Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bersepeda, baik di luar ruangan maupun menggunakan sepeda statis, dapat memberikan manfaat besar bagi penderita Parkinson. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga berpotensi membantu memulihkan koneksi saraf yang rusak akibat penyakit ini.
1. Parkinson dan Kerusakan Koneksi Saraf
Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf di otak, khususnya yang mengatur gerakan tubuh. Kerusakan ini mengganggu komunikasi antar sel saraf, sehingga memicu gejala seperti tremor, kekakuan otot, dan kesulitan bergerak.
2. Bagaimana Bersepeda Membantu?
Studi menemukan bahwa gerakan ritmis dan berulang saat bersepeda dapat menstimulasi otak untuk membentuk koneksi saraf baru atau memperkuat yang masih ada. Efek ini mirip dengan terapi rehabilitasi berbasis latihan fisik yang digunakan untuk pasien stroke.
3. Manfaat Bersepeda bagi Penderita Parkinson
Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Memperlambat perkembangan gejala motorik.
Menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.
Meningkatkan suasana hati dan kualitas hidup.
4. Tips Bersepeda untuk Penderita Parkinson
Mulai dengan durasi pendek, lalu tingkatkan secara bertahap.
Gunakan sepeda statis jika khawatir dengan risiko jatuh.
Lakukan di bawah pengawasan fisioterapis atau instruktur berpengalaman.
Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program bersepeda rutin.
Kesimpulan
Bersepeda bukan hanya olahraga menyenangkan, tetapi juga terapi potensial untuk membantu memulihkan koneksi saraf pada penderita Parkinson. Dengan latihan teratur dan pengawasan yang tepat, aktivitas ini dapat menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas hidup penderita.
Serat dikenal sebagai komponen penting dalam pola makan sehat. Nutrisi ini membantu melancarkan pencernaan, menjaga kadar gula darah, dan menurunkan risiko penyakit kronis. Namun, apakah benar semakin banyak serat yang kita konsumsi, semakin baik untuk kesehatan?
1. Manfaat Serat untuk Tubuh
Serat memiliki peran penting bagi kesehatan:
Melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Mengontrol kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan glukosa.
Menurunkan kolesterol dengan mengikat lemak dalam sistem pencernaan.
Membantu manajemen berat badan dengan memberikan rasa kenyang lebih lama.
2. Batas Aman Konsumsi Serat
Meskipun bermanfaat, konsumsi serat yang berlebihan dapat menimbulkan masalah, seperti:
Perut kembung dan gas berlebih.
Diare atau ketidaknyamanan perut.
Mengganggu penyerapan mineral tertentu seperti zat besi dan kalsium.
Menurut rekomendasi umum, kebutuhan serat harian adalah sekitar 25–38 gram untuk orang dewasa, tergantung usia dan jenis kelamin.
3. Sumber Serat yang Baik
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, konsumsi serat dari berbagai sumber:
Buah-buahan: apel, pir, jeruk.
Sayuran: brokoli, wortel, bayam.
Biji-bijian utuh: oatmeal, quinoa, roti gandum.
Kacang-kacangan: kacang merah, lentil, almond.
4. Tips Mengonsumsi Serat dengan Sehat
Tingkatkan konsumsi serat secara bertahap agar tubuh beradaptasi.
Perbanyak minum air untuk membantu kerja serat.
Kombinasikan serat larut dan tidak larut untuk manfaat optimal.
Kesimpulan
Serat adalah nutrisi penting yang mendukung kesehatan pencernaan dan menurunkan risiko penyakit. Namun, lebih banyak tidak selalu lebih baik. Konsumsi serat sesuai kebutuhan harian, seimbang, dan dari berbagai sumber adalah kunci untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Tiram adalah salah satu jenis kerang yang populer dikonsumsi di berbagai belahan dunia, terutama dihidangkan mentah atau dimasak ringan. Selain dikenal dengan rasa gurih dan teksturnya yang unik, tiram juga sering disebut sebagai makanan bergizi tinggi. Namun, benarkah tiram baik untuk kesehatan?
