Tag: tidur

  • Fokus Berantakan dan Emosi Naik Turun? Mungkin Ini Ulah Kurang Tidur

    Fokus Berantakan dan Emosi Naik Turun? Mungkin Ini Ulah Kurang Tidur

    kurang tidur

    Kita semua pernah mengalaminya: hari di mana pikiran terasa berkabut, sulit sekali berkonsentrasi, dan hal-hal kecil terasa sangat menjengkelkan. Sering kali, kita langsung menyalahkan tumpukan pekerjaan atau stres. Padahal, ada satu pelaku utama yang sering terabaikan, yaitu kurang tidur yang kronis.

    Banyak orang merasa “cukup” tidur 5-6 jam semalam, mengira tubuh mereka sudah beradaptasi. Padahal, otak dan kondisi emosional kita membayar harga yang mahal untuk kebiasaan ini. Artikel ini akan mengulas bagaimana kurang tidur memengaruhi fungsi kognitif dan stabilitas emosi kita, berdasarkan temuan-temuan ilmiah.

    1. Otak yang Lelah: Dampak Langsung pada Kinerja Kognitif

    Tidur bukanlah proses pasif di mana tubuh “mati” sementara. Saat kita tidur, otak bekerja sangat aktif. Ia menyortir informasi, mengkonsolidasikan ingatan (menyimpan hal penting dan membuang yang tidak perlu), dan membersihkan racun-racun sisa metabolisme yang menumpuk seharian.

    Ketika durasi tidur kita berkurang, proses vital ini terganggu. Akibatnya, kita akan merasakan dampak langsung pada kemampuan berpikir.

    • Menurunnya Konsentrasi: Ini adalah gejala yang paling cepat terasa. Tanpa tidur yang cukup, otak kesulitan untuk mempertahankan fokus. Anda mungkin harus membaca kalimat yang sama berulang-ulang atau mudah teralihkan saat mengerjakan tugas.
    • Melemahnya Ingatan: Tidur sangat krusial untuk “menyimpan” apa yang kita pelajari. Bukti Studi: Sebuah penelitian terkenal dari Harvard Medical School menunjukkan hal ini dengan jelas. Peserta yang tidur setelah mempelajari sebuah tugas baru menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik keesokan harinya, dibandingkan kelompok yang tidak tidur. Ini membuktikan tidur berperan aktif memindahkan ingatan jangka pendek ke jangka panjang.
    • Pengambilan Keputusan yang Buruk: Kurang tidur diketahui dapat mengganggu fungsi korteks prefrontal. Ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk fungsi eksekutif, seperti merencanakan, mengambil keputusan, dan mengontrol impuls. Akibatnya, saat lelah, kita cenderung lebih impulsif dan sulit menimbang risiko.

    2. Sumbu Pendek? Salahkan Kurang Tidur

    Selain membuat kita sulit berpikir jernih, kurang tidur juga membuat kita lebih reaktif secara emosional. Kita menjadi lebih mudah marah, cemas, dan pesimis. Mengapa demikian?

    Jawabannya terletak pada ketidakseimbangan aktivitas otak. Kurang tidur membuat Amigdala, yaitu pusat emosi di otak kita, menjadi jauh lebih aktif atau “sensitif”. Pada saat yang sama, aktivitas korteks prefrontal (bagian otak yang rasional) justru menurun. Kombinasi ini sangat buruk: pusat emosi Anda bereaksi berlebihan, sementara pusat kendali rasional Anda sedang “offline”.

    Sebuah penelitian dari University of California, Berkeley menggunakan scan fMRI untuk melihat otak orang yang kurang tidur. Mereka menemukan bahwa Amigdala peserta yang tidak tidur menunjukkan respons 60% lebih kuat terhadap gambar-gambar negatif, dibandingkan peserta yang tidur cukup. Ini menjelaskan mengapa masalah kecil terasa seperti bencana besar saat kita kelelahan.

    Ini Lebih dari Sekadar “Mengantuk”

    Penting untuk membedakan antara merasa mengantuk secara fisik dan mengalami penurunan fungsi kognitif. Banyak orang yang terbiasa kurang tidur mungkin tidak lagi merasa sangat mengantuk di siang hari. Mereka merasa “baik-baik saja” karena sudah terbiasa dengan “utang tidur”.

    Namun, meskipun mereka tidak menguap sepanjang hari, tes kinerja membuktikan bahwa kemampuan kognitif dan stabilitas emosi mereka tetap terganggu. Ini adalah kondisi yang berbahaya karena kita tidak menyadari seberapa buruk kinerja kita sebenarnya.

    Kesimpulan

    Tidur bukanlah sebuah kemewahan yang bisa dinegosiasikan; ini adalah kebutuhan biologis yang fundamental, sama pentingnya dengan makan dan bernapas. Memprioritaskan 7-8 jam tidur berkualitas setiap malam adalah salah satu langkah paling efektif untuk menjaga ketajaman pikiran, mengelola stres, dan menstabilkan emosi.

    Jika Anda terus-menerus merasa lelah, sulit fokus, dan mudah tersinggung, cobalah evaluasi kembali pola tidur Anda. Jika masalahnya adalah insomnia kronis (sulit tidur) yang tidak bisa diatasi sendiri, jangan ragu berkonsultasi dengan profesional di Wellagree untuk menemukan solusinya.

  • 3 Jenis Olahraga yang Efektif untuk Mengatasi Insomnia

    3 Jenis Olahraga yang Efektif untuk Mengatasi Insomnia

    olahraga untuk mengatasi insomnia

    Insomnia, atau kesulitan tidur, adalah masalah umum yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Selain pengelolaan stres dan pola tidur yang teratur, olahraga juga dapat menjadi solusi alami untuk membantu tubuh dan pikiran lebih rileks. Beberapa jenis olahraga bahkan terbukti lebih efektif dalam mengatasi gangguan tidur ini.

