Bismillah, Sahabat Sehat Wellagree . Penyakit, atau gangguan kesehatan dalam tubuh tentu sangat banyak faktor yang mempengaruhinya. Baik secara jasmani maupun rohani. Baik secara biologis maupun secara psikologis. Kesemua faktor diatas sangat berpengaruh bahkan ada yang mungkin pengaruhnya signifikan namun seringkali diabaikan.
Faktor psikologis dan rohani salah satunya. Ketahuilah, berdasarkan pengalaman kami ternyata dua faktor inilah yang sebenarnya cukup besar dalam menanggapi/menangani/ikhtiar kesembuhan seseorang dari penyakit yang diderita. Beberapa hal contohnya;
Pertama, secara Psikologis dan Rohani keduanya sangat berkaitan. Ada sebagian mereka yang meyakini bahwa dirinya adalah manusia yang diberikan beban terberat, sakit tersulit, sehingga seperti itulah jadinya tubuh yang mereka miliki menjalani kehidupan. Bukankah Allah pun sesuai prasangka Hamba-Nya?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Maka sebenarnya pengaruh daripada keyakinan dan prasangka terhadap kondisi yang dialami pun sangat berpengaruh dalam upaya menuju kesembuhan. Tidak sedikit mereka yang mampu meyakini dirinya baik-baik saja pun akhirnya memetik manfaat dari adanya prasangka baik yang berujung keyakinan dan berujung kenyataan tersebut.
Kedua, terkait kesabaran dan rasa syukur. Ada hal penting dan berharga bagi mereka yang Allah berikan penyakit semasa hidupnya. Tentunya, hanya Sabar dan Syukurlah kata yang tepat untuk menanggapinya. Mengapa ? Hadits Nabi menyebutkan ;
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.”[HR. Bukhari dan Muslim]
Hal ini berkaitan lagi dengan keyakinan dan prasangka. Apa yang dialami oleh seseorang, sakitnya maupun sehatnya merupakan ketentuan Allah dan pasti yang terbaik. Maka solusinya adalah bercermin pada hati, Apakah kita sebagai hamba yang Allah berikan sakit sudah ikhlas menerima ketentuannya? Apakah kita sudah berusaha untuk menanggapinya dengan baik? Apakah justru kita merasa Allah telah Dzalim pada Hamba-Nya? Semoga Allah menjaga hati kita dan memberikan kita Hidayah-Nya.
Sahabat, tidaklah mudah menerima ketentuan Allah yang mungkin berbeda dengan harapan kita. Namun didalamnya tentu ada Hikmah, dimana hal tersebut merupakan yang terbaik untuk hidup kita, baik di dunia maupun di Akhirat. Kuncinya adalah Yakin, Tauhid, dan Iman. Ada orang yang sehat, namun karena kesehatannya ia lalai dan jauh dari Allah, karena kesehatannya ia mengabaikan perintah Allah bahkan menjadi makhluk yang sombong. Maka, hal yang paling disyukuri adalah sebuah kejadian apapun yang ternyata karenanya kita menjadi lebih dekat dan lebih mencintai Allah SWT. Semakin dijauhkan dari maksiat bahkan kesyirikan. Tentu syukur itu bisa timbul apabila diiringi dengan sabar.
Kalaulah ternyata tubuh kita yang diberikan penyakit ini dapat kita terima dengan ikhlas, dan menjalani dengan semakin mendekat pada-Nya, tentu diiringi dengan ikhtiar menuju kesembuhan secara biologis maupun psikologis. Akupuntur, Bekam / Hijamah, Madu, Refleksi, dan Terapi lain merupakan ikhtiar kita sebagai manusia, tetap kesembuhan ada di tangan Allah. Insya Allah, dengan menerimanya kita atas penyakit yang Allah berikan dan menjalaninya dengan ikhlas, semoga menjadi amal shaleh yang Allah balas kelak.
Bukan berarti usaha kita sia-sia ketika sudah berobat kesana kesini namun sembuh belum juga hadir. Bukan berarti Allah tidak sayang ketika sudah habis semua materi dalam berusaha menuju kesembuhan namun sembuh belum juga hadir. Yakinlah Sahabat, semua usaha manusia tidaklah banyak menentukan hadirnya kesembuhan. Sakit, Sehat, Mati, semua Hak Allah mau memberikan pada Hamba-Nya kapan, siapa, dimana, dengan cara apa. Maka teruslah berjuang, bersabar, ikhlas menerima sampai akhirnya bisa merasakan Syukur diatas hal yang mungkin terlihat pahit di dunia.
Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)
Semoga Allah berikan kelapangan, kesehatan, keikhlasan, hidayah, istiqomah, serta Ampunan-Nya untuk kita.
Wallahu’alam bish shawwab
Rujukan Dalil :
- Rumaysho.com
- Muslimah.or.id
- Hidayatullah.com