1. Kandungan Nutrisi Tiram
Tiram merupakan sumber nutrisi yang kaya, antara lain:
Protein berkualitas tinggi yang penting untuk perbaikan dan pembentukan jaringan tubuh.
Zat besi untuk membantu pembentukan sel darah merah.
Seng (zinc) yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan kesehatan reproduksi.
Vitamin B12 yang penting untuk fungsi saraf dan pembentukan DNA.
Omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung.
2. Manfaat Kesehatan Tiram
Konsumsi tiram dalam jumlah wajar dapat memberikan manfaat seperti:
Mendukung kesehatan jantung berkat kandungan omega-3.
Meningkatkan daya tahan tubuh berkat kandungan zinc yang tinggi.
Menunjang fungsi otak dan saraf melalui vitamin B12.
Membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia karena zat besinya.
3. Potensi Risiko Mengonsumsi Tiram
Meskipun menyehatkan, tiram juga memiliki risiko jika tidak diolah atau disajikan dengan benar:
Kontaminasi bakteri seperti Vibrio vulnificus yang bisa menyebabkan keracunan makanan, terutama jika dikonsumsi mentah.
Alergi makanan laut pada sebagian orang.
Kandungan logam berat jika tiram berasal dari perairan yang tercemar.
4. Tips Aman Mengonsumsi Tiram
Pastikan membeli tiram dari sumber terpercaya.
Jika ingin makan mentah, pastikan tiram disimpan pada suhu yang sesuai dan dikonsumsi segera.
Memasak tiram dapat mengurangi risiko infeksi bakteri.
Kesimpulan
Tiram adalah makanan bergizi tinggi yang dapat memberikan banyak manfaat kesehatan, terutama bagi jantung, otak, dan sistem kekebalan tubuh. Namun, penting untuk memperhatikan cara pengolahan dan sumbernya agar terhindar dari risiko kesehatan. Mengonsumsi tiram secara bijak dan dalam porsi yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan manfaat optimal.
Kucing adalah hewan peliharaan yang sangat populer, tetapi bagi sebagian orang, berdekatan dengan kucing bisa memicu reaksi alergi. Alergi terhadap bulu kucing merupakan salah satu jenis alergi yang cukup umum dan bisa mengganggu kenyamanan hidup jika tidak ditangani dengan baik. Artikel ini akan membahas gejala, penyebab, serta cara mengatasi alergi bulu kucing secara efektif.
1. Apa Itu Alergi Bulu Kucing?
Alergi bulu kucing sebenarnya bukan disebabkan oleh bulu itu sendiri, melainkan oleh protein yang ditemukan dalam air liur, urine, dan serpihan kulit mati (ketombe) kucing. Ketika kucing membersihkan tubuhnya dengan menjilati bulunya, protein tersebut menyebar ke bulu dan kemudian terbawa ke udara atau permukaan rumah.
2. Gejala Alergi Bulu Kucing
Gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung pada tingkat sensitivitas seseorang. Gejala umum antara lain:
Bersin dan hidung tersumbat
Mata merah, berair, dan gatal
Batuk atau sesak napas
Gatal-gatal pada kulit atau munculnya ruam
Asma atau gejala pernapasan yang memburuk pada penderita asma
3. Faktor Risiko
Seseorang lebih rentan mengalami alergi bulu kucing jika:
Memiliki riwayat keluarga dengan alergi atau asma
Terpapar kucing sejak usia dini
Memiliki sistem imun yang sensitif terhadap alergen
4. Cara Mengatasi dan Mencegah Alergi
a) Batasi Kontak Langsung dengan Kucing
Jika Anda memiliki alergi, sebisa mungkin hindari menyentuh atau memeluk kucing. Jika harus berinteraksi, segera cuci tangan dan wajah setelahnya.