    1. Yoga untuk Relaksasi Pikiran dan Tubuh

    Yoga menggabungkan gerakan fisik, pernapasan dalam, dan meditasi. Latihan ini dapat membantu menurunkan kadar hormon stres (kortisol) dan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang berperan dalam mengatur tidur. Gerakan lembut seperti child’s pose atau legs-up-the-wall sangat baik dilakukan sebelum tidur.

    2. Latihan Aerobik Ringan untuk Meningkatkan Kualitas Tidur

    Olahraga aerobik seperti berjalan santai, bersepeda ringan, atau berenang terbukti dapat meningkatkan durasi dan kedalaman tidur. Aktivitas ini membantu tubuh melepaskan endorfin dan memperbaiki sirkulasi darah, yang pada akhirnya mendukung ritme sirkadian agar tidur menjadi lebih teratur.

    3. Latihan Kekuatan untuk Mengurangi Ketegangan Otot

    Latihan kekuatan, seperti angkat beban ringan atau bodyweight exercises (squat, push-up, plank), membantu mengurangi ketegangan otot yang dapat mengganggu kenyamanan saat tidur. Melatih otot secara teratur juga dapat membantu tubuh merasa lebih lelah secara alami, sehingga mempermudah proses tertidur.

    Tips Penting

    • Hindari berolahraga berat tepat sebelum tidur, karena dapat meningkatkan detak jantung dan membuat sulit tidur.
    • Lakukan olahraga secara konsisten, minimal 3–4 kali seminggu.
    • Padukan dengan pola makan sehat dan teknik relaksasi.

    Kesimpulan

    Memilih jenis olahraga yang tepat dapat menjadi langkah efektif dalam mengatasi insomnia. Yoga, latihan aerobik ringan, dan latihan kekuatan adalah tiga opsi yang terbukti mendukung tidur berkualitas. Dengan kombinasi kebiasaan sehat lainnya, tidur nyenyak bukan lagi mimpi.

  • Kebutuhan Tidur Berubah Seiring Bertambahnya Usia: Fakta yang Perlu Anda Ketahui

    Kebutuhan Tidur Berubah Seiring Bertambahnya Usia: Fakta yang Perlu Anda Ketahui

    kebutuhan tidur

    Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, tahukah Anda bahwa kebutuhan tidur kita berubah seiring bertambahnya usia? Artikel ini akan membahas bagaimana pola dan durasi tidur berubah dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut, serta bagaimana cara menyesuaikan kebiasaan tidur agar tetap sehat dan berkualitas di setiap tahap kehidupan.

    1. Masa Bayi dan Balita

    Bayi membutuhkan waktu tidur yang sangat lama. Pada usia 0–3 bulan, bayi bisa tidur hingga 14–17 jam per hari. Sementara itu, balita (1–2 tahun) membutuhkan sekitar 11–14 jam tidur. Tidur pada masa ini sangat penting untuk pertumbuhan otak dan perkembangan fisik.

    2. Anak-anak dan Remaja

    Anak-anak usia sekolah (6–13 tahun) membutuhkan tidur sekitar 9–11 jam per malam. Kurangnya tidur pada usia ini dapat memengaruhi kemampuan belajar, konsentrasi, dan emosi. Sementara itu, remaja (14–17 tahun) idealnya tidur 8–10 jam, namun banyak remaja yang kurang tidur karena aktivitas sekolah, penggunaan gadget, atau tekanan sosial.

    3. Dewasa Muda dan Dewasa Tengah

    Dewasa muda (18–25 tahun) dan dewasa tengah (26–64 tahun) biasanya membutuhkan tidur sekitar 7–9 jam per malam. Meskipun kebutuhan tidurnya lebih sedikit dibandingkan anak-anak, kualitas tidur sangat penting di usia ini untuk menjaga produktivitas, suasana hati, dan kesehatan jangka panjang.

    4. Usia Lanjut

    Pada usia 65 tahun ke atas, kebutuhan tidur sedikit menurun menjadi sekitar 7–8 jam per malam. Namun, banyak lansia mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau sering terbangun di malam hari. Perubahan hormon, kondisi medis, dan penggunaan obat-obatan dapat memengaruhi pola tidur lansia.

    5. Tips Menyesuaikan Kebutuhan Tidur Sesuai Usia

    a) Tetapkan Rutinitas Tidur

    Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari membantu menjaga ritme sirkadian tubuh.

    b) Hindari Kafein dan Gadget Sebelum Tidur

    Kafein dan cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur.

    c) Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman

    Pastikan kamar tidur tenang, sejuk, dan gelap. Gunakan kasur dan bantal yang mendukung kenyamanan tidur.

    d) Konsultasi dengan Dokter

    Jika mengalami gangguan tidur yang berkepanjangan, seperti insomnia atau sleep apnea, segera konsultasikan ke dokter atau ahli tidur.

    Kesimpulan

    Kebutuhan tidur memang berubah seiring bertambahnya usia, namun kualitas tidur tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga kesehatan. Memahami perubahan ini dapat membantu Anda menyesuaikan pola tidur yang lebih sehat dan produktif, tak peduli berapa pun usia Anda. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, tubuh dan pikiran akan lebih siap menghadapi aktivitas sehari-hari.

  • Sering Mengantuk di Usia Tua: Apakah Tanda Awal Demensia?

    Sering Mengantuk di Usia Tua: Apakah Tanda Awal Demensia?

    Mengantuk berlebihan saat usia lanjut sering dianggap hal biasa karena perubahan pola tidur yang alami seiring bertambahnya usia. Namun, apakah rasa kantuk yang berlebihan bisa menjadi tanda awal dari demensia? Artikel ini akan membahas hubungan antara kantuk berlebihan dan risiko demensia, serta bagaimana mengenalinya lebih dini.

    1. Perubahan Pola Tidur pada Lansia

    Seiring bertambahnya usia, perubahan fisiologis memengaruhi pola tidur. Lansia cenderung:

    • Tidur lebih awal dan bangun lebih pagi
    • Mengalami tidur yang lebih ringan dan sering terbangun di malam hari
    • Tidur siang lebih sering karena kurangnya tidur malam

    Perubahan ini wajar, tetapi kantuk yang berlebihan di siang hari, terutama jika mengganggu aktivitas harian, patut diwaspadai.

