Sahabat, seiring perkembangan zaman teknologi pun semakin berkembang dan mudah didapatkan. Kemudahan teknologi tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari bagi generasi milenial saat ini yang dikenal dengan Kids Zaman Now. Banyak dari mereka kecanduan akan gadget sehingga hari-harinya dihabiskan untuk bermain dan menatap penuh layar gadget tersebut padahal jika terlalu sering memainkan gadget dapat menyebabkan berkurangnya kesehatan. Belum lagi ditambah dengan aktivitas yang cukup padat tentu saja hal tersebut akan berdampak pada kesehatan, Tidak hanya kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental. Berikut adalah ulasannya.
- Terlalu banyak menonton TV atau main laptop & Gadged
Meski bisa dibilang sebagai kegiatan bersantai, terlalu sering menonton TV atau main laptop menyimpan begitu banyak pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh. Kelamaan menonton televisi atau menggunakan gadget telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes, dan emboli paru.
Selain itu, terlalu lama menonton TV dan main gadget tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menurunkan kemampuan kognitif otak. Hal ini terbukti, seperti dilansir dari VeryWell.com bahwa sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan di JAMA Psychiatry, mengadakan tes kognitif bahwa orang yang rata-rata menonton TV lebih dari 3 jam per hari selama 25 tahun tampil buruk dalam tes tersebut dibandingkan dengan orang yang tidak banyak menonton TV.
- Terlambat makan
Jangan pernah berpikir bahwa menunda waktu makan akan menurunkan berat badan. Itu tidak dibenarkan. Menunda waktu makan, malah akan meningkatkan nafsu makan di waktu setelahnya. Bisa jadi porsi Anda akan lebih banyak dari biasanya.
Menunda waktu makan akan melambatkan metabolisme tubuh sehingga tubuh akan terasa lemas. Selain itu, menunda makan akan menyebabkan asam lambung naik. Buruknya, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit diabetes.
Sebaiknya, Anda luangkan waktu Anda sejenak untuk makan, supaya tetap fokus dan semangat beraktivitas.
- Makan di saat tidak lapar
Sekadar memakan camilan atau melampiaskan diri dari rasa stres dengan makan terlalu sering mungkin akan menimbulkan kelebihan kalori bagi tubuh. Kemudian, berat badan tubuh akan naik di atas normal dan akhirnya obesitas.
Obesitas dapat meningkatkan banyak risiko, tidak hanya diabetes, stroke, tetapi juga banyak penyakit lainnya. Penting untuk menjaga waktu makan dan pola makan, agar berat badan tetap terjaga.
- Terlalu lama membuka media sosial
Penelitian telah banyak menemukan bahwa banyak orang yang “terisolasi” akibat berkutat dengan media sosial. Isolasi sosial tersebut buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Orang hanya akan menghabiskan sebagian besar waktu dengan mengamati media sosial, tanpa melakukan aktivitas yang membuat badan bergerak.
Terlebih lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa terlalu lama mengamati media sosial dapat menimbulkan rasa iri pada teman dan menurunkan mood sehingga meningkatkan risiko terjadinya depresi.
- Terlalu lama duduk
Menghabiskan terlalu banyak duduk di kursi mungkin akan memperburuk kesehatan fisik Anda. Mengapa? Karna duduk dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Sebab duduk tidak akan menyebabkan adanya aktivitas atau gerak yang bisa membakar kalori dalam jumlah banyak. Begitu pula dengan kesehatan psikologis.
Mengatasi hal tersebut, Anda bisa melakukan aktivitas yang kuat selama 1 jam atau setidaknya cobalah untuk menggerakkan badan beberapa menit setiap setengah jamnya. Dengan begitu, tubuh dan pikiran kita akan tetap baik.
- Begadang
Terjaga pada malam hari kemudian tidur di esok paginya merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik dan bisa merusak kesehatan. Orang yang terlalu sering begadang cenderung tidak melakukan aktivitas fisik esok harinya dan juga akan mengganggu waktu makan.
Jika Anda memiliki kebiasaaan begadang, maka ubahlah kebiasaan itu secara perlahan sampai tubuh terbiasa dan Anda dapat beraktivitas dengan normal.
- Menahan marah
“Sabar ada batasnya”, pepatah itu ada benarnya. Ketika kita marah, lebih baik untuk melampiaskannya. Jika dipendam, bisa mengakibatkan stres dan jika meluapkannya secara memuncak dapat membahayakan kesehatan.
Dilansir dari WebMD, Profesor Harvard Laura Kubzansky menyatakan bahwa mereka yang membangun emosi mereka dan mengalami ledakan kemarahan yang tiba-tiba jauh lebih rentan terhadap penyakit jantung.
- Menganggap diri sendiri ‘bodoh’
Setiap kali melakukan kesalahan atau kekurangan, biasanya orang akan mengritik dirinya ‘bodoh’. Kebiasaan ini memang tidak langsung berdampak pada kesehatan, namun menempatkan diri pada posisi yang buruk, dapat merusak kesehatan mental.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Personality and Individual Differences menemukan bahwa kritik diri yang keras meningkatkan terjadinya gejala depresi.
- Mengingat-ingat stres di masa lalu
Sebuah penelitian tahun 2017 yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menemukan bahwa merenungkan suatu tekanan, masalah, atau trauma di masa lalu dapat menyebabkan gejala depresi tingkat dewa.
Daripada melakukan hal tersebut, lebih baik menikmati waktu yang berharga dan membuat rencana masa depan yang lebih baik dan lebih indah
- Meremehkan bahaya polusi udara
Saat bepergian keluar, apalagi menggunakan motor terkadang kita lupa mengenakan masker, Udara yang kita hirup saat itu, mengandung berbagai macam bahan kimia dan zat yang tidak dikenal, terutama di lingkungan kerja tertentu dan kota-kota besar.
KOMPAS.com