b) Bersihkan Rumah Secara Rutin
Gunakan penyedot debu dengan filter HEPA untuk membersihkan bulu dan ketombe kucing dari karpet, sofa, dan tirai. Lap permukaan rumah secara teratur dan gunakan pembersih udara.
c) Gunakan Obat Alergi
Antihistamin atau dekongestan bisa membantu meredakan gejala alergi. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jenis obat yang paling sesuai.
d) Mandi dan Sisir Kucing Secara Teratur
Memandikan dan menyisir kucing dapat mengurangi jumlah alergen di bulunya. Namun, sebaiknya orang yang tidak alergi yang melakukan perawatan ini.
e) Buat Zona Bebas Kucing
Tentukan area tertentu di rumah, seperti kamar tidur, sebagai zona bebas kucing agar Anda bisa beristirahat tanpa risiko paparan alergen.
5. Apakah Harus Menjauh dari Kucing Selamanya?
Tidak selalu. Beberapa orang masih bisa hidup berdampingan dengan kucing selama mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Imunoterapi atau terapi desensitisasi juga bisa menjadi pilihan bagi yang mengalami alergi kronis namun tetap ingin memelihara kucing.
Kesimpulan
Alergi bulu kucing memang dapat mengganggu, tetapi bukan berarti Anda harus menjauhi hewan menggemaskan ini sepenuhnya. Dengan pengelolaan yang tepat, termasuk menjaga kebersihan lingkungan dan berkonsultasi dengan dokter, penderita alergi tetap bisa menikmati kebersamaan dengan kucing tanpa terganggu oleh gejala yang mengganggu.
Pantangan jantung bengkak penting untuk diketahui dan dijauhi oleh penderitanya guna mencegah perburukan kondisi. Beberapa pantangan umumnya berupa kebiasaan buruk, seperti makan makanan tinggi garam dan kurang tidur.
Jantung bengkak atau disebut juga kardiomegali dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan gangguan irama jantung. Beberapa kondisi tersebut bisa menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan otot jantung menebal, sehingga jantung membesar atau mengalami pembengkakan.
Agar kondisi jantung bengkak tidak makin memburuk, penderita kardiomegali perlu menghindari semua pantangan jantung bengkak dan menjalani pengobatan bila dianjurkan oleh dokter.
Beberapa Pantangan Jantung Bengkak
Selain menjalani pola hidup sehat, penderita jantung bengkak juga perlu memperhatikan hal-hal apa saja yang perlu dihindari. Berikut ini adalah beragam pantangan jantung bengkak:
1. Mengonsumsi makanan tinggi garam
Penderita jantung bengkak perlu menjalani diet rendah garam. Pasalnya, garam dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air sehingga tekanan darah pun meningkat dan memperparah jantung bengkak.
Meski garam menjadi pantangan bagi penderita jantung bengkak, Anda sebetulnya tetap dapat mengonsumsinya dalam jumlah terbatas, yaitu kurang dari 5 gram atau kurang dari 1 sendok teh per harinya.
2. Makan makanan berlemak
Mengonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan, makanan cepat saji, dan makanan olahan, juga menjadi pantangan bagi penderita jantung bengkak. Makanan berlemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh yang bisa merusak pembuluh darah dan memperburuk gangguan pada jantung.
3. Mengonsumsi banyak gula
Makanan yang mengandung banyak gula, seperti teh manis, kue, dan permen, perlu dihindari oleh orang yang mengalami pembengkakan jantung. Asupan gula berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes yang akhirnya mengganggu kerja jantung.
Selain gula, penderita kardiomegali juga perlu mengurangi asupan karbohidrat sederhana lain, seperti sirup, tepung kastor, dan karamel. Sebaliknya, karbohidrat kompleks lebih dianjurkan untuk penderita jantung bengkak. Nutrisi tersebut bisa diperoleh dari kentang, oatmeal, singkong, dan roti gandum.
4. Merokok
Pantangan jantung bengkak selanjutnya adalah merokok. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa zat dan senyawa aktif dalam rokok serta asapnya, seperti nikotin dan karbon monoksida, dapat menurunkan fungsi jantung sehingga memperparah kondisi jantung bengkak.
