Sahabat, kita ketahui banyak sekali berita beredar tentang kasus miras oplosan di internet. Kasus terakhir adalah meninggalnya kurang lebih 35 korban miras oplosan dari total seluruh korban yang dilarikan ke rumah sakit sebanyak 128 orang (tempo.co). Begitupun di Jakarta, bulan maret-april sudah memakan 31 Korban. Berdasarkan berita yang kami himpun, salah satu penyebab miras oplosan tersebut mematikan adalah campuran yang tidak sesuai kadarnya. Adapaun Metanol jenis Alkohol yang digunakan sebagai campuran pun berperan penting dalam “pembunuhan” tersebut.
Dalam dunia industri metanol digunakan antara lain untuk :
- Tekstil sintetik
- Cat rumah
- Perekat
- Plastik daur ulang
- Busa bantal
- Bahan anti beku untuk radio aktif
- Bahan bakar, dll.
Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila dibandingkan dengan etanol. Metanol sering disalah gunakan sebagai bahan pembuat minuman keras. Ia digunakan sebagai pengganti etanol karena disamping harganya yang relatif lebih murah juga akibat ketidak pahaman akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kedua zat tersebut, sehingga banyak yang beranggapan bahwa sifat dan fungsi metanol adalah sama.
Bagi seorang muslim, atau paling tidak seorang yang berpikir jernih tentu tidak akan menyakiti tubuhnya sendiri hanya untuk kesenangan sesaat. Mereka yang meminum minuman keras tentu karena membutuhkan “sesuatu” yang seringkali tidak dapat mereka temukan di tempat lain meski menyadari hal tersebut merupakan sebuah hal terlarang. Oleh karenanya, selain larangan agama tentang minuman keras, larangan dari sisi medis, sejatinya norma dan budaya kita pun bukanlah budaya yang menganut kebolehan minuman tersebut untuk dikonsumsi.
Berbicara tentang solusi, bagaimana cara kita mencegah masuknya “pembunuh cair” tersebut ke lingkup keluarga kita? Itu yang seharusnya dipikirkan sebelum hal yang tidak diharapkan terjadi. Kontrol orangtua terhadap anak sangat berpengaruh disini, tentu bukan kontrol berupa pengawasan 24 Jam dikarenakan setiap orangtua pun memiliki kesibukan masing-masing. Lalu, kontrol seperti apa yang dibutuhkan? Jawabannya adalah, kontrol terhadap kesadaran Keluarga dalam menanggapi hal-hal berbahaya. Perlunya edukasi sejak dini, penanaman prinsip, tauhid, sangat berperan dalam keberanian dan kedewasaan seseorang dalam menjauhi hal-hal terlarang. Penanaman harga diri yang harus dijaga, serta kehormatan keluarga pun menjadi penting agar setiap anggotanya dapat memiliki kontrol diri terhadap ancaman tersebut. Ironisnya semua korban dan penikmat miras oplosan mengetahui bahwa apa yang diminum adalah zat yang berbahaya. Jadi? Mari mulai dari lingkar terdekat kita.
Sahabat, tidak lupa untuk terus memohon kepada Allah SWT atas perlindungan untuk keluarga, kerabat, dan Negara kita dari hal-hal yang tercela dan mendekatkan kepada azab-Nya. Berdoa dan terus berusaha untuk mengedukasi dan mencegah semua ini terjadi. Mulai saat ini, dan seterusnya, jangan berhenti.
Rujukan :
Tempo.co
Smallcrab.com
IDNTimes