Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks. Usus buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Saat menderita radang usus buntu, penderita dapat merasa nyeri di perut kanan bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan keluhan rasa nyeri hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya.
Penyebab radang usus buntu
Radang usus buntu umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang di cetuskan oleh beberapa faktor pencetus, diantaranya adalah :
- Faktor obstruksi (penyumbatan) yang dapat disebabkan oleh pembesaran jaringan limfoid, timbunan feses/tinja yang keras (fecalith), benda asing dalam tubuh serta sumbatan karena cacing dan parasit
- Faktor bakteri, biasanya E.coli, Pseudomonas, B splanchicus dll
- Faktor genetik seperti organ usus buntu yang terlalu panjang
- Faktor ras dan diet, seperti kebiasaan makan cabai bersama bijinya atau jambu biji sering kali tidak tercerna dalam tinja dan menyelinap ke dalam saluran usus buntu sebagai benda asing
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi radang usus buntu akut?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi radang usus buntu akut:
- Hindari aktivitas berat. Jika apendektomi dilakukan melalui laparoskopi, batasi aktivitas Anda selama 3-5 hari. Jika Anda memiliki apendektomi terbuka, batasi aktivitas Anda selama 10-14 hari. Selalu tanyakan dokter tentang batasan pada aktivitas dan kapan Anda dapat kembali melakukan aktivitas normal setelah operasi.
- Tahan perut Anda saat batuk. Letakkan bantal di atas perut dan berikan tekanan sebelum Anda batuk, tertawa atau bergerak untuk membantu mengurangi rasa sakit.
- Hubungi dokter jika obat penawar rasa sakit Anda tidak membantu. Merasa sakit dapat memberikan stres tambahan pada tubuh dan memperlambat proses pemulihan. Jika Anda masih merasa sakit walau telah menggunakan penawar rasa sakit, hubungi dokter.
- Bangun dan bergerak saat Anda siap. Mulai dengan perlahan dan tingkatkan aktivitas saat Anda sudah merasa siap. Mulailah dengan jalan sedikit demi sedikit.
- Tidur saat Anda merasa lelah. Saat tubuh Anda dalam pemulihan, Anda mungkin akan lebih merasa mengantuk dari pada biasanya. Santai saja dan beristirahat saat Anda membutuhkannya.
- Diskusikan untuk kembali ke tempat kerja atau sekolah dengan dokter Anda. Anda dapat kembali bekerja saat Anda sudah siap. Anak-anak dapat kembali bersekolah dalam kurang dari seminggu setelah operasi. Anak-anak harus menunggu 2-4 minggu untuk kembali melakukan aktivitas berat, seperti kelas olahraga.
Penanganan radang usus buntu
Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.
Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu adalah operasi (appendectomy), mengingat adanya kemungkinan dapat pecahnya apendiks. Pada appendicitis akut perlu segera dilakukan operasi, sedangkan pada appendicitis kronis waktu operasi masih dapat di tunda tergantung pada kondisi pasiennya.
Pembedahan dapat dilakukan secara konvensional atau laparoskopi. Berikut keuntungan dan kerugian pada kedua tindakan tersebut. Pada operasi konvensional luka sayatan lebih panjang kurang lebih sekitar 3,5 cm, rata-rata lama perawatan kurang lebih 6 hari, memerlukan antibiotik dan obat pengurang rasa sakit yang lebih banyak. Sedangkan pada operasi laparaskopi luka sayatan lebih kecil yaitu sekitar 0,5 cm 2 buah dan 1,2 pada daerah pusar, luka operasi lebih cepat sembuh sehingga lama perawatan menjadi lebih singkat. Namun operasi laparaskopi memang lebih mahal karena alat-alatnya ada yang hanya sekali pakai.
Pada hampir 15 % pembedahan usus buntu, usus buntunya ditemukan normal. Namun penundaan pembedahan sampai diketahui penyebab nyeri perutnya dapat berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi dapat pecah dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gejalanya timbul.
Sumber :
- hellosehat
- alodokter