5. Minum minuman beralkohol
Mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol juga sebaiknya dihindari oleh penderita jantung bengkak. Minuman beralkohol dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh yang akhirnya menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, sehingga berdampak buruk pada fungsi jantung.
6. Kurang tidur
Pantangan jantung bengkak yang tidak kalah penting lainnya adalah kurang tidur. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Selain menjauhi pantangan di atas, orang yang mengalami kardiomegali juga perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah masalah pada jantungnya makin memburuk, seperti:
Berolahraga secara rutin
Memperbanyak asupan serat, seperti buah dan sayur
Mencukupi asupan gizi seimbang
Menjaga berat badan tetap ideal
Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan meditasi dan menjalani hobi
Selain menjalani pola hidup sehat dan menghindari pantangan jantung bengkak, penderitanya juga perlu menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter, misalnya mengonsumsi obat jantung bengkak secara teratur dan memeriksakan diri secara berkala ke dokter guna mencegah kondisi jantung makin memburuk.
Jika Anda memiliki riwayat jantung bengkak atau penyakit jantung tertentu dan mengalami tanda-tanda, seperti nyeri dada seperti ditimpa beban berat yang berlangsung lama, sesak napas, lemas, dan muntah, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan medis segera.
Air minum yang layak konsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, seperti tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengandung zat berbahaya. Kriteria ini penting untuk diketahui agar terhindar dari masalah kesehatan akibat konsumsi air minum yang tidak layak.
Konsumsi air minum yang cukup setiap harinya penting dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Ini karena air minum membawa banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari mencegah dehidrasi, menjaga suhu tubuh tetap normal, melindungi jaringan tubuh, hingga menjaga kesehatan tulang dan sendi.
Namun, perhatikan kualitas air minum yang akan dikonsumsi. Ini penting dilakukan karena mengonsumsi air yang tidak layak bisa membuat Anda berisiko terkena penyakit, seperti diare, kolera, dan tifus.
Bahkan, Anda juga berpeluang untuk terkena penyakit kanker jika kerap meminum air yang telah terpapar bahan kimia.
Kriteria Air Minum yang Layak Konsumsi
Kriteria air minum yang sehat dan layak konsumsi dapat berbeda-beda di beberapa negara. Namun, menurut WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, air minum layak konsumsi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Tidak memiliki bau, warna, dan rasa
Kriteria air minum ini dapat dinilai dengan mudah oleh indra manusia. Air yang aman dan layak konsumsi adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa atau tawar.
Anda perlu menghindari konsumsi air minum yang terlihat tidak jernih atau keruh, berbau tidak sedap, atau terasa aneh, karena menjadi tanda bahwa air miinum tersebut sudah terkontaminasi kuman, bakteri, atau bahan kimia berbahaya yang bisa menimbulkan penyakit.
2. Tidak berada dalam suhu tinggi
Suhu merupakan salah satu ukuran penting dalam menentukan apakah air minum tersebut layak konsumsi atau tidak. Ini karena sumber air minum yang terpapar suhu tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme dan membuat air minum tercemar.
Contohnya adalah beberapa jenis bakteri Coliform yang dapat tumbuh dan berkembang saat air minum berada pada suhu 37°C. Sementara itu, jumlah bakteri Escherichia Coli dapat meningkat pada air yang bersuhu 44,2°C.
3. Tidak mengandung mikroorganisme berbahaya
Masih berkaitan dengan kriteria sebelumnya, air minum yang layak konsumsi adalah tidak mengandung mikroorganisme berbahaya bagi kesehatan tubuh, seperti Escherichia Coli dan Salmonella, yang bisa menyebabkan diare.
Meski sulit untuk melihatnya secara langsung, tetapi konsumsi air minum yang mengandung mikroorganisme dapat Anda hindari dengan menjauhkan sumber air minum dari toilet dan tempat pembuangan sampah serta hindari dari sinar matahari.