    2. Apa Itu Demensia?

    Demensia adalah gangguan fungsi otak yang menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, mengingat, dan berperilaku. Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia. Gejalanya berkembang secara perlahan dan semakin memburuk seiring waktu.

    3. Hubungan antara Kantuk Berlebihan dan Demensia

    Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kantuk di siang hari dan peningkatan risiko demensia. Hal ini diduga disebabkan oleh:

    • Penumpukan plak beta-amyloid di otak yang mengganggu fungsi saraf
    • Gangguan tidur kronis seperti sleep apnea yang memengaruhi kualitas tidur
    • Perubahan fungsi otak yang memengaruhi kewaspadaan dan ritme sirkadian

    Menurut studi dari Mayo Clinic dan beberapa lembaga riset lainnya, orang tua yang mengeluhkan rasa kantuk berlebihan di siang hari cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif.

    4. Kapan Harus Waspada?

    Rasa kantuk biasa berbeda dengan kantuk yang menjadi sinyal gangguan. Anda perlu waspada jika:

    • Rasa kantuk mengganggu aktivitas harian
    • Sering tertidur tanpa sadar di siang hari
    • Sulit tetap terjaga meski cukup tidur malam
    • Disertai gangguan memori atau kebingungan

    Jika mengalami gejala-gejala di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

    5. Langkah Pencegahan dan Penanganan Dini

    Untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah risiko demensia:

    • Jaga pola tidur yang konsisten
    • Hindari konsumsi kafein dan alkohol berlebihan di malam hari
    • Rutin berolahraga dan menjaga aktivitas sosial
    • Konsumsi makanan bergizi seimbang yang mendukung fungsi otak
    • Periksakan kondisi medis lain yang mungkin memengaruhi tidur, seperti sleep apnea atau depresi

    Kesimpulan

    Mengantuk berlebihan di usia tua bukan selalu tanda demensia, tetapi bisa menjadi gejala awal yang perlu diperhatikan. Dengan deteksi dini dan gaya hidup sehat, risiko demensia dapat ditekan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika Anda atau orang terdekat mengalami perubahan pola tidur yang mencurigakan.

  • Dampak Kurang Tidur terhadap Kesehatan dan Kecantikan Kulit

    Dampak Kurang Tidur terhadap Kesehatan dan Kecantikan Kulit

    dampak kurang tidur

    Tidur yang cukup bukan hanya penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga sangat berpengaruh pada kondisi kulit. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan kecantikan, seperti kulit kusam, munculnya garis halus, hingga peningkatan risiko peradangan. Oleh karena itu, memahami dampak kurang tidur pada kulit serta cara mengatasinya sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit.

    1. Dampak Kurang Tidur terhadap Kesehatan Kulit

    Saat tidur, tubuh melakukan regenerasi sel, termasuk sel-sel kulit. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini dan menyebabkan berbagai masalah kulit, di antaranya:

    • Kulit Kusam dan Tidak Bercahaya: Tidur yang tidak cukup menghambat sirkulasi darah, sehingga kulit terlihat lebih pucat dan tidak bercahaya.
    • Munculnya Lingkaran Hitam di Bawah Mata: Kurang tidur menyebabkan pembuluh darah di bawah mata melebar, sehingga area sekitar mata tampak gelap dan membengkak.
    • Peningkatan Tanda Penuaan Dini: Saat tidur, tubuh memproduksi kolagen yang penting untuk elastisitas kulit. Kurang tidur dapat mengurangi produksi kolagen, sehingga meningkatkan risiko munculnya garis halus dan kerutan.
    • Kulit Lebih Kering dan Rentan Iritasi: Tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan kelembapan kulit. Jika kurang tidur, produksi minyak alami kulit terganggu, sehingga kulit menjadi lebih kering dan mudah teriritasi.
    • Munculnya Jerawat dan Peradangan: Kurang tidur dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang dapat memicu produksi minyak berlebih dan peradangan pada kulit, menyebabkan jerawat lebih sering muncul.

    2. Dampak Kurang Tidur terhadap Kesehatan Secara Umum

    Selain berdampak pada kulit, kurang tidur juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti:

    • Menurunnya Sistem Imun: Kurang tidur membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit karena sistem imun tidak bekerja secara optimal.
    • Gangguan Hormon: Hormon yang mengatur rasa lapar dan metabolisme dapat terganggu, meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
    • Stres dan Gangguan Mood: Kurang tidur dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang berujung pada peningkatan stres, kecemasan, bahkan depresi.
    • Penurunan Fungsi Otak: Kurang tidur mempengaruhi daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan berpikir.

    3. Cara Mengatasi dan Mencegah Dampak Kurang Tidur

    Agar kulit tetap sehat dan tubuh berfungsi optimal, penting untuk menerapkan kebiasaan tidur yang baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

    Menciptakan Rutinitas Tidur yang Teratur

    • Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.
    • Menghindari tidur terlalu larut agar tubuh memiliki waktu istirahat yang cukup.

    Mengurangi Paparan Layar Sebelum Tidur

    • Cahaya biru dari layar ponsel dan komputer dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang membantu tidur.
    • Sebaiknya berhenti menggunakan gadget setidaknya 30-60 menit sebelum tidur.

    Membuat Lingkungan Tidur yang Nyaman

    • Gunakan kasur dan bantal yang nyaman.
    • Pastikan suhu ruangan tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
    • Redupkan lampu untuk menciptakan suasana yang lebih rileks.

    Menghindari Kafein dan Makanan Berat Sebelum Tidur

    • Kafein dapat mengganggu siklus tidur, jadi hindari minuman berkafein seperti kopi dan teh sebelum tidur.
    • Makan malam yang terlalu berat juga bisa membuat tidur kurang nyenyak.

    Melakukan Relaksasi Sebelum Tidur

    • Teknik seperti meditasi, membaca buku, atau mendengarkan musik yang menenangkan dapat membantu tubuh lebih rileks dan mudah tertidur.

