Skip to main content

Apa Itu Diare?

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.

Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar terus menerus. Feses yang keluar saat BAB biasanya lembek atau cair. Orang awam sering menyebutnya dengan istilah “buang-buang air” atau mencret.

Masalah BAB ini dibedakan jenisnya menjadi dua, tergantung dari berapa lama kondisinya berlangsung.

  1. Diare akut

Diare akut adalah buang-buang air yang berlangsung selama kurang lebih 3 hari hingga seminggu. Kebanyakan orang mengalami diare jangka pendek karena adanya infeksi pada saluran pencernaan.

  1. Diare kronis

Diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu atau bahkan lebih. Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis.

Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.

Apa Saja Gejala Diare?

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.

Pada tiap penderita, gejala diare bisa berbeda-beda. Salah satu gejala diare adalah mengeluarkan feses yang sangat encer. Namun, tidak semua penderita diare menunjukkan gejala ini. Bisa saja penderita diare lainnya mengeluarkan feses yang tak terlalu encer.

Gejala diare bervariasi. Penderita bisa merasakan satu atau lebih gejala. Namun, gejala yang paling sering dirasakan penderita diare antara lain:

  1. Perut terasa mulas.
  2. Tinja encer atau bahkan berdarah.
  3. Mengalami dehidrasi.
  4. Pusing, lemas, dan kulit kering.
  5. Air kencing kental dan berwarna kuning, frekuensi berkemih kurang dari 4 kali per hari disertai demam, mata cekung, dan kulit kering.
  6. Diare tetap bertahan di atas 2 minggu.
  7. Kram.
  8. Kembung.
  9. Mual.
  10. Demam.
  11. Kehilangan nafsu makan.
  12. Dehidrasi
  13. Darah pada feses.
  14. Feses yang dihasilkan banyak.
  15. Terus menerus ke toilet

Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsif, mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan cepat. Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.

Lalu Apa Penyebab Diare?

Penyakit diare biasanya dapat sembuh sendiri karena sebenarnya diare sendiri adalah mekanisme tubuh untuk membuang racun dan kuman yang ada di usus. Penyebab diare pada anak kecil yang terbanyak adalah karena virus sehingga dapat sembuh dengan sendirinya.

Meskipun penyebab diare pada orang dewasa maupun pada anak-anak terkadang bisa sembuh tanpa obat, penderita diare tetap harus diperhatikan karena jika cairan tubuh banyak yang terbuang, penderita diare harus minum banyak cairan dan obat antidiare apabila penyakit ini sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Untuk penyakit jangka pendek, penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak biasanya adalah:

  1. Infeksi bakteri bisa menyebabkan keracunan makanan (campylobacter, clostridum difficile, escherichia coli, salmonella, dan shigella).
  2. Radang usus buntu.
  3. Alergi makanan juga bisa menjadi penyebab diare.
  4. Kerusakan lapisan usus akibat radioterapi.
  5. Masalah psikologi (misalnya gangguan kecemasan).
  6. Makanan yang mengandung pemanis buatan.
  7. Infeksi virus (rotavirus dan norovirus) adalah penyebab diare lainnya.
  8. Parasit giardia intestinalis.

Sementara itu, penyebab diare yang berlangsung jangka panjang biasanya adalah:

  1. Penyakit Crohn, yaitu radang pada lapisan sistem pencernaan.
  2. Kolitis ulseratif, yaitu suatu kondisi yang berdampak kepada usus besar.
  3. Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus.
  4. Ada pula kasus diare disebabkan oleh kanker usus..
  5. Radang pankreas kronis.

Apa Faktor Risiko Diare?

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian diare, antara lain:

  • Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.
  • Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
  • Jarang membersihkan dapur dan toilet.
  • Sumber air yang tidak bersih.
  • Makan makanan sisa yang sudah dingin.
  • Tidak mencuci tangan dengan sabun.

Apa Saja Komplikasi Yang Disebabkan Oleh Diare?

Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain:

  • Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh, dari ringan hingga berat.
  • Infeksi berat yang dapat meluas ke organ lain dan seluruh tubuh (sepsis).
  • Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat berakibat menurunnya kekebalan tubuh anak.
  • Ketidakseimbangan elektrolit oleh karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.
  • Iritasi pada kulit sekitar anus akibat pH tinja yang asam pada diare yang disebabkan intoleransi laktosa.

Bagaimana Pengobatan Diare?

Jika tidak segera diberikan pengobatan, diare bisa berujung pada dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderita, terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa.

Penderita diare dapat meminum cairan elektrolit, guna mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selama terjadi diare, konsumsi makanan yang lunak dan antibiotik atau obat anti diare. Untuk kondisi yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti:

  1. Obat antibiotik
  2. