Sebanyak 240 sekolah, dari tingkat SD hingga SMA, di Jakarta Utara telah memiliki bank sampah yang diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan serta mendidik siswa tentang pengelolaan limbah.
Membangun bank sampah adalah metode yang tepat untuk memperkenalkan sistem pengelolaan limbah, ujar Walikota Jakarta Utara, Syamsuddin Lologau.
“[Memiliki 240 bank sampah] luar biasa karena itu berarti setiap sekolah memiliki bank sampah. Saya berharap ini bisa mendidik para siswa [tentang pengelolaan sampah], ”katanya, Selasa seperti dilansir dari Wartakota.tribunnews.com.
Bank sampah adalah tempat pengumpulan sampah, di mana penduduk dapat membuang sampah rumah tangga mereka yang telah dipilah sesuai jenisnya dengan imbalan uang tunai. Warga harus terlebih dahulu memisahkan sampah mereka sesuai dengan jenis sampahnya; barang organik dan non-organik. Sampah organik diubah menjadi kompos, sementara sampah non-organik dibagi menjadi tiga kategori: plastik, kertas, dan botol dan logam.
Syamsuddin mengatakan bank sampah memiliki banyak manfaat karena mereka berkontribusi terhadap lingkungan dan juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Dia menambahkan bahwa pemerintah bertujuan untuk mempromosikan instalasi bank sampah di masyarakat lokal dalam upaya untuk mengurangi limbah dan menerapkan sistem pengelolaan limbah yang lebih baik di Jakarta Utara.
“Kita berharap bukan hanya murid SD-SMA saja tapi kita juga imbau kepada masyarakat sampai tingkat RT/RW harus buat bank sampah. Kalau dlaksanakan, alhamdulillah artinya Jakarta Utara bisa bersih dan sampah di Jakarta Utara berkurang,” ucapnya.
Sumber : GNFI