    Kesimpulan

    Kurang tidur bukan hanya berdampak pada kesehatan tubuh, tetapi juga dapat mempercepat penuaan kulit, membuat kulit kusam, serta meningkatkan risiko jerawat dan peradangan. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pola tidur yang sehat agar kulit tetap bercahaya dan tubuh tetap bugar. Dengan tidur yang cukup, kesehatan dan kecantikan kulit akan tetap terjaga, serta tubuh dapat berfungsi secara optimal setiap harinya.

  • Mengatasi Insomnia Secara Alami: Tips untuk Tidur Nyenyak

    Mengatasi Insomnia Secara Alami: Tips untuk Tidur Nyenyak

    Insomnia adalah gangguan tidur yang sering kali membuat penderitanya kesulitan untuk tidur nyenyak. Gangguan ini tidak hanya menyebabkan kelelahan fisik tetapi juga memengaruhi kesehatan mental, seperti stres dan kecemasan. Bahkan, jika dibiarkan berlarut-larut, insomnia dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan jantung. Oleh karena itu, penting untuk menemukan solusi alami untuk mengatasi insomnia tanpa bergantung pada obat tidur. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk membantu Anda mendapatkan tidur yang berkualitas.

    1. Tetapkan Jadwal Tidur yang Konsisten

    Tubuh kita memiliki sistem alami yang disebut ritme sirkadian, yaitu jam biologis yang mengatur siklus tidur dan bangun. Untuk mendukung ritme ini, usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan. Konsistensi dalam jadwal tidur akan melatih tubuh Anda untuk mengantuk pada waktu yang sama setiap malam, sehingga membantu mengurangi gangguan tidur.

    Namun, jika Anda sulit tidur, jangan paksakan diri untuk tetap berbaring di tempat tidur. Bangun dan lakukan aktivitas yang menenangkan, seperti membaca buku atau mendengarkan musik, sampai Anda merasa mengantuk kembali.

    2. Hindari Konsumsi Kafein dan Stimulan Lainnya

    Kafein adalah salah satu penyebab utama sulit tidur, terutama jika dikonsumsi di sore atau malam hari. Zat ini dapat bertahan dalam tubuh selama beberapa jam, yang berarti secangkir kopi di sore hari masih dapat memengaruhi kualitas tidur Anda di malam hari. Selain kopi, teh, cokelat, dan minuman berenergi juga mengandung kafein. Untuk tidur yang lebih baik, batasi konsumsi kafein hingga sebelum jam 2 siang.

    Begitu pula dengan nikotin dalam rokok, yang juga dapat merangsang sistem saraf dan mengganggu tidur. Jika memungkinkan, hindarilah kebiasaan merokok, terutama sebelum tidur.

    3. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman

    Lingkungan tidur memainkan peran penting dalam membantu Anda tertidur. Pastikan kamar tidur Anda nyaman, tenang, dan bebas gangguan. Atur suhu kamar agar sejuk, karena suhu tubuh cenderung menurun saat tidur, yang membantu menciptakan rasa kantuk. Selain itu:

    • Gunakan tirai gelap untuk memblokir cahaya dari luar.
    • Pastikan tempat tidur Anda memiliki kasur dan bantal yang mendukung kenyamanan.
    • Kurangi kebisingan dengan alat bantu seperti penutup telinga atau suara putih (white noise).

    Anda juga bisa mencoba menggunakan lampu redup atau lilin aromaterapi dengan aroma lavender, yang dikenal mampu menenangkan pikiran dan membantu tidur lebih cepat.

    4. Batasi Penggunaan Perangkat Elektronik

    Paparan cahaya biru dari perangkat seperti ponsel, tablet, dan komputer dapat menekan produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh bersiap untuk tidur. Untuk mengurangi dampaknya, hindari penggunaan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur. Sebagai gantinya, lakukan aktivitas yang lebih rileks seperti membaca buku fisik, menggambar, atau bermeditasi.

    Jika Anda harus menggunakan perangkat di malam hari, aktifkan mode malam (night mode) atau gunakan kacamata anti cahaya biru untuk mengurangi paparan cahaya yang mengganggu.

    5. Perhatikan Pola Makan Sebelum Tidur

    Makanan yang Anda konsumsi sebelum tidur dapat memengaruhi kualitas istirahat Anda. Hindari makan malam berat atau makanan tinggi lemak menjelang waktu tidur, karena proses pencernaan yang berat dapat mengganggu rasa kantuk. Sebaliknya, pilih camilan ringan seperti:

    • Pisang, yang mengandung magnesium dan triptofan untuk merelaksasi otot.
    • Almond, sebagai sumber melatonin alami.
    • Segelas susu hangat, yang dapat membantu menenangkan sistem saraf.

    Selain itu, perbanyak minum air putih sepanjang hari untuk menghindari dehidrasi, tetapi kurangi asupan cairan menjelang tidur agar tidak terlalu sering terbangun untuk buang air kecil.

    6. Lakukan Aktivitas Relaksasi

    Relaksasi adalah kunci untuk meredakan ketegangan tubuh dan pikiran sebelum tidur. Beberapa aktivitas yang dapat Anda coba meliputi:

    • Meditasi: Fokus pada pernapasan dalam dan perlahan untuk mengurangi stres.
    • Yoga: Lakukan gerakan ringan seperti pose anak (child’s pose) atau pose kupu-kupu untuk merilekskan tubuh.
    • Aromaterapi: Menghirup aroma seperti chamomile, lavender, atau sandalwood dapat membantu menginduksi rasa kantuk.

    Mandi air hangat juga bisa menjadi pilihan untuk merilekskan otot dan menurunkan suhu tubuh, yang secara alami mempersiapkan Anda untuk tidur.

    7. Rutin Berolahraga

    Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan. Olahraga membantu mengurangi stres dan kelelahan, yang sering kali menjadi penyebab insomnia. Namun, hindari berolahraga intens di malam hari, karena hal ini dapat meningkatkan hormon adrenalin yang membuat tubuh lebih aktif dan sulit untuk rileks.

