
Ketika berbicara tentang kesehatan tulang dan otot, nama yang hampir selalu muncul adalah kalsium. Kita dibiasakan minum susu sejak kecil agar tulang kuat. Namun, ada satu mineral lain yang perannya tidak kalah penting, tetapi sering terlupakan: magnesium.
Magnesium merupakan salah satu mineral esensial yang bekerja di balik layar. Ia terlibat dalam lebih dari 600 proses biokimia dalam tubuh manusia — mulai dari produksi energi, pengaturan kontraksi otot, proses pembentukan DNA, hingga menjaga fungsi saraf. Meski begitu, banyak orang tidak menyadari bahwa tubuh mereka kekurangan magnesium karena gejalanya sering dianggap sepele.
Magnesium, Tombol “Relaksasi” Alami Tubuh
Cara paling mudah memahami fungsi magnesium adalah mengibaratkannya sebagai tombol “off” bagi tubuh yang sedang terlalu tegang.
Di dalam tubuh, magnesium bekerja berpasangan dengan kalsium. Kalsium berperan dalam membuat otot menegang atau berkontraksi, sedangkan magnesium membuat otot kembali relaks. Jika kebutuhan magnesium tidak terpenuhi, keseimbangan ini terganggu. Kalsium kemudian menjadi lebih dominan sehingga otot berada dalam kondisi siaga terus-menerus.
Akibatnya, muncullah berbagai keluhan seperti:
- kram otot, terutama di malam hari,
- rasa tegang di bahu atau punggung,
- kedutan di kelopak mata tanpa sebab jelas.
Berhubungan Langsung dengan Kualitas Tidur
Selain mengatur kontraksi otot, magnesium juga berperan menenangkan sistem saraf. Mineral ini membantu mengaktifkan GABA, neurotransmitter yang berfungsi menghambat aktivitas saraf dan membuat pikiran lebih tenang.
Saat kadar magnesium mencukupi, tubuh cenderung lebih mudah merasa rileks, sehingga proses tidur berlangsung lebih cepat dan lebih dalam. Sebaliknya, defisiensi magnesium sering dikaitkan dengan insomnia, tidur yang mudah terputus, dan rasa tidak segar ketika bangun.
Mengapa Kekurangan Magnesium Sering Terjadi?
Dulu, sumber magnesium mudah diperoleh dari tanaman dan air tanah. Namun, teknik pertanian modern yang menguras mineral tanah membuat kandungan magnesium dalam tanaman menurun. Akibatnya, makanan yang kita konsumsi sekarang tidak selimpah dahulu.
Kondisi tersebut diperburuk oleh kebiasaan hidup modern, seperti:
- Stres: tubuh lebih cepat menghabiskan cadangan magnesium saat berada di bawah tekanan.
- Konsumsi gula dan kafein berlebih: mempercepat pengeluaran magnesium melalui urin.
Sumber Alami Magnesium yang Perlu Ditambahkan ke Menu Harian
Sebelum mengonsumsi suplemen, cara terbaik adalah memperbaiki asupan dari makanan. Beberapa sumber kaya magnesium yang mudah ditemukan, antara lain:
- Sayuran hijau gelap seperti bayam, kangkung, sawi. Warna hijau pada klorofil memiliki struktur yang mengikat magnesium.
- Biji-bijian dan kacang-kacangan, terutama biji labu, almond, dan kacang mete.
- Cokelat hitam dengan kadar kakao minimal 70 persen. Selain kaya magnesium, juga mengandung antioksidan.
- Alpukat, satu buah berukuran sedang dapat memenuhi sekitar 15 persen kebutuhan harian magnesium.
Bisakah Diserap Melalui Kulit?
Selain dari makanan, magnesium juga dapat diperoleh melalui kulit. Metode yang paling populer adalah mandi atau merendam kaki menggunakan garam Epsom (magnesium sulfat). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa magnesium dapat terserap melalui pori-pori, membantu meredakan ketegangan otot secara lokal sambil memberi efek relaksasi sebelum tidur.
Kesimpulan
Rasa tegang yang sering muncul, kram yang datang tiba-tiba, atau kualitas tidur yang buruk tidak selalu disebabkan oleh stres semata. Bisa jadi tubuh sedang kekurangan salah satu mineral penting, yaitu magnesium.
Dengan menambah konsumsi sayuran hijau, biji-bijian, dan sumber alami lainnya, tubuh akan mendapat mineral “penenang” yang membantu mengembalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Langkah sederhana ini dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan otot, saraf, hingga kualitas tidur Anda.







