Skip to main content

Pada awal abad ke-20 di Jawa Barat, sebuah kawasan yang luas sisa-sisa kompleks yang penuh batu dan beberapa monumen yang dianggap sebagai keajaiban arkeologi ditemukan oleh para penjajah Belanda. Kawasan tersebut dikenal sebagai Gunung Padang, yang sejak penemuannya disebut-sebut sebagai situs egalitik terbesar di seluruh Asia Tenggara.

Seorang penjaga membersihkan situs Megalitikum Gunung Padang di kawasan Cianjur. Andrean Kristianto/Kompas.com Seorang penjaga membersihkan situs Megalitikum Gunung Padang di kawasan Cianjur.
Seorang penjaga membersihkan situs Megalitikum Gunung Padang di kawasan Cianjur | Foto: Andrean Kristianto/Kompas.com 

Sejak ditemukan dari awal abad 20 yang lalu, belum ada yang mengetahui pasti rahasia apa yang tersimpan di dalamnya.

Pada pertemuan American Geophysical Union 2018 yang lalu, tim peneliti Indonesia mempresentasikan sebuah studi terbaru melalui data-data yang dipaparkan menyatakan bahwa Gunung Padang merupakan struktur piramida tertua di dunia.

Penelitian tersebut telah dilakukan selama bertahun-tahun mengungkapkan bahwa Gunung Padang tidaklah seperti apa yang biasa di lihat, sebuah bukit. Melainkan serangkaian struktur kuno dengan fondasi berasal dari sekitar 10 ribu tahun lalu (atau bahkan lebih tua).

“Studi kami membuktikan bahwa strukturnya tidak hanya menutupi lapisan atas, tapi juga membungkus lereng sekitar 15 hektar. Dengan kata lain, strukturnya tidak dangkal dan berakar lebih dalam,” tullis peneliti.

Gunung Padang diperkirakan memiliki empat lapisan | Foto:
Gunung Padang diperkirakan memiliki empat lapisan | Foto: Danny Hilman Natawidjaja / LIPI

Penelitian tersebut diselenggarakan menggunakan kombinasi dari beberapa metode survei seperti ground penetration radar (GPR), tomografi seismik, dan juga penggalian arkeologi, tim peneliti sampai pada penemuan bahwa Gunung Padang tidak berasal dari struktur buatan melainkan dibangun di atas periode prasejarah secara berturut-turut.

Diperkirakan memiliki empat lapisan, bagian terluar paling atasnya terdiri dari kolom-kolom batu, dinding, jalan, dan ruang-ruang. Sementara itu, lapisan kedua berada sekitar 1-3 meter di bawah permukaan bagian teratas. Menurut peneliti, lapisan kedua ini sebelumnya telah disalahartikan sebagai formasi batuan alami. Padahal, sebenarnya itu adalah susunan batuan kolom yang diatur dalam struktur matriks.

Di bawahnya, terdapat lapisan ketiga yang terdiri dari batuan bersusun serta ruang bawah tanah yang besar memanjang sampai kedalaman 15 meter. Dan lapisan keempat, terbuat dari batuan basalt yang entah bagaimana dimodifikasi atau diukir oleh tangan manusia.

Foto lapisan pertama dari dekat. Di bawahnya masih ada tiga lapisan lagi |
Foto lapisan pertama dari dekat yang di bawahnya masih terdapat tiga lapisan lagi | Foto: Danny Hilman Natawidjaja / LIPI

Menurut penanggalan radiokarbon yang berhasil dibaca oleh para peneliti, ditunjukkan bahwa lapisan terluar atau lapisan pertama berusia paling muda di banding tiga lapisan lainnya yakni berusia 3.500 tahun, diikuti lapisan kedua yang berusia 8.000 tahun, dan lapisan ketiga sekitar 9.500 hingga 28.000 tahun.

Danny Hilman Natawidjaja, pemimpin penelitian sekaligus ahli geofisika dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengungkapkan bahwa strukturnya yang kuno dan luas mungkin memiliki basis keagamaan.

Untuk sekarang, hal tersebut masih menjadi spekulasi, tapi jika klaim peneliti tentang struktur pramida ini benar, maka Gunung Padang akan menjadi temuan utama yang dapat menantang gagasan mengenai kemampuan masyarakat prasejarah.

 

 

 

Sumber: National Geographic