    8. Kurangi Tidur Siang

    Tidur siang yang terlalu lama dapat mengganggu ritme tidur malam Anda. Jika Anda merasa perlu tidur siang, batasi durasinya hingga 20-30 menit dan lakukan sebelum jam 3 sore. Tidur siang singkat akan membantu menyegarkan tubuh tanpa memengaruhi kantuk di malam hari.

    9. Ketahui Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

    Jika Anda sudah mencoba berbagai cara tetapi insomnia tetap mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Insomnia kronis sering kali membutuhkan penanganan khusus, seperti terapi perilaku kognitif atau pengobatan tertentu, tergantung pada penyebabnya.

    Kesimpulan

    Tidur adalah kebutuhan dasar yang sangat penting untuk kesehatan tubuh dan pikiran. Dengan menerapkan kebiasaan yang mendukung tidur berkualitas, Anda dapat mengatasi insomnia secara alami tanpa bergantung pada obat tidur. Ingatlah bahwa perubahan gaya hidup memerlukan waktu, jadi bersabarlah dan konsisten dalam mencoba langkah-langkah di atas. Tubuh yang cukup istirahat akan memberikan energi, fokus, dan kebahagiaan yang lebih baik setiap harinya.

  • Mengenal Pentingnya Tidur Berkualitas untuk Kesehatan Tubuh

    Mengenal Pentingnya Tidur Berkualitas untuk Kesehatan Tubuh

    tidur berkualitas

    Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang sering kali diabaikan. Padahal, tidur berkualitas memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional. Kurang tidur dapat berdampak buruk pada produktivitas, sistem kekebalan tubuh, hingga risiko penyakit kronis.

    Mengapa Tidur Berkualitas Itu Penting?

    Tidur bukan hanya tentang mengistirahatkan tubuh, tetapi juga memberi waktu bagi otak dan organ lain untuk memperbaiki diri. Selama tidur, tubuh melakukan proses regenerasi, seperti memperbaiki jaringan, memperkuat memori, dan mengatur hormon.

    1. Meningkatkan Konsentrasi dan Produktivitas

    Tidur berkualitas membantu otak memproses informasi, meningkatkan fokus, dan memperkuat ingatan. Kurang tidur dapat membuat seseorang sulit berkonsentrasi, sehingga berdampak pada kinerja sehari-hari.

    2. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh

    Selama tidur, tubuh memproduksi protein yang disebut sitokin, yang membantu melawan infeksi dan peradangan. Tidur yang cukup memperkuat kemampuan tubuh melawan penyakit.

    3. Mengurangi Risiko Penyakit Kronis

    Kurang tidur yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Tidur yang cukup membantu mengatur tekanan darah dan kadar gula darah.

    4. Menjaga Keseimbangan Emosional

    Tidur yang tidak cukup dapat memengaruhi suasana hati, menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi. Sebaliknya, tidur berkualitas membantu menjaga keseimbangan emosi.

    Tips untuk Mendapatkan Tidur Berkualitas

    1. Tetapkan Jadwal Tidur: Usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
    2. Ciptakan Lingkungan Tidur Nyaman: Pastikan kamar gelap, sejuk, dan tenang. Gunakan kasur dan bantal yang nyaman.
    3. Batasi Paparan Layar: Hindari penggunaan gadget atau menonton TV setidaknya 1 jam sebelum tidur. Cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu tidur.
    4. Hindari Kafein di Malam Hari: Minuman berkafein seperti kopi dan teh dapat mengganggu kualitas tidur.
    5. Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik membantu tubuh lebih rileks saat malam hari, tetapi hindari olahraga berat sebelum tidur.

    Berapa Lama Durasi Tidur yang Dibutuhkan?

    Kebutuhan tidur bervariasi sesuai usia:

    • Bayi: 14–17 jam per hari.
    • Anak-anak: 9–11 jam per hari.
    • Dewasa: 7–9 jam per hari.
    • Lansia: 7–8 jam per hari.

    Kesimpulan

    Tidur berkualitas adalah kunci kesehatan yang sering terabaikan. Dengan memberikan perhatian pada pola tidur, Anda tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga mencegah berbagai masalah kesehatan. Mulailah dengan membangun kebiasaan tidur yang baik untuk tubuh dan pikiran yang lebih sehat.

  • Mengenal Melatonin Si Hormon Tidur yang Bantu Terlelap

    Mengenal Melatonin Si Hormon Tidur yang Bantu Terlelap

    “Melatonin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar kecil yang ada di otak, berfungsi untuk mengatur dan memberi sinyal untuk tidur. Selain diproduksi secara alami dalam tubuh, hormon ini juga bisa kamu dapatkan dengan mudah dalam bentuk suplemen yang bisa dikonsumsi.”

    Mengenal Melatonin Si Hormon Tidur yang Bantu Terlelap

    Melatonin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh kelenjar pineal yang terdapat di dalam otak. Secara umum, melatonin bekerja dengan cara memberi sinyal ke otak, terkait kapan waktu untuk tidur dan kapan waktu terjaga. 

    Biasanya hormon ini lebih banyak diproduksi di malam hari, sehingga membantu tubuh untuk terlelap. Selain diproduksi secara alami, hormon ini juga bisa kamu dapatkan dalam bentuk suplemen. Tujuannya untuk membantu mengatasi berbagai gangguan tidur, salah satunya insomnia. 

    Nah, supaya lebih jelas, ketahui lebih lanjut mengenai hormon melatonin pada artikel berikut ini!

    Cara Kerja Hormon Melatonin dalam Tubuh 

    Melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar di dalam otak. Produksi hormon ini biasanya menjadi lebih aktif di malam hari, karena fungsi utamanya untuk membantu tubuh terlelap. 

    Sedangkan di siang hari, tubuh biasanya hanya memproduksi hormon ini dalam jumlah yang lebih sedikit, sehingga tubuh akan tetap terjaga dan bisa beraktivitas dengan maksimal. 

