Tag: shalat

  • Manfaat Ibadah di Bulan Ramadhan dari Segi Kesehatan

    Dengan berpuasa Ramadhan secara benar, seseorang bisa kembali ke pola hidup sehat

    Dalam Islam, puasa Ramadhan adalah ibadah yang diwajibkan bagi mereka yang telah memenuhi syarat. Di satu sisi, salah satu Rukun Islam ini memiliki tujuan yang bersifat ruhaniah. Akan tetapi, di sisi lain, banyak juga manfaat berpuasa dari segi kesehatan. Bagaimanapun, tujuan puasa tetap yakni agar diri menjadi insan yang bertakwa–selaras dengan firman Allah SWT, surah al-Baqarah ayat 183.

    Puasa memberikan kesempatan kepada pengamalnya untuk mengurangi kebiasan-kebiasaan makan yang berlebihan atau gaya hidup yang tidak sehat. Ambil contoh, kegemaran memakan junk food yang banyak mengandung lemak. Atau, kebiasaan kurang gerak–ke mana-mana naik mobil, berjam-jam lamanya duduk di ruang ber-AC, naik turun gedung pakai lift, dan sebagainya.

    Dengan berpuasa secara benar, seseorang dapat kembali pada pola hidup sehat. Nilai manfaat puasa antara lain menjadi terapi bagi berbagai penyakit akibat gangguan metabolisme tubuh. Misalnya, diabetes melitus tahap dini, hypercholestrol (kelebihan lemak), kelebihan berat badan, dan hipertensi (darah tinggi).

    Tubuh Tetap Aktif

    Di bulan Ramadhan, selain berpuasa ada lagi ibadah yang marak dijumpai. Itulah shalat tarawih. Shalat yang dilakukan dalam jumlah rakaat banyak itu (11 atau 23) membuat tubuh bergerak setelah menerima asupan makanan kala berbuka puasa.

    Sejak pagi hingga siang hari, seseorang yang berpuasa membatasi asupan makanan, termasuk yang berlemak. Hal ini sudah bagus, tetapi lebih baik lagi dengan membuat tubuh tetap aktif. Gerakan-gerakan shalat tarawih bila dilakukan secara rutin akan membantu tubuh relaks, melatih ketahanan fisik, dan membakar kelebihan lemak dalam tubuh. Ya, gerakan-gerakan itu tak ubahnya berolahraga–kendati tentu saja nilai dan niat beribadah tetap diutamakan.

    Di luar itu, puasa Ramadhan tak berarti menghentikan aktivitas fisik. Olahraga tetap dianjurkan. Olahraga tak dilarang selama berpuasa, tetapi mesti mengetahui aturan-aturannya.

    Di antara jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan saat berpuasa adalah jalan kaki, bersepeda santai, tenis, joging, dan senam. Yang penting, berolah raga selama bulan puasa tak perlu berlebihan. Tak perlu sampai nafas terengah-engah.

     

    Sumber : Republika.co.id
  • Penduduk Surga Pun Menyesal

    Imam Thabrani dalam hadis hasan shahih-nya pernah menulis sepenggal kisah tentang surga. Surga digambarkan mempunyai tingkatan-tingkatan yang luasnya setara langit dan bumi.

    Suatu kali, setetes minyak harum dari seorang penduduk surga yang berada di atas jatuh menetes ke surga yang ada di bawahnya. Kejadian itu menghebohkan seisi surga yang ada di bawah.

    Pasalnya, aroma harum dari setetes minyak harum tersebut mengalahkan wangi-wangian seisi jagad di surga bawah itu. Penduduk surga yang ada di bawah bertanya-tanya, dari manakah wangi harum itu? Semerbak wangi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

    Dijawablah oleh malaikat penjaga surga, aroma yang sangat harum itu berasal dari tetesan minyak wangi dari seorang penduduk surga yang tinggal di atas mereka. Penduduk surga bawah itu pun makin penasaran, apa yang membuat orang tersebut bisa memasuki surga yang ada di atasnya? Betapa mulianya orang itu, hingga ditempatkan di surga yang ada di bagian atas.

    Malaikat pun menjawab. Amal ibadah si pemilik parfum itu pada dasarnya sama dengan orang-orang yang ada di surga bagian bawah. Namun bedanya, si pemilik parfum itu memiliki zikir yang lebih banyak dari engkau sebanyak satu kali. Maka, ia pun ditempatkan di surga yang lebih tinggi, lanjut malaikat itu.

    Saat itu, penyesalan pun meliputi penduduk surga yang di bawah. Mereka menyesal, mengapa sewaktu di dunia me reka menyia-nyiakan waktu. Andaikan saja, mereka mau lebih banyak untuk berzikir dan ber ibadah, tentu mereka bisa ditempatkan di surga yang lebih tinggi.

    Di Akhirat, penyesalan tidak hanya datang dari penghuni neraka saja. Hadis Riwayat Thabrani ini membuktikan, penduduk surga sekalipun akan menyesali diri di dalam surga. Mereka menyesal, mengapa tidak menyibukkan diri dengan ibadah.

    Mereka menyesal tidak disibukkan oleh urusan-urusan akhirat, kerja-kerja positif, ibadah, serta hal-hal kebaikan. Mereka beranggapan, mereka telah meremehkan akhirat yang saat itu mereka rasakan betapa besar nilainya. Hadis ini juga menunjukkan, betapa besarnya nilai sebuah zikir di hadapan Allah dan mendapat ganjaran yang besar.

