Skip to main content

Luka infeksi terjadi ketika kuman masuk dan berkembang biak di dalam jaringan kulit yang terluka. Infeksi kuman bisa menyebabkan luka menjadi makin sakit atau bernanah. Agar bisa cepat sembuh, luka perlu dirawat dengan dengan cara tepat yang mudah dilakukan.

Infeksi luka dapat terjadi pada semua jenis luka, baik luka operasi maupun luka karena cedera, seperti kecelakaan, gigitan hewan, atau luka bakar. Saat kulit terluka, tubuh secara alami mengaktifkan sistem kekebalan untuk menghentikan pendarahan dan memperbaiki kerusakan.

luka infeksi

Pada proses penyembuhan luka, darah akan menggumpal dan membentuk keropeng yang berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah kuman masuk ke dalam luka. Lalu, luka akan memasuki fase pemulihan dengan membentuk jaringan baru sampai akhirnya keropeng mengering dan mengelupas.

Namun, bila luka kotor atau tidak dibersihkan dengan baik, kuman bisa masuk dan menyebar ke jaringan kulit di bawah luka sehingga menyebabkan infeksi. Luka terbuka umumnya lebih berisiko mengalami luka infeksi daripada luka tertutup.

Kenali Ciri-Ciri Luka Infeksi

Luka yang tidak terinfeksi kuman biasanya akan cepat membaik, sedangkan luka infeksi bisa menjadi lebih lama sembuh dan menimbulkan gejala yang lebih parah. Biasanya, infeksi pada luka berkembang sekitar 2–3 hari setelah terjadinya luka, terutama pada luka yang kotor atau tidak dibersihkan dengan baik. 

Berikut ini adalah ciri-ciri luka infeksi:

1. Bengkak dan makin nyeri

Pada hari pertama, luka biasanya memang terlihat merah, bengkak, dan nyeri. Ini adalah tanda peradangan yang artinya sistem kekebalan tubuh sedang bekerja untuk memperbaiki luka dan melindungi luka dari infeksi.

Namun, jika area di sekitar luka makin terlihat membengkak dan rasa nyeri bertambah parah dari hari ke hari, Anda patut waspada karena hal itu bisa menjadi tanda luka infeksi.

2. Keluar cairan

Keluarnya cairan dari luka juga menjadi ciri-ciri luka infeksi yang paling jelas terlihat. Cairan yang keluar biasanya berupa nanah berwarna putih kekuningan. 

Cairan ini mengandung campuran sel-sel mati, bakteri, dan sel-sel darah putih. Terkadang, cairan yang keluar dari luka juga bisa berwarna hijau, merah muda, atau cokelat, dan disertai bau yang tidak sedap. Nah, perubahan warna atau bau nanah yang keluar menandakan bahwa infeksi makin parah.

3. Hangat saat disentuh

Pada awal proses penyembuhan kulit yang terluka, luka normalnya memang terasa hangat saat disentuh. Ini biasanya berlangsung hingga beberapa hari. Namun, jika luka masih terasa hangat setelah lebih dari 5–7 hari, apalagi disertai banyak nanah, bengkak, dan demam, hal ini menandakan bahwa luka terinfeksi.

Luka yang terasa makin panas terjadi akibat lebih banyak sel imun mendatangi area luka untuk melawan kuman penyebab infeksi. Tujuannya adalah agar kuman tidak menyebar lebih luas ke dalam tubuh.

4. Kulit kemerahan di sekitar luka

Luka infeksi juga bisa ditandai dengan meluasnya area kemerahan di kulit. Pada dasarnya, luka memang menyebabkan kulit kemerahan di area sekitarnya. Namun, saat infeksi terjadi, kemerahan pada kulit terlihat makin merah dan lebih meluas.

5. Demam

Saat sel-sel imun bekerja keras untuk melawan infeksi kuman, tubuh juga bisa mengalami demam. Pada kondisi ini, infeksi kemungkinan besar telah menyebar ke dalam tubuh melalui aliran darah.

Luka infeksi yang disertai demam tinggi menandakan kondisi yang lebih serius dan membutuhkan pertolongan dari dokter. Terlebih lagi, apabila demam disertai dengan mual, muntah, nyeri otot, sesak napas, pusing, bahkan hingga penurunan kesadaran.

Langkah Penanganan Luka Infeksi yang Tepat

Pada prinsipnya, luka akan segera sembuh bila dibersihkan dengan baik dan bebas dari kuman. Oleh karena itu, perawatan luka sangatlah penting untuk mencegah dan mengatasi infeksi kuman, sekaligus mempercepat proses penyembuhan.

Inilah beberapa langkah penanganan luka infeksi yang tepat:

  • Bersihkan luka dengan air dan sabun berbahan kimia lembut, misalnya sabun bayi.
  • Buang kotoran yang terlihat pada luka dengan hati-hati.
  • Gunakan cairan antiseptik untuk luka dengan kandungan yang aman bagi kulit, seperti povidone-iodine.
  • Keringkan luka dan oleskan salep antiseptik.
  • Tutupi luka dengan perban.

Pemakaian antiseptik untuk luka berperan penting dalam perawatan luka. Antiseptik dapat menghentikan pertumbuhan kuman, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa mengoleskan salep antiseptik secukupnya pada luka dapat mempercepat penyembuhan, membersihkan kotoran pada luka, dan mencegah infeksi.

Selain itu, larutan atau salep antiseptik umumnya lebih aman dan ramah untuk digunakan ke kulit daripada produk pengobatan luka yang mengandung alkohol, hidrogen peroksida, atau deterjen. Ketiga bahan tersebut dapat menimbulkan rasa sakit seperti tertusuk saat dioleskan ke luka, bahkan menyebabkan kerusakan dan iritasi jaringan kulit.

Jika luka infeksi tidak diobati, kuman bisa menyebar ke jaringan yang lebih dalam di bawah kulit dan masuk ke bagian tubuh lain melalui darah. Kondisi yang disebut selulitis ini dapat berkembang menjadi sepsis, yaitu kondisi darurat yang mengancam keselamatan jiwa.

Selain itu, luka infeksi yang tidak diobati juga bisa membuat kuman berkembang biak dan menghasilkan banyak nanah. Nah, nanah yang menumpuk di sekitar luka ini bisa menimbulkan abses. Oleh karena itu, sebaiknya jangan remehkan ciri-ciri luka infeksi dan penanganannya.