Skip to main content

Gempa bumi tektonik 5,0 SR mengguncang Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku, pada Rabu (16/1) pagi pukul 08.40 WIT. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,93 LS – 128.97 BT dengan kedalaman 10 KM. Tepatnya di 109 KMĀ  Barat Laut Tepa, 238 KM Timur Laut Kisar dan177 KM Timur Laut Tiakur, ibu kota kabupaten Maluku Barat Daya)MBD) serta 283 KM Barat Laut Saumlaki, ibu kota kabupaten MTB, ” kata Kepala BMKG Kelas I Ambon, Sunardi.

Menurutnya, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami, dan sampai saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan. Hasil monitoring BMKG juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya.

Data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Ambon sebanyak 1.587 kali gempa bumi mengguncang Provinsi Maluku sepanjang 2018. Sepanjang 2018 tercatat sebanyak 1.587 kali gempa bumi mengguncang provinsi Maluku, 61 kali diantaranya dirasakan tetapi tidak menimbukan kerusakan fasilitas lainnya. Gempa yang terjadi di wilayah Maluku disebabkan adanya aktifitas pelepasan energi di zona tumbukan lempeng serta di zona-zona patahan aktif yang ada di wilayah Maluku.

Walaupun terjadi gempa bumi yang cukup banyak, tetapi gempa yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan dan berpotensi tsunami. Maluku merupakan wilayah yang rawan gempa dan tsunami, karena berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.

Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia dan bertemu lempeng Pasifik. Pertemuan dua ini membuat terjadinya patahan yang tidak beraturan.

 

 

Sumber : republika