Akupunktur merupakan pengobatan alternatif dari negara Cina dengan cara menyisipkan atau menusukkan jarum ke tubuh. Pengobatan ini diklaim mampu mengurangi rasa sakit, mengobati ketidaksuburan, dan meningkatkan kesehatan secara umum.
Saat ini, akupunktur telah ‘diekspor’ ke berbagai negara di seluruh dunia. Di negara-negara Eropa seperti Inggris, hampir setengah praktisi medis mengikuti pelatihan akupunktur untuk dapat mempraktikkan kehalian ini dalam menangani pasien. Bahkan, bermacam variasi yang berbeda dari telah dikembangkan dan diajarkan di seluruh dunia.
Akupunktur terbukti ilmiah untuk mengobati rasa nyeri dan mual setelah operasi. Meskipun untuk rasa sakit, beberapa orang masih menganggapnya sebagai efek plasebo atau sugesti saja.
Bagaimana Dengan Akupunktur Untuk Mengatasi Nyeri?
Secara teoritis, jarum ditempatkan untuk merangsang serabut saraf besar, sehingga sinyal saraf nyeri yang kecil menjadi terhambat. Mathew mengatakan bahwa logika yang sama mendasari teori mengapa menggosok siku setelah terbentur dapat membantu mengurangi rasa sakit, sebab tubuh merangsang penghambatan saraf sakit untuk menenangkan rasa sakit.
Kemungkinan lain adalah endorfin, hormon yang membuat orang ‘merasa baik’. Mathew mengatakan bahwa bahan kimia yang membuat orang merasa bahagia ini dilepaskan ketika menanggapi berbagai fenomena seperti kesusahan, cedera, lari jarak jauh, memakan cokelat, serta memiliki kemampuan layaknya morfin bagi tubuh dan otak.
Penelitian yang melacak kadar molekul-molekul darah menunjukkan bahwa akupunktur meningkatkan kadar beta-endorphin sehingga mampu menurunkan tingkat rasa sakit pada pasien. Ketika pasien diberikan obat anti-morfin, efek dari akupunktur berkurang.
Ada teori lain yang menjelaskan mengapa akupunktur terbukti bekerja baik untuk mengatasi mual dan muntah akibat dengan kemoterapi. Kulit terhubung ke organ-organ dalam tubuh melalui refleks yang disebut refleks viscero-kulit.
“Jika Anda menstimulasi kulit dengan jarum akupunktur. Anda dapat mengubah pola aliran darah ke perut dan dari perut, mengapa ini bisa menjelaskan efeknya pada mual dan muntah,” jelas Mathew.
Akupunktur juga memiliki efek pada sistem respons tubuh terhadap stres atau dikenal dengan sumbu hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA). Penelitian melaporkan bahwa pasien akupunktur memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah setelah mendapat perawatan akupunktur, setidaknya untuk jangka pendek.
Terakhir, ada teori yang menjelaskan tentang mengapa akupunktur dapat bekerja pada kondisi tertentu. Sentuhan pada manusia mungkin banyak berhubungan dengan kekuatan penyembuh pada akupunktur.
“Ini adalah terapi sentuhan. Pada pengobatan Barat, dokter cenderung menjaga jarak dan tidak ingin menyentuh pasien,” kata Matthew.
Seperti halnya seorang ibu mampu menenangkan anak hanya melalui fisik atau kehadirannya, menyentuh orang lain dengan maksud baik mungkin juga mampu mengurangi rasa sakit. Efek ini harus dilakukan dengan menghilangkan rasa takut dan kecemasan terlebih dahulu yang mempengaruhi persepsi orang akan rasa sakit.
Briggs menyebutkan bahwa beberapa efek akupunktur juga dapat dilihat pada akupunktur ‘palsu’ seperti akupunktur menggunakan tusuk gigi, yang terkadang juga memiliki efek mirip dengan akupunktur.
“Hal ini memberitahu kita bahwa bagian terpenting akupunktur adalah ritual yang terlibat, yaitu tekanan, praktisi yang meyakinkan, dan harapan pasien.” Dengan kata lain, tata cara akupunktur sendiri merupakan faktor yang perlu diperhitungkan untuk melihat efeknya,” jelas Briggs.
Mathews menambahkan akupunktur adalah ilmu kuno yang telah berlangsung selama 3.000 tahun. “Kami tahu itu efektif, namun kita tidak tahu mengapa. Metode ini sangat sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa pengobatan ala Barat,” katanya.
Sumber : health.detik.com