Saat ini, polusi udara merupakan salah satu masalah yang perlu diwaspadai oleh kita semua. Masalah lingkungan tersebut telah menjadi perhatian pokok banyak negara, salah satunya adalah Indonesia. Pasalnya, tanah air kita dilaporkan oleh Bloomberg menduduki peringkat ke-8 di dunia sebagai negara paling mematikan akibat polusi udaranya.
Setiap tahunnya, terdapat kematian sekitar 50 ribu jiwa akibat paparan polusi udara. Dampaknya tak hanya memprihatinkan dari segi kesehatan dan kematian jiwa, tetapi juga dari kualitas lingkungan hidupnya. Bersama dengan Indonesia, terdapat 14 negara lain yang dikategorikan sebagai negara paling mematikan di dunia akibat polusi udaranya.
Dampak polusi udara berdasarkan polutannya
Polutan udara seperti karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), senyawa organik volatil (VOC), ozon (O3), logam berat, dan partikulat memiliki komposisi kimia, sifat reaksi, emisi, waktu disintegrasi, dan kemampuan yang berbeda untuk menyebar dalam jarak panjang atau pendek.
1. Partikulat (PM)
Komponen utama dari PM adalah sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, karbon hitam, mineral debu, dan air. Ini terdiri dari campuran kompleks partikel padat dan cair dari bahan organik dan anorganik yang melayang di udara. Partikel yang paling merusak kesehatan adalah partikel berukuran 10 mikron atau kurang, yang dapat menembus dan hinggap jauh di dalam paru-paru.
Ada hubungan yang erat antara paparan tinggi partikulat kecil (≤10 PM) dan peningkatan kematian dan kesakitan, baik dari hari ke hari atau dari waktu ke waktu. Sebaliknya, ketika konsentrasi partikulat kecil dan halus berkurang, angka kematian juga akan menurun. Partikel polusi kecil memiliki dampak kesehatan, bahkan pada konsentrasi yang sangat rendah.
Di negara berkembang, paparan dalam ruangan untuk polutan dari pembakaran rumah tangga berbahan bakar padat, seperti kompor tradisional, dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut dan kematian pada anak-anak muda. Polusi udara di dalam ruangan akibat penggunaan bahan bakar padat juga merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker paru-paru pada orang dewasa.
2. Ozon (O3)
Ozon di permukaan tanah adalah salah satu unsur utama kabut asap fotokimia. Hal ini dibentuk oleh rekasi sinar matahari (reaksi fotokimia) dengan polutan, seperti nitrogen oksida (NOx) dari kendaraan dan industri, serta VOC yang dipancarkan oleh kendaraan, bahan pelarut, dan industri. Akibatnya, tingkat tertinggi polusi ozon terjadi selama periode cuaca cerah.
Ozon yang berlebihan di udara dapat memiliki efek pada kesehatan manusia. Hal ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, pemicu asma, berkurangnya fungsi paru-paru, dan juga menyebabkan penyakit paru-paru. Saat ini di Eropa, ozon dianggap sebagai polutan udara yang paling memprihatinkan. Beberapa penelitian di Eropa telah melaporkan bahwa angka kematian harian naik sebesar 0,3%, dan penyakit jantung sebesar 0,4%, setiap 10 mikrogram per meter kubik peningkatan ozon di udara.
3. Nitrogen dioksida (NO2)
Pada konsentrasi jangka pendek yang melebihi 200 mikrogram per merter kubik, nitrogen dioksida dianggap sebagai gas beracun yang menyebabkan peradangan yang signifikan pada saluran pernapasan. NO2 adalah sumber utama dari aerosol nitrat yang membentuk pecahan kecil dari partikulat. Sumber utama emisi antropogenik NO2 adalah proses pembakaran (pemanas, pembangkit listrik, mesin kendaraan, dan kapal).
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa gejala bronkitis pada anak yang memiliki asma meningkat setelah paparan jangka panjang terhadap NO2. Pengurangan fungsi paru-paru juga terkait dengan NO2.
4. Sulfur dioksida (SO2)
SO2 adalah gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil (batu bara dan minyak), dan peleburan bijih mineral yang mengandung sulfur. Sumber antropogenik utasa SO2 adalah pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur untuk pemanasan domestik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor.
SO2 dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan fungsi paru-paru, dan menyebabkan iritasi mata. Radang saluran pernapasan penyebab batuk, sekresi lendir, asma, bronkitis kronis, dan membuat orang lebih rentan terhadap infeksi pada saluran pernapasan. Pasien rumah sakit untuk penyakit dan kematian akibat masalah jantung terus meningkat ketika tingkat SO2 tinggi.
5. Karbon monoksida (CO)
Gas ini mencegah penyerapan oksigen oleh darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen ke jantung secara signifikan, terutama pada orang yang menderita penyakit jantung.
Tak hanya orang tua, anak-anak pun perlu perhatian terhadap paparan polusi udara. Sebaiknya lengkapi peralatan si Kecil dalam menangkal polusi, khususnya ketika sedang berada di luar ruangan, misalnya di transportasi umum.
Semoga bermanfaat.
Sumber :
- republika
- guesehat