Tak bisa diingkari, semua orang pernah berbohong, entah itu dalam wujud kebohongan besar atau kebohongan kecil. Sebuah studi mengungkap, dalam satu minggu, rata-rata seseorang bisa mengucapkan 11 kebohongan, atau sekitar satu hingga dua kali dalam sehari.
Pakar kesehatan bernama Arthur Markman, PhD menyebutkan bahwa jika kita berbohong, tubuh ternyata segera mengeluarkan hormon kortisol atau homon stress dan steroid pada otak kita. Hal ini disebabkan oleh otak yang bekerja dengan lebih keras untuk memproses mana yang sebenarnya adalah kebenaran dan mana yang merupakan kebohongan.
Proses ini bisa terjadi selama 10 menit dan bisa membuat kita cenderung menjadi lebih emosional dan kebingungan. Tak hanya itu, kita juga akan cenderung lebih mudah gelisah karena takut jika kebohongan ini akan ketahuan oleh orang lain. Dalam banyak kasus, hal ini juga akan membuat kita cenderung lebih mudah menyalahkan orang atau hal-hal lain demi menutupi kebohongan tersebut.
Yang menjadi masalah adalah, jika kita kerap berbohong, kinerja otak yang semakin keras dan pengaruh hormon stress dalam jumlah yang banyak ini akan memicu dampak negatif layaknya susah tidur, tekanan darah tinggi, sakit kepala, sakit punggung, gangguan pencernaan, depresi, hingga penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan semakin sedikitnya sel darah putih. Kita tentu akan lebih mudah terkena penyakit berbahaya bukan?
Berikut adalah tiga efek buruk kebohongan bagi kesehatan tubuh.
1. Stres
Sedari kecil, kita diajarkan dan diberitahu, bagaimana pun juga, berbohong adalah hal yang salah. Itulah sebabnya, ketika kita berbohong, tubuh akan memicu rasa stres dan tekanan pada sistem tubuh. Hasilnya, jika kita terlalu banyak berbohong, tubuh akan semakin merasa cemas dan dipenuhi dengan rasa tegang.
Sebaliknya, mengatakan hal yang jujur menghindari kita dari perasaan tertekan. Pasalnya, ketika kita mengatakan hal yang jujur, kita hanya perlu mengingat apa yang terjadi dan mengatakan hal tersebut, apa adanya. Sementara itu, berbohong memaksa kita memikirkan versi lain dari sebuah kejadian, membuat orang percaya akan apa yang kita bicarakan, dan memertahankan “versi lain” itu dalam sisa hidup kita. Hal sulit inilah yang memicu stres dan berpengaruh banyak pada kesehatan.
2. Penyakit
Selain stres, berbohong bisa memicu munculnya masalah kesehatan lainnya, seperti nyeri punggung, sakit kepala, depresi, pilek, daya tahan tubuh yang rendah, penghargaan diri yang rendah, kecanduan, peningkatan risiko kanker dan obesitas.
3. Hubungan tak sehat
Sebuah studi yang berbeda telah menunjukkan, sebuah kebohongan ternyata mampu membuat sebuah hubungan jadi tak sehat, atau bahkan merusaknya. Pada akhirnya sebuah hubungan yang tak sehat sendiri turut memengaruhi kita baik dari segi kesehatan fisik dan mental.
Itulah efek negatif yang dapat ditimbulkan akibat berbohong. Semoga informasi di atas menjadikan pelajaran bagi kita semua untuk tidak berbohong.
Semoga Bermanfaat!
Sumber :