    Dalam hadis lain disebutkan, Ada dua kalimat yang ringan di lidah tapi berat timbangannya (di Akhirat). Kalimat itu adalah, ‘sub hanallahi wabihamdihi’ dan subhanallahil ‘azhimi’. (HR Bukhari). Tidakkah hadis ini dapat memotivasi mereka yang ingin memburu akhirat? Jika sebuah zikir yang enteng di lidah saja di hargai dan diberi ganjaran sedemikian besar di akhirat, maka tentu ibadah-ibadah yang lebih berat akan mendapatkan ganjaran yang lebih berat pula.

    Bagaimana kiranya ganjaran bagi mereka yang menunaikan haji, shalat tahajud sepanjang malam, dan orang-orang yang berjihad/berperang di jalan Allah? Betapa besar pula ganjaran orang yang bersusah-payah menuntut ilmu, menghafal Alquran, mengabdikan diri pada kedua orang tua, dan berbagai aktivitas mulia lainnya.

    Tentu itu semua mendapatkan ganjaran lebih baik di sisi Allah SWT. Dalam hadisnya Rasulullah SAW bersabda, Bentengilah diri kalian dari api neraka, walau dengan sebutir kurma. (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim). Bayangkan saja, dengan bersedekah hanya sebuah biji kurma atau memberi makan orang berbuka puasa dengan sebuah biji kurma bisa menjadi tameng dari api neraka.

    Bagaimana pulalah kiranya mereka yang bersedekah dan membangun masjid, sekolah agama, fasilitas umum, dan sarana pendidikan? tentu mereka lebih terlindungi dari api neraka selama semua itu ikhlas karena Allah SWT semata.

    Sumber : Dialog Jumat Republika
  • Ramadhan Bagi Mereka yang Super Sibuk

    Apakah Anda super sibuk di bulan Ramadhan ini? Apakah Anda khawatir tidak bisa tarawih berjamaah ke masjid setiap hari? Anda juga khawatir tidak maksimal menunaikan ibadah sunnah lainnya? Ya, banyak orang mengalami kondisi seperti ini.

    Ibadah bisa dilakukan di mana saja dan dalam kondisi apa saja. Cobalah memasukkan tujuh rutinitas ini sepanjang bulan suci untuk menjadikan Ramadhan tetap terbaik untuk Anda, dilansir dari Productive Muslim, Rabu (23/5).

     

    Perbanyak istighfar

    Rajinlah istighfar dengan membaca astaghfirullah,  setiap Anda melakukan pekerjaan sehari-hari. Mulai dari mengemudi ke kantor, lembur sampai larut malam, dan saat berbuka puasa. Allah akan memberi jalan keluar dari setiap kesusahan yang dialami hamba-Nya yang suka memohon pengampunan. Allah juga akan memberikannya rezeki dari pintu yang tak hamba-Nya duga.

     

    Shalat tepat waktu

    Pastikan Anda shalat fardhu tepat waktu. Ambil lima menit dari jadwal sibuk Anda lima kali sehari untuk menunaikan kewajiban Anda terhadap Allah SWT. Abdullah Ibnu Masud RA berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdal? Beliau menjawab, shalat tepat pada waktunya.

     

    Proyek sosial Ramadhan

    Setiap kantor biasanya mempunyai agenda sosial khusus Ramadhan. Anda bisa melibatkan diri dalam kegiatan ini sembari bekerja. Anda juga bisa menyusun agenda untuk agenda Ramadhan yang terjadwal, misalnya satu setengah jam per pekan halaqa di masjid, sekali sepekan buka puasa dengan tetangga, atau mengunjungi orang tua yang sedang sakit. Sekecil apapun agenda sosial Ramadhan itu pasti berarti.

     

    Jangan tidur setelah sahur

    Setelah sahur, Anda mungkin berpikir waktunya tidur kembali. Meski matahari belum muncul, Anda bisa menggunakan energi pagi untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor yang sulit sebelum semua menumpuk dan berlarut-larut. Gunakan energi fajar untuk mengganti jam bekerja yang mungkin Anda gunakan untuk tidur siang.

     

     

    Sumber : Republika.co.id
  • Keajaiban Dunia Yang Tak Disadari

    Inilah Rahasia Mengapa Shalat Harus di Awal Waktu

    Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat fadhu di awal Seperti yang beliau sabdakan,”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah Swt.” (HR Bukhari & Muslim) 

    Ternyata anjuran tersebut ada hikmahnya. Menurut para ahli, setiap perpindahan waktu sholat, bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan, psikologis dan lainnya. Berikut ini kaitan antara shalat di awal waktu dengan warna alam.

    1. Waktu Subuh

    Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimal. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

    2. Waktu Zuhur

    Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

    3. Waktu Ashar

    Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat, rahim, ovarium/ indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

    4. Waktu Maghrib

    Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu penglihatan kita.

    5. Waktu Isya

    Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu Isya, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4 Hertz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat. Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar pituitarythalamus (struktur simetris garis tengah dalam otak yang fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam (tahajud).

    Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah Swt sehingga jika dilaksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Inilah hakikat mengapa Allah Swt mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNya. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNya amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat. Silahkan di share kepada keluarga dan teman-teman.

    (syaamilquran.com/ sumber: motivasi islami abadi)