    Namun tak jarang, pada kondisi tertentu, produksi hormon mengalami masalah, yang memicu sejumlah gangguan tidur. 

    Masalah produksi hormon biasanya terjadi karena banyak faktor. Hal ini tergantung dari kinerja hormon melatonin, kondisi tubuh, radiasi elektromagnetik, hingga cahaya yang dipancarkan dari lampu tidur. 

    Konsumsi Suplemen untuk Mengatasi Gangguan Tidur

    Hormon melatonin diproduksi di kelenjar pineal, yang letaknya di bagian tengah otak. Menurut penelitian ada sejumlah makanan yang bisa jadi sumber melatonin terbaik bagi tubuh. Antara lain buah ceri, goji berry, susu, telur, ikan, hingga kacang-kacangan. 

    Namun selain dari makanan, melatonin juga bisa kamu dapatkan dalam bentuk suplemen yang terbuat dari bahan sintetis. Biasanya ini dibutuhkan pada orang yang mengalami gangguan tidur atau mengalami masalah produksi hormon melatonin. 

    Namun perlu diingat, penggunaan suplemen melatonin untuk mengatasi masalah tidur hanya boleh dilakukan dengan resep dokter. Sembarang dalam mengonsumsi obat justru dikhawatirkan bisa memicu berbagai gangguan kesehatan hingga memicu efek samping yang parah. 

    Penggunaan suplemen melatonin bisa membantu mengatasi jenis gangguan, seperti insomnia, delayed sleep-wake phase syndrome (DSWPD), jet lag, perubahan jam tidur karena shift kerja, serta pola tidur yang mendadak berubah karena faktor tertentu. 

    Manfaat Lainnya dari Suplemen Melatonin 

    Selain membantu mengatasi gangguan tidur, konsumsi suplemen ini juga disebut bisa membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan. 

    Suplemen melatonin dipercaya bisa membantu meredakan nyeri, mengontrol dan menurunkan tekanan darah, mengendalikan rasa cemas, menjaga kesehatan dan fungsi mata serta mencegah risiko gangguan pada organ ini, meredakan gejala tinnitus, hingga membantu mengobati gangguan lambung. 

    Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat suplemen melatonin untuk gangguan-gangguan tersebut. 

    Selain itu, jenis supelem ini bisa saja tidak cocok untuk dikonsumsi oleh kelompok orang tertentu. Maka dari itu, selalu bicarakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen, terutama jika digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu. 

    Jika mengalami gejala susah tidur di malam hari, coba lakukan perubahan gaya hidup terlebih dahulu. Biasanya, konsumsi makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik bisa membantu memperbaiki pola tidur sehari-hari. 

    Namun, jika gangguan tidur semakin parah dan disertai dengan gejala penyakit tertentu, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. 

  • Bahaya Tidur Terlalu Lama

    Secara umum, tidur adalah cara terbaik untuk memulihkan kondisi tubuh agar jadi bugar lagi. Khususnya ketika tidur di malam hari, untuk bisa beraktivitas esok harinya. Kurang tidur bisa membuat kita sulit berkonsentrasi, menurunkan daya analisis, menghambat kreativitas, sampai memicu timbulnya penyakit-penyakit tertentu.

    Setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda, tergantung pada usia, aktivitas sehari-hari, gaya hidup, serta kondisi kesehatan. Waktu tidur ideal untuk orang dewasa antara 7 sampai 9 jam, sedangkan lanjut usia (lansia) membutuhkan waktu tidur ideal sekitar 7 hingga 8 jam. Meski demikian, kebutuhan tidur bisa berubah, tergantung seberapa baik kualitas tidur Anda.

    Kenapa kita bisa tidur terlalu lama?

    Para peneliti menjelaskan ada dua faktor yang bikin kita bisa tidur terlalu lama (terlalu lama di sini adalah lebih dari 9 jam), yaitu depresi dan status sosioekonomi rendah. Keduanya memberikan efek pada kondisi kesehatan kita secara langsung maupun tidak langsung.

    Orang yang memiliki status sosioekonomi rendah atau orang kurang mampu biasanya menghindari pergi ke rumah sakit atau ke dokter karena biaya yang mahal. Akibatnya, mereka cenderung mengabaikan gejala-gejala tubuh yang menandakan penyakit serius lain, yang salah satunya mungkin menyebabkan mereka tidur terlalu lama.

    Tapi pada dasarnya, waktu tidur kita juga tergantung pada usia dan tingkat aktivitas kita, juga dengan kondisi tubuh dan kebiasaan gaya hidup. Bagi orang yang menderita hypersomnia, tidur terlalu lama bukan diakibatkan kemalasan, namun memang merupakan gangguan medis.

    Hypersomnia membuat orang perlu tidur sangat lama, yang tidak bisa digantikan dengan tidur siang. Maka dari itu, ketika tidur malam, orang yang menderita hipersomnia butuh waktu yang lebih lama dibandingkan orang normal. Akibatnya, mereka bisa mengalami gejala kecemasan, loyo, dan masalah ingatan karena waktu tidur yang sangat lama.

    Sleep apnea obstruktif, gangguan yang menyebabkan seseorang untuk berhenti bernafas sejenak saat tidur, juga bisa membuat meningkatnya kebutuhan untuk tidur. Ini karena sleep apnea mengganggu siklus tidur normal.

    Bagaimana dengan terlalu banyak tidur?

    Mungkin di antara Anda ada yang berpikir “mana mungkin?” karena merasa selalu kurang tidur. Coba Anda ingat-ingat, padatnya jadwal seringkali membuat Anda harus tidur larut malam dan bangun pagi. Karenanya, akhir pekan merupakan waktu dimana Anda ‘balas dendam’ dengan tidur seharian. Hati-hati, karena inilah efek dari waktu tidur yang terlalu lama. Seperti dilansir dari HuffingtonPost.com, Senin (16/2/2015).

