/dl) dan abnormalitas metabolism dari karbohidrat, lemak dan protein. Semua hal di atas merupakan hasil dari gangguan sekresi insulin, sensitifitas insulin atau keduanya.
Tanda yang timbul biasanya disebut Tripoli, yaitu poliuri (banyak berkemih), polidipsi (banyak minum) dan polifagi (banyak makan).
Diabetes mellitus sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu DM tipe 1 atau tipe DM yang bergantung pada insulin yang disuntikkan dari luar tubuh dan disebut juga IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Jumlah kasus DM tipe 1 berkisar antara 5%-10% dari total kasus diabetes mellitus. Sedang DM tipe 2 atau yang sering disebut NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dapat diartikan jenis diabetes yang tidak selalu dibutuhkan suntikan insulin dari luar tubuh. Jumlah kasus DM tipe 2 sendiri adalah 90% dari total kasus penderita diabetes mellitus.
Penderita diabetes mellitus di Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia. Semakin hari penderita diabetes mellitus semakin meningkat, hal ini dikarenakan obat0obatan yang ada pada saat ini berfungsi untuk mengontrol/ mempertahankan kadar ggula dalam darah, bukan menyembuhkan resistensi insulin ataupun memperbaiki kerusakan pancreas. Dalam artian lain dunia medis belum menemukan obat yang dapat menyembuhkan DM atau kencing manis. Sungguh sebuah perjalanan dengan akhir yang pahit.
Dahulu mungkin hanya orang yang usianya di atas 40 tahun ke atas yang banyak menderita DM tipe 3 atau kencing manis, namun saat ini rentang usia pun telah melampaui pada kisaran usia produktif. Hal ini disebabkan pola hidup masyarakan yang berubah drastic dengan kebiasaan buruk merokok, makan berlebih, kurang olahraga dan stress yang berkepanjangan.
Tidak hanya perubahan pola hidup tetapi juga stigma yang berkembang menjadi stempel di masyarakat bahwa penderita kencing manis dilarang makan manis, haram mengkonsumsi gula, jangan memakan buah yang manis dan sebagainya, sehingga mungkin saja ada yang berkata “kenapa saya kena kencing manis, padahal dari dulu saya tidak suka makanan dan minuman yang manis?”
Padadhal Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mu’minun : 19, artinya: “Dengan itu kami tumbuhkan bagimu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalamnya terdapat buh-buahan yang banyak untuk kamu dan dari buah-buahan itu sebagian kamu makan.”
Allah SWT berfirman: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah0buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari dalam perutnya keluarlah minuman yang bermacam-macam warnanya dan mengandung obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. An-Nahl : 69)
Pada kenyataannya secara farmakologis glukosa oral merupakan stimulant paling kuat untuk sekresi insulin karena juga menyebabkan sekresi hormone saluran cerna dan stimulasi aktif vagal (persyarafan yang menghubungkan otak dengan lambung) saat terjadi pencernaan glukosa atau makanan. Oleh sebab itu justru dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa seperti madu dan buah-buahan, maka akan memancing keluarnya insulin dengan proses yang sama seperti memancing keluarnya air pada pompa mekanik yang kempos.
Penderita kencing manis juga sering kali dihadapkan pada posisi dilematis dimana pada beberapa kasus harus menggunakan insulin yang diperoleh dari porcine (babi), maka hal ini akan menjadi suatu hal yang subhat dalam pengobatan dikarenakan pendapat kedaruratan yang mengaburkan kaidah fiqih. Allah SWT telah menjelaskan: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kamu bangkai, darah, daging babi dan (hewan) yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah” (Q.S. Al Baqarah : 173).
Dengan kondisi stress karena pengobatan yang mahal dan dilematis tanpa ada kejelasan kesembuhan serta penderitaan yang pahit dengan akhir sebuah kematian makan akan menjadi momok yang menakutkan bagi penderia Diabetes.
Kadar insulin sangat dipengaruhi fungsi hepar (hati), pancreas, adenohipofisis dan adrenal, oleh sebab itu apabila kondisi stress ataupun mental tertekan berlebihan karena permasalahan di atas makan dengan sendirinya akan menaikkan kada glukosa darah yang ditimbulkan oleh reaksi persyarafan simpatis. Maka benrlah apa yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ, Abdullah bin Al-Harist Radliyallahu A’nhu menuturkan, yang artinya, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah ﷺ.” (Riwayat At-Tirmidzi). Sesungguhnya dengan Islam, penuntasan masalah kencing manis dengan akhir yang manis menjadi suatu keniscayaan. Kebenaran mutlak akan perintah memakan makanan yang halal dan baik (Q.S. An Nahl : 114) serta tidak berlebihan (Q.S. Al-A’Raf : 31) dapat menjadi sebuah solusi. Akhirnya dengan solusi yang manis anda pun tidak perlu cemas dan mengerutkan dahi. Anda dapat memilih senyuman manis, kesabaran dan ketaqwaan sebagai wasilah dalam memperoleh kesehatan sehingga tidak harus lagi mengakhiri kencing manis dengan akhir yang pahit. Wallahu A’lam Bisshawwab