Selain itu, jika Anda mengonsumsi air minum kemasan, pastikan air minum tersebut memiliki izin edar dari BPOM, masih tersegel dengan baik, kemasannya tidak rusak, dan disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
4. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya
Selain mikroorganisme, air minum juga tidak boleh mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti arsenik, amonia, benzena, timbal, dan merkuri.
Konsumsi air minum dengan kandungan bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, kerusakan ginjal, gangguan pada sistem reproduksi, serta gangguan perkembangan mental dan fisik.
Keberadaan bahan kimia berbahaya dalam air minum sekilas dapat diketahui dari bau dan rasanya. Air minum yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti logam berat, biasanya memiliki bau yang menyengat dan terasa seperti logam.
5. Memiliki pH air 6.5–8.5
Meskipun pH air minum tidak memiliki dampak secara langsung terhadap kesehatan tubuh, tetapi pH merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan kualitas air minum.
Air dengan pH yang terlalu rendah biasanya lebih mudah tercemar polutan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu, air jenis ini juga dapat menyebabkan korosi atau karat pada saluran air minum yang nantinya membuat air tersebut terkontaminasi dan tidak layak konsumsi.
Sementara itu, air alkali atau air basa dengan pH 8 atau 9 biasanya tidak memberikan dampak buruk untuk kesehatan. Meski begitu, mengonsumsi air dengan pH yang terlalu tinggi berisiko menyebabkan alkalosis. Kondisi ini biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, dan diare.
Kriteria air minum yang layak konsumsi di atas dapat membantu Anda terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh air minum yang telah terkontaminasi. Dengan demikian, kesehatan tubuh Anda dan keluarga pun tetap terjaga. Guna menjaga kebersihan dan kualitas air minum, Anda juga bisa menggunakan filter air.
Selain dengan minum air yang layak konsumsi, Anda juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, serta tidak merokok untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah serangan berbagai penyakit.
Gondongan atau dalam istilah medis dikenal sebagai parotitis adalah infeksi virus yang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis, yaitu kelenjar penghasil air liur yang terletak di dekat telinga. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya. Meskipun terlihat ringan, gondongan bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar.
1. Penyebab Gondongan
Gondongan disebabkan oleh virus mumps, yang termasuk dalam keluarga paramyxovirus. Penularannya sangat mudah terjadi melalui:
Percikan air liur dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi
Berbagi alat makan dan minum
Menyentuh benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mulut atau hidung
Masa inkubasi virus ini berkisar antara 16 hingga 18 hari setelah terpapar.
2. Gejala Umum Gondongan
Gejala gondongan biasanya berkembang secara bertahap dan meliputi:
Pembengkakan di satu atau kedua sisi wajah (dekat telinga)
Nyeri saat mengunyah atau menelan
Demam ringan hingga tinggi
Sakit kepala
Kelelahan
Kehilangan nafsu makan
Nyeri otot
Penting diketahui bahwa sebagian orang bisa terinfeksi virus gondongan tanpa menunjukkan gejala apapun, namun tetap bisa menularkannya ke orang lain.
3. Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Walaupun jarang, gondongan bisa menyebabkan komplikasi serius seperti:
Orchitis (radang testis) pada pria dewasa, yang bisa mengganggu kesuburan
Ooforitis (radang ovarium) pada wanita
Meningitis (radang selaput otak)
Pankreatitis (radang pankreas)
Kehilangan pendengaran permanen (sangat jarang)
4. Penanganan Gondongan
Karena disebabkan oleh virus, gondongan tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Pengobatan difokuskan pada meredakan gejala dan mempercepat pemulihan:
Istirahat yang cukup
Konsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
Kompres dingin pada area yang bengkak
Obat penurun demam dan pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen
Hindari makanan asam yang bisa merangsang produksi air liur dan menambah nyeri
5. Pencegahan Gondongan
Cara paling efektif untuk mencegah gondongan adalah dengan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella). Vaksin ini diberikan dua kali, biasanya saat anak berusia 12–15 bulan dan 4–6 tahun.