    1. Tidur terlalu banyak bisa meningkatkan resiko depresi

      studi pada tahun 2014 membuktikan, seseorang yang tidur terlalu lama mengalami peningkatan gejala depresi. Partisipan studi yang tidur selama tujuh sampai sembilan jam semalam terbukti mengalami 27 persen gejala depresi, sedangkan mereka yang tidur lebih dari sembilan jam mengalami 49 persen.

    2. Bisa melemahkan fungsi otak

      Studi pada tahun 2012 menemukan bahwa diantara wanita usia lanjut, tidur terlalu lama memperburuk fungsi otak pada jangka waktu 6 tahun.

    3. Akan susah hamil

      Tahun 2013 lalu, sebuah tim riset asal Korea menganalisis kebiasaan tidur pada 650 wanita yang mengikuti perawatan kesuburan. Hasilnya, jumlah kehamilan tertinggi ditemukan pada kelompok wanita yang tidur selama tujuh sampai delapan jam per malam, dan terendah pada kelompok wanita yang tidur lebih dari sembilan jam. Waktu tidur memang mempunyai pengaruh pada perubahan hormon dan siklus menstruasi.

    4. Meningkatkan resiko diabetes

      Dalam sebuah penelitian dari Quebec, tim riset menemukan bahwa orang-orang yang tidur lebih dari delapan jam per malam memiliki resiko terkena diabetes tipe dua dibanding mereka yang lebih singkat waktu tidurnya.

    5. Bisa mengakibatkan naiknya berat badan

      Tim riset yang sama juga memantau berat badan para orang dewasa Quebec selama enam tahun tersebut. Hasilnya, mereka yang tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak rata-rata mengalami kenaikan berat badan sebanyak 5 kilogram, walaupun aktifitas fisik dan asupan makanannya sama.

    6. Bisa berakibat pada jantung

      Menurut riset yang dilakukan oleh American College of Cardiology tahun 2012 lali, tidur lebih dari delapan jam per malam mempunyai kaitan dengan meningkatnya resiko masalah jantung. Riset itu mengumpulkan lebih dari 3000 orang dan menemukan bahwa mereka yang tidur lama memiliki resiko terkena angina dua kali lebih banyak.

    7. Tidur terlalu banyak bisa mengakibatkan kematian lebih awal

      Dirangkum dari 16 studi berbeda pada tahun 2010, riset menunjukkan ada peningkatan resiko kematian lebih awal, dari keseluruhan kasus, pada mereka yang tidur terlalu sedikit atau terlalu banyal. Tidur lebih dari 8 jam per malam diasosiasikan dengan 1,3 kalo resiko kematian lebih banyak diantara 1.382.999 partisipan.

    Terlalu banyak tidur juga menimbulkan efek yang kurang lebih sama dengan kurang tidur. Ditambah lagi, kurang tidur juga meningkatkan risiko berbagai penyakit, bahkan kematian.

    1. Cepat lupa

    Tidur baik untuk memperkuat kemampuan mengingat. Namun, kalau Anda tidur lebih dari 9 jam per hari, Anda justru akan merasakan dampak sebaliknya. Tidur berlebihan atau terlalu lama akan memperlambat fungsi sel otak, sehingga memperlihatkan tanda-tanda kepikunan.

    1. Depresi

    Banyak studi yang mempelajari masalah ini, bahkan para ahli menyebutkan 15% penderita depresi suka tidur terlalu lama. Beberapa di antaranya menyatakan penderita depresi cenderung tidur lebih lama daripada orang normal. Sayangnya, tidur terlalu lama juga memperburuk masalah depresi orang tersebut.

    1. Sakit punggung

    Orang yang tidur terlalu lama cenderung bisa lebih sering menderita sakit punggung, kecuali bila tidur di kasur khusus yang disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. Namun, bila Anda merasa tidak nyaman dan takut keadaan semakin buruk, sebaiknya Anda segera periksakan diri Anda ke dokter.

    1. Gangguan mental

    Depresi dan gangguan tidur seperti insomnia memiliki hubungan yang erat. Namun, sebanyak 15% penderita depresi juga mengalami masalah tidur terlalu lama. Tidur terlalu lama lebih sering terjadi pada penderita depresi dari usia dewasa muda atau mereka yang memiliki gangguan bipolar. Selain itu, tidur terlalu lama juga dapat menyebabkan gangguan memori, kecemasan, dan mudah lelah.

    Bagaimana caranya agar tidak tidur terlalu lama?

    Para ahli merekomendasikan Anda untuk bisa mengatur jam tidur dan jam bangun Anda pada waktu yang sama setiap hari. Mereka juga merekomendasikan Anda untuk mengurangi konsumsi kafein dan alkohol menjelang waktu tidur.

    Berolahraga secara teratur dan membuat kamar tidur Anda nyaman, bisa membuat tidur Anda lebih enak dan berkualitas, serta membantu Anda tidur dengan waktu normal.

    Pentingnya Memperhatikan Kualitas Tidur

    Untuk mendapatkan manfaat tidur yang sesungguhnya, maka kualitas tidur Anda harus diperbaiki. Tidur yang berkualitas belum tentu lama. Sebaliknya, tidur yang terlalu lama belum tentu berkualitas.

    Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas tidur Anda, sehingga Anda terhindar dari bahaya tidur terlalu lama.

    1. Membuat jadwal tidur

      Pastikan Anda tidur tepat waktu dan usahakan bangun sebelum matahari terbit. Patuhi jadwal itu, termasuk saat akhir pekan.

    2. Olahraga secara rutin

      Manfaat olahragadapat membantu Anda memperbaiki pola tidur sekaligus memperbaiki kualitas kesehatan Anda secara keseluruhan. Tetapi hindari olahraga sesaat sebelum tidur.

    3. Hindari kafein dan alkohol

      Sebaiknya enam jam sebelum tidur, tidak lagi mengonsumsi kafein. Selain kopi, kafein yang perlu dihindari juga termasuk teh, soda dan cokelat. Selain itu, hindari juga alkohol karena dapat menyebabkan Anda terbangun tengah malam atau mimpi buruk saat tidur.

