Skip to main content

Sambiloto merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki berbagai manfaat. Beberapa dari Anda mungkin baru mendengar tumbuhan ini. Namun, jangan salah, walaupun terdengar asing di telinga Anda tetapi sebenarnya sudah banyak obat jamu tradisional yang terbuat dari tanaman ini. Apa saja sih khasiat sambiloto untuk kesehatan?

Apa itu sambiloto?

Sebelum mengetahui khasiatnya, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu sambiloto. Sambiloto atau Andrographis paniculata merupakan tanaman yang mempunyai rasa sangat pahit. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Asia dan India. Sudah lama tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang dipercaya mampu menyembuhkan banyak penyakit.

Selama ini, mungkin Anda sering mendengar jamu pahitan. Ya, salah satu bahan yang diperlukan untuk membuat jamu pahitan adalah sambiloto. Rasa jamu yang sangat pahit ini, sehingga dinamakan pahitan, didapatkan dari sambiloto. Walaupun sangat pahit, tetapi khasiatnya sangat banyak.

Khasiat sambiloto

Jika Anda memesan jamu, mungkin Anda akan menghindari jamu pahitan sambiloto karena rasanya yang tidak enak. Namun, sambiloto sangat kaya akan manfaat. Beberapa khasiat sambiloto untuk kesehatan adalah:

  1. Menyembuhkan pilek dan flu

Sambiloto mengandung antioksidan yang sangat banyak sehingga mampu meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Sambiloto dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati pilek dan flu. Selain itu, juga dapat mengurangi gejala pilek, seperti demam, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Antioksidan yang terkandung dalam sambiloto juga dapat membantu tubuh Anda dalam mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.

  1. Membantu mencegah penyakit jantung

Sambiloto telah dipercaya dapat meningkatkan kesehatan jantung. Tanaman ini dapat mencegah pembentukan gumpalan darah serta dapat membantu memecah gumpalan darah. Penelitian yang diterbitkan oleh Chinese Medical Journal tahun 1994 telah membuktikan bahwa ekstrak A. paniculata dapat mengulur waktu pembentukan gumpalan darah dan mencegah penyempitan pembuluh darah. Sehingga, tanaman ini mampu membantu melancarkan peredaran darah dan mencegah penyakit jantung. Selain itu, sambiloto juga berkhasiat untuk melemaskan otot-otot dinding pembuluh darah, sehingga membantu Anda menurunkan tekanan darah tinggi.

  1. Membantu mencegah diabetes

Selain penyakit jantung, sambiloto juga telah dikenal dapat membantu mencegah diabetes. Penelitian pada tikus yang diberi asupan lemak dan gula tinggi telah menunjukkan bahwa A. paniculata dapat menurunkan kadar glukosa, trigliserida, dan kolesterol LDL. Penelitian yang diterbitkan oleh Indian Journal of Pharmacology tahun 2012 menyimpulkan bahwa senyawa andrographolide aktif yang terdapat dalam A. paniculata mempunyai efek hipoglikemik dan hipolipidemik. Efek ini mampu mencegah Anda dari diabetes.

  1. Membantu menyembuhkan infeksi

Sambiloto juga mempunyai sifat antibakteri, antivirus, dan antiparasit yang membuatnya mampu menyembuhkan penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang dapat disembuhkan dengan bantuan sambiloto adalah sinusitis. Sambiloto dapat membantu menghentikan proses bakteri yang menyebabkan sinusitis menempel pada lapisan sinus Anda. Sehingga, Anda lebih cepat sembuh dari sinusitis.

Selain itu, beberapa penyakit infeksi lain yang dapat disembuhkan dengan sambiloto adalah herpes, kusta, pneumonia, tuberkulosis, gonore, sifilis, malaria, leptospirosis, dan rabies. Sambiloto juga baru-baru ini dikenal dapat membantu mengobati HIV/ AIDS. Tanaman ini dapat meningkatkan jumlah sel darah dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada pasien HIV.

  1. Membantu menyembuhkan masalah pada sistem pencernaan

Sambiloto dapat digunakan untuk menjaga kesehatan saluran cerna Anda. Tanaman ini mampu membantu Anda mengatasi berbagai masalah pencernaan, seperti diare, sembelit, kolik, gas dalam usus, dan sakit perut. Selain itu, A. paniculata juga dapat membantu memperkuat organ hati dan mengatasi masalah hati, seperti pembesaran hati, sakit kuning, dan kerusakan hati akibat obat.

