
Banyak dari kita menganggap nyeri sendi, rasa kaku di pagi hari, atau lutut yang berbunyi sebagai bagian wajar dari proses penuaan. Kita sering menyebutnya “rematik” atau “asam urat” secara umum, dan berpikir tidak ada yang bisa dilakukan selain menerima.
Padahal, “radang sendi” atau arthritis adalah kondisi medis yang jauh lebih kompleks. Ini bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan istilah umum untuk lebih dari 100 kondisi berbeda yang memengaruhi sendi dan jaringan di sekitarnya.
Kabar baiknya, meskipun banyak jenis radang sendi bersifat kronis (jangka panjang), ada banyak sekali langkah yang bisa kita ambil—terutama dari gaya hidup—untuk mengelola gejalanya, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kualitas hidup.
Mengenal Dua Jenis yang Paling Umum
Meskipun ada banyak jenis, ada dua yang paling sering terjadi dan penting untuk kita bedakan:
- Osteoarthritis (OA): Ini adalah jenis yang paling umum, sering dikaitkan dengan “aus” atau wear and tear. OA terjadi ketika tulang rawan (bantalan pelindung di ujung tulang) mulai menipis dan rusak seiring waktu. Ini paling sering memengaruhi sendi yang menahan beban seperti lutut, pinggul, dan tulang punggung.
- Rheumatoid Arthritis (RA): Ini adalah kondisi yang sangat berbeda. RA adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi kita, justru keliru menyerang lapisan sendi (sinovium). Ini menyebabkan peradangan hebat yang tidak hanya merusak sendi tetapi juga bisa memengaruhi organ lain seperti kulit, mata, dan paru-paru.
Mitos Terbesar: “Jika Sendi Sakit, Harus Diam Total”
Ini adalah salah satu kesalahpahaman paling berbahaya yang justru memperburuk kondisi. Saat sendi terasa nyeri, naluri pertama kita adalah berhenti bergerak agar tidak semakin sakit.
Padahal, ini menjebak kita dalam “siklus setan”:
- Sendi nyeri -> Kita takut bergerak.
- Kurang bergerak -> Otot-otot di sekitar sendi menjadi lemah.
- Otot lemah -> Tidak ada yang “menopang” sendi dengan baik.
- Sendi menjadi tidak stabil dan menanggung beban lebih berat -> Rasa nyeri bertambah parah.
Kenyataannya, gerakan adalah obat. Aktivitas fisik yang tepat dan berdampak rendah (seperti berenang, bersepeda, atau jalan kaki) sangat penting. Gerakan membantu “memompa” cairan pelumas alami di dalam sendi dan, yang terpenting, memperkuat otot di sekitarnya. Otot yang kuat bertindak sebagai “penyangga” yang melindungi sendi dari guncangan.
Peran Penting Pola Makan (Melawan Peradangan dari Dalam)
Baik OA maupun RA, keduanya memiliki satu musuh bersama: peradangan atau inflamasi. Pada RA, peradangan adalah penyebabnya. Pada OA, peradangan adalah faktor yang memperburuk kerusakan dan rasa sakit.
Oleh karena itu, apa yang kita makan memegang peranan kunci. Pola makan kita bisa menjadi “bahan bakar” peradangan atau justru menjadi “pemadam” peradangan.
- Pemicu Peradangan: Makanan yang terbukti memperburuk peradangan adalah makanan ultra-olahan (UPF), gula berlebih, dan lemak trans (sering ada di gorengan atau biskuit kemasan).
- “Pemadam” Peradangan: Fokuslah pada makanan utuh yang bersifat anti-inflamasi. Para peneliti di bidang nutrisi telah berulang kali menemukan bahwa pola makan kaya Omega-3 (ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon atau kembung, chia seeds, dan walnut) sangat efektif mengurangi peradangan sendi. Begitu pula dengan rempah seperti kunyit (karena kandungan curcumin-nya) dan jahe, serta antioksidan berlimpah dari sayuran dan buah berwarna-warni.
Bukan Cuma Fisik: Jaga Berat Badan dan Kelola Stres
Dua faktor gaya hidup lain yang sangat berpengaruh adalah berat badan dan stres.
- Berat Badan: Ini adalah hitungan fisika sederhana. Setiap kilogram kelebihan berat badan memberi beban ekstra berkilo-kilo lipat pada sendi penopang Anda (terutama lutut dan pinggul). Menurunkan sedikit saja berat badan sudah terbukti dapat mengurangi nyeri OA secara drastis.
- Stres: Ingat, stres kronis memicu pelepasan kortisol dan peradangan di seluruh tubuh. Ini bisa memperburuk gejala autoimun seperti RA. Mengelola stres melalui meditasi, pernapasan, atau hobi sangat penting untuk memutus siklus ini.
Kesimpulan
Hidup dengan radang sendi memang penuh tantangan. Namun, ini bukanlah kondisi yang tidak bisa dikelola. Jangan hanya fokus pada rasa sakitnya. Fokuslah pada apa yang bisa Anda kendalikan: menguatkan otot Anda dengan gerakan yang aman, “memadamkan” peradangan dengan makanan yang tepat, dan mengelola stres Anda.