    4. Buat suasana kamar tidur yang nyaman

      Kondisi kamar sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur Anda. Cobalah mulai mengatur kamar, mulai dari mengatur suhu, suara, dan cahaya lampu tidur. Agar tidur terasa nyaman, pastikan kasur Anda juga nyaman. Alat elektronik, seperti telepon seluler (ponsel), sebaiknya dimatikan minimal 2 jam sebelum tidur. Alat-alat tersebut dapat mengganggu jam tidur Anda.

    5. Batasi jam tidur siang

      Kebiasaan tidur siangbisa memengaruhi tidur malam. Membatasi jam tidur siang bisa membantu Anda menjaga kualitas tidur Anda pada malam hari.

    6. Tenangkan pikiran

      Agar tidur Anda berkualitas, usahakan agar selalu menenangkan pikiran Anda. Hindari kebiasaan memikirkan hal-hal yang berat sebelum tidur.

    Jika Anda sering tidur terlalu lama dan mulai terasa terganggu dengan kebiasaan itu, lebih baik segera berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan jalan keluar untuk mengatasinya, agar Anda bisa terhindar dari berbagai bahaya tidur terlalu lama.

    Semoga bermanfaat.

     

     

    Sumber :

    Hellosehat.com

    Alodokter.com

    Liputan6.com

  • Mengelola Aktivitas Pagi Agar tidak Stres!

    Berbagai macam kesibukan sehari-hari terkadang membuat stres. Tak heran beberapa orang pun merasa malas bahkan cenderung takut ketika akan menghadapi pagi.

    Kesibukan itu sebaiknya tak disikapi dengan rasa stres. Agar tidak menimbulkan stres, ada cara mengelola aktivitas yang benar di pagi hari. Dilansir The Guardian, ada lima kiat dalam menghadapi kesibukan di pagi hari tanpa harus mengalami stres.

     

    1. Siapkan segala kebutuhan pada malam sebelumnya

    Salah seorang dokter locum dan penulis The Food Medic, Hazel Wallace, menyarankan agar kegiatan di pagi hari tak terlalu repot, maka siapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada malam sebelumnya. Persiapkan segala kebutuhan mulai dari makan siang hingga menyusun pakaian yang akan dipakai keesokan harinya.

    Organisator profesional Vicky Silverthorn juga menyarankan untuk meninggalkan barang-barang yang diperlukan di depan pintu. Persiapan juga bisa dilakukan dengan menggunakan catatan tempel sebagai pengingat.

    Selanjutnya, periksa ramalan cuaca, perbarui kalender, dan merawat rutinitas di malam sebelumnya juga akan membantu Anda merasa lebih siap di pagi hari.

     

    1. Jangan tekan tombol tunda pada alarm

    Seorang profesor ilmu saraf di University of California, Matthew Walker, menyarankan agar tidak menekan tombol snooze atau tunda pada alarm. Sebab, hal itu akan  mengganggu kualitas tidur.

    Dia menyarankan untuk mengatur alarm di jadwal ketika benar-benar harus bangun. The Sleep Council, organisasi yang mempromosikan kebiasaan tidur yang sehat, memperingatkan bahwa tubuh mengalami lonjakan kortisol setiap kali alarm berbunyi.

    Jika kesulitan untuk tidak menekan tombol, tinggalkan alarm di ruangan sebelah. Tubuh harus benar-benar bangun dan menghampiri alarm untuk menghentikan bunyinya. Bangun dengan alarm cahaya atau getaran juga bisa memudahkan bangun dari tidur.

     

    1. Membereskan barang-barang

    Advokat Silverthorn memberikan saran untuk menyiapkan rutinitas dengan baik yaitu dengan menempatkan kunci dan barang-barang penting lainnya di tempat yang sama. Selain itu, disarankan untuk terus declutter atau mengurai barang-barang untuk memilih mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan.

    “Mengurai rumah juga bisa mengarah ke rutinitas yang lebih ramping. Semakin sedikit yang dimiliki semakin mudah untuk bertanggung jawab atas rumah, daripada barang itu menjadi sebuah tanggung jawab,” jelasnya.

     

    1. Siapkan sarapan

    Wallace membagikan pengalamannya mengelola rutinitas agar tak menjadi stres tetapi tetap sehat dengan sarapan. Dia membuat gandum sejak malam sebelumnya dengan jumlah yang agak banyak. Gandum itu menjadi sarapan dan juga makanan bekal untuk bekerja pada hari berikutnya.

    Sedangkan Silverthorn menyarankan diperlukan sistem di tempat seperti daftar periksa atau tempat teh dan kopi di dapur agar mudah mencarinya. Akan tetapi dia memperingatkan terhadap hal-hal yang rumit karena memiliki kemungkinan lebih kecil untuk bertahan dalam jangka panjang.

    “Jika anak-anak cukup besar untuk membuat sarapan sendiri, tinggalkan mangkuk dan makanan dalam jangkauan mereka untuk mendorong kemandirian. Dapur adalah pusat rumah. Jika itu di tempat yang tepat maka semuanya berjalan lebih lancar,” katanya.

     

    1. Ambil waktu sejenak

    Banyak dari kita lebih memilih untuk terus melakukan kegiatan rutin pagi hari agar waktu tak terbuang sia-sia. Ternyata, Silverthorn melihat hal itu merupakan sebuah kesalahan.

    Dia menyarankan untuk memulai hari dengan menjauhkan diri dari gawai setidaknya lima menit sambil membuat secangkir teh dan duduk untuk meminumnya dengan tenang. “Itu penting bagi saya setiap pagi. Lima menit untuk menyatukan pikiran. Mungkin itu sulit, tetapi lima menit bisa dilakukan,” kata dia.

    Wallace mengatakan rutinitas sehari-hari juga dapat mengurangi stres dengan beberapa penyesuaian. “Periksa penundaan, tinggalkan banyak waktu, kenakan sepatu yang nyaman dan siapkan buku atau podcast untuk perjalanan Anda,” jelas Wallace.

     

    Sumber : Republika.co.id