  1. Mencegah kanker

Hasil sebuah penelitian menunjukkan, manfaat sambiloto yang kemungkinan dapat mencegah kanker. Dalam penelitian tersebut diketahui sambiloto menghambat pembelahan sel kanker. Namun, yang perlu diingat, ini adalah hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium. Sel kanker yang ada di dalam tubuh, meskipun Anda sudah mengonsumsi ekstrak sambiloto secara teratur, kondisinya bisa berbeda. Hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

  1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Manfaat sambiloto selanjutnya yaitu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ekstrak tanaman ini bersifat imunostimulan, yaitu meningkatkan kinerja organ-organ yang berhubungan dengan sistem imun. Sifat ini terutama bekerja pada infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi HIV. Selain itu, sambiloto dapat digunakan untuk meredakan peradangan (antiinflamasi) dan mengurangi keluhan-keluhan yang berkaitan dengan organ hati.

Peringatan Sebelum Konsumsi Sambiloto

Jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan dalam jangka waktu yang pendek, umumnya sambiloto tidak berbahaya. Meski demikian, konsumsi sambiloto memiliki risiko efek samping seperti diare, muntah, sakit kepala, hidung berair, ruam, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.

Jangan mengonsumsi sambiloto melebihi dosis dan dalam jangka panjang untuk menghindari reaksi alergi serius, pembengkakan kelenjar getah bening, maupun peningkatan enzim hati. Ikuti aturan pemakaian yang tertera pada kemasan obat.

Pembuatan suplemen sambiloto ada yang dikombinasikan dengan ginseng Siberia. Menurut penelitian, kombinasi ini aman dikonsumsi untuk jangka waktu tiga bulan.

Apakah Daun Sambiloto Selalu Aman Digunakan?

Ternyata tidak semua orang dapat mengonsumsi daun ini karena dapat menimbulkan risiko tertentu. Daun sambiloto sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pasien yang memiliki kondisi :

  • Hamil dan menyusui. Ada kekhawatiran sambiloto mungkin bisa meningkatkan risiko keguguran. Untuk ibu menyusui belum diketahui dengan jelas apa dampaknya. Jadi untuk berjaga-jaga, lebih baik hindari pemakaiannya jika Anda sedang hamil atau sedang menyusui.
  • Memiliki tekanan darah rendah. Menurut penelitian, sambiloto mungkin bisa menurunkan tekanan darah.
  • Mengidap penyakit autoimun. Sambiloto mungkin bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Hal tersebut bisa memperparah kondisi jika dikonsumsi penderita penyakit autoimun.
  • Ingin memiliki anak. Menurut penelitian, sambiloto kemungkinan dapat mengganggu tingkat kesuburan. Namun hal itu terjadi pada hewan, bukan manusia. Untuk berjaga-jaga, lebih baik hindari sambiloto jika Anda ingin memiliki anak atau sulit memiliki anak.
  • Memiliki kondisi gangguan darah. Proses pembekuan darah mungkin akan terhambat jika Anda mengonsumsi sambiloto. Hal ini bisa menyebabkan memar dan pendarahan pada orang yang memiliki gangguan ini.

Keamanan daun sambiloto untuk kondisi yang disebutkan di atas belum dapat dipastikan dan dikhawatirkan akan memperburuk kondisi ataupun meningkat risiko efek samping. Jika Anda sedang menjalani pengobatan dan mengonsumsi obat tertentu, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang penggunaan sambiloto.

Sama seperti jenis obat lainnya, sambiloto yang merupakan obat herbal juga memungkinkan timbulnya interaksi obat jika dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lainnya. Interaksi obat tersebut dapat memicu penurunan efektivitas obat serta meningkatkan risiko efek samping. Maka dari itu, gunakanlah sambiloto secara hati-hati dan sesuai dengan aturan.

Memilih jenis pengobatan untuk mengatasi penyakit yang sedang diderita merupakan hak masing-masing orang. Apapun jenis pengobatan yang Anda pilih, pastikan untuk memahami setiap risiko dan manfaat yang akan Anda dapatkan dan rasakan.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa hidup sehat tidak hanya dapat bergantung pada obat-obatan saja, melainkan juga bergantung pada pola hidup. Penyakit apapun yang Anda alami dan pengobatan apapun yang Anda gunakan, jangan lupa untuk membarenginya dengan penerapan pola hidup sehat mulai dari menjaga asupan makanan, mengatur pola tidur, dan juga olahraga dengan rutin.

 

Sumber :

Hellosehat.com

Alodokter.com

Doktersehat.com