Skip to main content

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan rasa empatinya terhadap korban banjir yang terjadi di Sentani, Papua. Rasa empati tersebut dia sampaikan dalam pembukaan Hari Air Sedunia yang dilakukan pada hari ini.

“Mari kita doakan saudara kita yang menjadi korban banjir di Sentani,” ujarnya dalam acara Hari Air Sedunia di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Menurut Basuki lewat peringatan Hari Air Sedunia ini, dirinya berharap jika Air bisa memberikan berkah dan kehidupan bagi masyarakat Indonesia. Di sisi lain dirinya berharap jika masyrakat Indonesia dijauhkan dari air yang membawa bencana.

“Harapannya semoga 2019 sumber daya air memberikan berkah yang lebih pada kita dibandingkan musibah,” jelasnya.

Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat untuk bisa bergaul baik dengan air. Apalagi air merupakan sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah.

“Kita mengajak kita semua tapi seluruh masyarakat Indonesia untuk bergaul dengan baik dengan air. Karena air juga merupakan the living thing,” jelasnya

Menurut Basuki, jika kita baik dengan air maka air pun akan memberikan pelayanan dan memiliki kualitas yang baik untuk kita. Begitu pun sebaliknya jika kita berlaku buruk dengan air maka air pun akan berlaku demikian kepada kita.

“Apapun yang kita lakukan terhadap air. Air akan memberikan resonansinya dia akan jadi sahabat kita dia akan memusuhi kita kalau tidak bersahabat dengan dia. Kita harus berbuat baik terhadap air, dia akan melayani kita melalui air minum rekreasi dan sumber kehidupan kita,” jelas Basuki.

“Ketika kita memusuhi air pasti akan ada banjir ada kekeringan jadi tergantung pada manusia pada air bisa langsung dan tidak secara langsung melalui alam sekitarnya,” imbuhnya.

Sebagai informasi, hingga Senin (18/3/2019) pukul 15.00 WIB, banjir bandang yang terjadi di Sentani, Jayapura, Papua pada Sabtu (16/3/2019) pukul 21.30 waktu setempat telah menyebabkan 79 jiwa meninggal dunia dan 43 jiwa belum ditemukan.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, ke-72 jiwa korban meninggal teridentifikasi di Kabupaten Jayapura, sisanya berada di Kota Jayapura.

Sementara itu, 4.728 jiwa mengungsi di 6 titik pos penampungan. Jumlah penyintas terbesar, yaitu 1.450 jiwa, terdapat di BTN Gajah Mada. Kelima pos penampungan yang lain berlokasi di Posko Induk Gunung Merah menampung 1.273 jiwa, BTN Bintang Timur 600 jiwa, Sekolah HIS Sentani 400 jiwa, SIL Sentani 300 jiwa, dan Doyo Baru 203 jiwa.

Sedangkan, 11.725 keluarga terdampak akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung selama 7 jam tersebut. Upaya penanganan pemerintah daerah setempat telah dilakukan sejak hari pertama pasca banjir bandang

 

Sumber : economy.okezone.com