Selain itu, langkah pencegahan lainnya meliputi:
Menjaga kebersihan tangan
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi
Menghindari penggunaan alat makan secara bersamaan
Kesimpulan
Gondongan adalah penyakit yang mudah menular, namun bisa dicegah dan dikendalikan dengan vaksinasi dan kebiasaan hidup bersih. Bila mengalami gejala gondongan, segera istirahat dan konsultasikan ke tenaga medis untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan. Dengan penanganan yang tepat, penderita gondongan umumnya bisa pulih sepenuhnya dalam waktu 1–2 minggu.”
Bintitan atau dalam istilah medis disebut hordeolum, adalah benjolan kecil yang muncul di kelopak mata, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Meski terlihat sepele, bintitan bisa menyebabkan rasa nyeri, mengganggu penglihatan, dan membuat penderitanya tidak nyaman. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, serta cara aman dan efektif untuk mengobati bintitan.
1. Apa Itu Bintitan?
Bintitan adalah infeksi pada kelenjar minyak di kelopak mata yang menyebabkan benjolan merah dan nyeri. Bintitan bisa tumbuh di bagian dalam maupun luar kelopak mata, dan biasanya berisi nanah. Meskipun sebagian besar bintitan tidak berbahaya, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Penyebab Bintitan
Penyebab utama bintitan adalah infeksi bakteri, terutama Staphylococcus aureus, yang masuk ke kelenjar minyak melalui:
Menyentuh mata dengan tangan yang kotor
Menggunakan kosmetik mata yang sudah kadaluarsa
Tidak membersihkan riasan mata sebelum tidur
Memakai lensa kontak tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
3. Gejala Bintitan
Gejala bintitan umumnya mudah dikenali dan berkembang secara cepat dalam beberapa hari, antara lain:
Benjolan merah di kelopak mata
Nyeri atau rasa mengganjal
Mata berair
Kelopak mata bengkak
Sensasi panas atau gatal di sekitar mata
4. Cara Mengatasi Bintitan
a) Kompres Hangat
Langkah pertama dan paling efektif untuk mengatasi bintitan adalah kompres hangat. Tempelkan kain bersih yang direndam air hangat ke kelopak mata selama 10–15 menit, 3–4 kali sehari. Ini membantu melunakkan nanah agar bisa keluar secara alami.
b) Hindari Memencet Benjolan
Jangan pernah memencet bintitan karena dapat memperparah infeksi atau menyebarkannya ke bagian mata lain. Biarkan bintitan pecah dan mengering dengan sendirinya.
c) Menjaga Kebersihan Mata
Pastikan area mata selalu bersih. Hindari penggunaan riasan mata dan lensa kontak hingga bintitan sembuh total.
d) Gunakan Salep Antibiotik (Jika Diperlukan)
Jika bintitan tidak kunjung membaik setelah beberapa hari, dokter mungkin akan meresepkan salep antibiotik atau obat tetes mata untuk mengatasi infeksi.
5. Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika:
Bintitan tidak membaik setelah seminggu
Penglihatan terganggu
Bengkak meluas ke bagian wajah
Muncul demam
Kesimpulan
Bintitan merupakan kondisi yang umum dan biasanya tidak berbahaya. Dengan perawatan yang tepat seperti kompres hangat dan menjaga kebersihan mata, bintitan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Hindari kebiasaan menyentuh mata dengan tangan kotor dan selalu jaga kebersihan area wajah untuk mencegah bintitan datang kembali.
Bisul di mata terjadi ketika timbul benjolan yang terasa nyeri dan terkadang berisi nanah di mata. Kondisi yang lebih sering disebut bintitan ini dapat terjadi pada kelopak mata bagian luar dan kelopak mata bagian dalam dengan berbagai gejala yang menyertai.
