Skip to main content

Siapa yang tidak kenal yang namanya ‘jeroan’, dan siapa yang tidak tergiur dengan masakan jeroan yang harum rempahnya begitu menggoda?

Jeroan adalah bagian-bagian dalam tubuh (hewan) yang sudah dijagal. Biasanya yang disebut jeroan adalah semua bagian kecuali otot dan tulang. Tergantung dari budaya setempat, berbagai bagian jeroan dapat dianggap sebagai sampah atau makanan mahal.

Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang mempertahankan budaya memakan jeroan sejak lama. Aneka macam hidangan berbahan jeroan pun mampu tersaji di meja makan, mulai dari yang terbuat dari paru, limpa, hati, usus, hingga babat.

Gambar terkait

Di berbagai daerah Indonesia, hampir semua bagian jeroan dimasak sebagai makanan. Contohnya antara lain adalah rendang otak, paru-paru goreng, usus goreng, sate hati, rendang lidah, dan sebagainya.

Lalu, apakah jeroan itu baik untuk dikonsumsi? Adakah dampak kesehatan yang akan timbul kalau makan jeroan? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Jeroan mengandung racun

Banyak ahli mengatakan bahwa jeroan mengandung berbagai nutrisi. Namun di samping itu, jeroan juga mengandung berbagai racun. Hati atau liver dan ginjal hewan penuh dengan racun yang disaring dari darah. Beberapa kandungan racun dalam jeroan adalah merkuri, timah, arsenik, kromium, kadmium, selenium dan sebagainya. Fungsi liver pada hewan sama dengan fungsi liver pada manusia. Di dalam liver akan mengendap racun-racun. Mengonsumsi hati sama saja dengan mengonsumsi racun.

2. Menyebabkan infeksi parasit

Di dalam organ hewan juga terdapat berbagai parasit yang masuk melalui makanan selama hewan itu hidup. Tidak ada yang tahu bagaimana hewan tersebut makan. Tidak ada yang tahu juga apakah seekor hewan benar-benar terbebas dari parasit. Mengonsumsi jeroan akan meningkatkan risiko terkena infeksi yang diakibatkan oleh parasit di dalamnya.

3. Sakit pinggang, encok, rematik atau asam urat

Jeroan dapat menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini. Anda yang mengalami sakit pinggang atau encok dan asam urat sebaiknya tidak mengonsumsi jeroan karena dapat memperparah kondisi sakit yang anda derita. Kandungan purin yang tinggi dalam jeroan dapat menyebabkan gejala asam urat tinggi.

4. Kolesterol tinggi

Jeroan mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi. Kolesterol yang tinggi dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner, penyebab obesitas, darah tinggi dan penyebab stroke hemoragik. Bagian jeroan yang mengandung penyebab kolesterol tinggi paling tinggi adalah otak, hati dan usus.

5. Gangguan pencernaan

Salah satu jenis jeroan yaitu usus memiliki tekstur yang keras sehingga sulit dicerna. Usus juga mengandung banyak bakteri karena merupakan organ pencernaan. Proses pengolahan usus untuk dijadikan masakan yang mungkin kurang bersih dapat menjadi penyebab nyeri perut bagian bawah.

6. Gangguan pertumbuhan janin

Ibu hamil sangat tidak dianjurkan mengonsumsi jeroan. Zat-zat pada jeroan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan. Tidak hanya itu, beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi jeroan oleh ibu hamil dapat menyebabkan alergi. Nutrisi yang diperlukan selama proses kehamilan dapat dicukupi dengan makanan lain selain jeroan.

7. Penyebab jerawat dan masalah kulit lainnya

Konsumsi jeroan yang biasanya dimasak dengan santan berlemak akan menjadikan kandungan lemak semakin bertambah. Hal ini dapat menimbulkan jerawat pada wajah. Tidak hanya itu, ternyata jeroan dapat menyebabkan kulit wajah menjadi gelap, bahkan kering dan keriput.

8. Sakit kepala belakang

Beberapa orang merasakan sakit kepala setelah mengonsumsi jeroan. Hal ini dapat diakibatkan oleh kandungan dalam jeroan itu sendiri. Jika sakit kepala tak kunjung hilang bahkan setelah berhenti mengonsumsi jeroan, sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya secara pasti.

Demikian penjelasan mengenai dampak negatif apabila mengonsumsi jeroan. Semoga bermanfaat ya sahabat!

 

 

 

Sumber :

  • kompasiana.com
  • pedomanbengkulu.com