Skip to main content

Siapa yang tidak kenal Demam Berdarah Dengue, atau yang biasa kita kenal dengan DBD? Penyakit menular ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan sering kali oleh nyamuk Aedes Aegypti, dan telah menjadi wabah di Indonesia sejak tahun 1968. Penyakit ini masih menghantui sampai saat ini, tiap kali musim penghujan tiba.

Di mana biasanya nyamuk Aedes Aegypti bersarang?

Musim penghujan biasanya disertai dengan munculnya genangan-genangan air. Padahal menurut Kementerian Kesehatan RI, tempat perkembangbiakkan nyamuk Aedes berada pada tempat penampungan air, yang terdiri dari :

  • Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari baik dalam maupun luar rumah, seperti ember, drum, tempayan dan bak mandi/WC.
  • Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, barang bekas, dan talang air.
  • Tempat penampungan air alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu, dan pelepah pisang.

Air yang menggenang dalam suatu tempat lalu menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk, menyebabkan telur nyamuk menetas, dan setelah 10 sampai 12 hari akan berubah menjadi nyamuk. Bila manusia digigit oleh nyamuk dengan virus dengue, maka setelah 4 sampai 7 hari, gejala-gejala DBD akan mulai timbul.

Hal yang menarik adalah, beberapa tahun belakangan ini telah disepakati bahwa gejala klinis DBD bervariasi, sehingga perjalanan penyakit ini tak lagi dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan berbedanya hasil temuan kasus di lapangan dengan teori yang ada. Padahal terdapat beberapa penyakit yang memiliki kesamaan dengan gejala awal DBD.

Salah satu gejala DBD yang masih sering dijumpai adalah munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Namun ternyata, gejala tersebut masih sering disalahartikan dengan gejala penyakit lain seperti campak.

Bagaimana membedakan bintik merah tanda demam berdarah?

Menurut seorang Dokter Spesialis Anak, Dokter Widodo Judarwanto, ruam merah pada awal-awal gejala DBD biasanya timbul pada daerah muka, leher dan dada. Ruam merah tersebut kemudian biasanya akan berkurang memasuki hari ke-4 dan ke-5 hingga akhirnya menghilang setelah hari ke-6. Meskipun kulit direnggangkan, bintik merah tersebut juga ternyata akan tetap terlihat.

Hal tersebut berbeda dengan penyakit campak. Ruam pada penyakit campak biasanya timbul pada hari ke-3, lalu akan bertambah banyak pada hari ke-6 dan ke-7. Hingga akhirnya berubah warna jadi kehitaman dan bertahan selama seminggu.

Gejala DBD juga sering kali diawali dengan panas tinggi yang terjadi secara mendadak. Biasanya, hal inilah yang membedakan bintik merah gejala DBD dengan bintik merah karena hal lain.

Ruam merah pada kulit tersebut, yang membedakan DBD dengan penyakit lain, kemudian diikuti dengan gejala lain seperti kejadian syok (fase kritis) yang dipercepat oleh kondisi kekurangan cairan. Hal ini dapat terjadi karena trombosit turun yang mengakibatkan kelainan pada pembuluh darah (pendarahan). Kondisi tersebut sering kali dikaitkan dengan penyebab kematian penderita DBD. Kematian dapat dihindari, bila penderita mendapatkan penanganan yang cepat dan benar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium segera setelah mengalami panas tinggi hingga 3 hari berturut-turut.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah demam berdarah?

Guna mencegah DBD, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Karenanya, baru-baru ini Kementerian Kesehatan RI mengenalkan suatu program yang dinamakan dengan PSN 3M Plus, atau Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara 3M Plus.

Program PSN dilakukan dengan:

  • Membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es (menguras)
  • Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air
  • Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Sedangkan yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti:

  • Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
  • Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
  • Menggunakan kelambu saat tidur
  • Memeihara ikan pemangsa jentik nyamuk
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk
  • Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

 

Sumber: hellosehat.com