Bisul di kelopak luar biasanya berwarna kemerahan, kelopak mata bengkak dan terasa berat, mata berair, serta terasa nyeri atau mengganjal. Sementara itu, bisul di kelopak dalam umumnya menimbulkan pembengkakan berwarna kuning keputihan disertai nyeri yang lebih tajam, mata berair dan gatal, serta pandangan kabur dan lebih sensitif terhadap cahaya.
Bisul di mata tidak mudah menular, kecuali jika nanah yang terkontaminasi bakteri tersebar melalui permukaan lain, misalnya handuk atau sarung bantal yang digunakan bersama orang lain.
Biasanya, bisul di mata akan mereda dengan perawatan rumahan setelah 1–2 minggu. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini dapat mengganggu penglihatan sehingga perlu ditangani dengan tepat.
Bisul di Mata dan Penyebabnya
Bisul di mata sebenarnya lebih sering terjadi pada kelopak luar akibat infeksi bakteri Staphylococcus pada kelenjar zeis atau moll yang terletak di dekat folikel bulu mata. Namun, bakteri yang sama juga dapat menginfeksi kelenjar meibom yang terletak di dalam kelopak mata sehingga memicu bisul di kelopak dalam.
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu bisul di mata atau bintitan, yaitu:
Menyentuh atau mengucek mata dengan tangan kotor
Menggunakan softlens yang tidak bersih atau lupa mencuci tangan sebelum memasangnya
Menggunakan produk kecantikan yang sudah expired
Tidur dengan keadaan belum membersihkan make up, terutama riasan pada area mata
Sedang mengalami blefaritis
Memiliki masalah pada kulit, seperti kulit kering, rosacea, atau dermatitis seboroik
Sedang mengidap diabetes atau kolesterol tinggi
Pernah mengalami bisul di mata sebelumnya
Jika tidak ditangani dengan benar, bisul di mata dapat menimbulkan komplikasi, seperti infeksi yang menyebar ke lapisan kulit di sekitar mata (selulitis preseptal) dan kalazion. Selain itu, pada kasus yang lebih jarang, bakteri juga dapat menjalar ke jaringan belakang mata dan menyebabkan selulitis orbita.
Bisul di Mata dan Cara Mengatasinya
Bisul di mata, baik yang muncul di kelopak luar maupun dalam, umumnya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, Anda dapat melakukan beberapa perawatan mandiri untuk mempercepat penyembuhannya, seperti:
Kompres hangat dengan kain bersih selama 5–10 menit, 3–5 kali sehari untuk membantu melunakkan nanah dan meredakan nyeri. Kompres hangat juga dapat membuka kelenjar minyak sehingga nanah dapat keluar lebih cepat.
Pastikan selalu mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut.
Cuci wajah dan bersihkan kelopak mata dengan pembersih wajah yang bersifat ringan. Anda dapat menggunakan sampo bayi yang tidak perih di mata untuk membersihkan kelopak mata.
Hindari memencet atau menusuk bisul agar infeksi tidak menyebar ke area sekitarnya.
Pijat lembut area di sekitar kelopak mata untuk mempercepat pengeluaran nanah.
Hindari penggunaan softlens atau makeup pada area mata selagi bisul masih ada.
Oleskan salep bintitan untuk meredakan bisul, serta konsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan gejala nyeri.
Untuk dapat mencegah bisul di mata muncul kembali, biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyentuh kelopak mata. Selain itu, ganti sarung bantal dan handuk setidaknya 1 kali dalam seminggu, serta hindari berbagi pakai alat rias dengan orang lain. Jangan lupa juga untuk selalu membersihkan riasan wajah sebelum tidur serta menggunakan softlens dengan benar.
Anda sering menatap layar laptop selama berjam-jam? Atau sering memakai gadget di ruangan yang gelap? Jika iya, hati-hati! Dua kegiatan tersebut bisa memicu stres mata yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman ketika melihat.
Bukan hanya pikiran, indra penglihatan juga bisa mengalami stres bila diberikan beban berlebih. Kondisi yang dikenal sebagai stres mata ini, terjadi ketika mata menjadi tegang dan lelah akibat melihat atau menatap sesuatu dalam waktu yang terlalu lama.
Kebiasaan yang Bisa Membuat Stres Mata
Normalnya, mata berkedip sekitar 15 kali per menit. Namun ketika dipaksa untuk fokus dan menatap sesuatu dalam waktu yang terlalu lama, terlebih menatap layar digital, mata hanya akan berkedip sekitar 5-7 kali dalam per menit.
Padahal, proses berkedip sangat dibutuhkan oleh mata, karena berfungsi untuk membersihkan partikel debu yang masuk ke mata dan melembapkan permukaan bola mata.
Terlalu lama menyetir, membaca, menulis, serta menatap layar komputer dan gadget lainnya merupakan beberapa kegiatan yang bisa menyebabkan Anda mengalami mata lelah dan berujung pada stres mata. Apalagi bila tidak didukung dengan pencahayaan yang baik.
Stres mata dapat membuat mata terasa kering, nyeri, berair, perih, panas, dan gatal, bahkan bisa membuat mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya atau mudah silau. Selain itu, stres mata bisa juga disertai dengan penglihatan ganda atau buram.
Teknik Relaksasi Mata untuk Mengatasi Stres Mata
Meski jarang menimbulkan kerusakan pada mata, stres mata bisa mengganggu aktivitas. Untuk mengatasinya, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar mata lebih rileks saat beraktivitas dan tidak mudah lelah, yaitu:
1. Atur jarak
Pastikan jarak layar laptop, komputer, gadget, atau buku setidaknya 60 cm dari mata.
2. Gunakan filter layar
Tambahkan filter pada layar laptop atau komputer, agar mata tidak terlalu lama terpapar sinar biru yang bisa menyebabkan stres mata.
3. Istirahatkan mata
Jika sedang melakukan pekerjaan di depan komputer, alihkan pandangan Anda tiap 20 menit ke objek lain yang jaraknya jauh. Tatap objek tersebut selama 20 detik, lalu lanjutkan pekerjaan. Selanjutnya, setiap dua jam sekali, istirahatkan mata Anda selama 15 menit. Mengistirahatkan mata akan menjadi cara mengobati mata buram secara alami yang juga akan mengatasi stress mata akibat pemakaian gadget dan laptop.
4. Atur pencahayaan
Jika cahaya layar laptop, komputer, atau gadget jauh lebih terang dibandingkan cahaya di ruangan, maka mata akan bekerja lebih keras untuk melihat. Oleh karena itu, pastikan ruang kerja atau kamar Anda memiliki pencahayaan yang cukup untuk beraktivitas, tidak terlalu terang atau gelap.
5. Lepas lensa kontak
Jika Anda menggunakan lensa kontak, berikan mata Anda waktu untuk beristirahat dengan sesekali memakai kacamata. Selain itu, jangan gunakan lensa kontak ketika tidur dan rutinlah menggantinya dengan yang baru.
Selain melakukan cara-cara di atas, Anda juga dapat mencuci mata untuk meredakan iritasi akibat stres mata. Berikut adalah langkah-langkah mencuci mata:
Pastikan tangan Anda bersih sebelum mencuci mata.
Lepaskan lensa kontak jika sedang memakainya.
Isi mangkuk atau wadah kecil dengan air bersih, lalu celupkan wajah Anda ke dalam wadah tersebut sambil berkedip. Lakukan selama 15 menit.
Setelah terasa membaik, angkat wajah dan keringkan dengan handuk.
Anda juga bisa mencuci mata menggunakan produk larutan pembersih mata yang dijual bebas di apotek atau toko obat. Larutan ini umumnya mengandung benzalkonium chloride yang aman untuk mata dan biasa dipakai untuk mengatasi iritasi atau mata kering.
Jika cara-cara di atas telah dilakukan, akan tetapi Anda masih mengalami gangguan penglihatan atau ketidaknyamanan pada mata, segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.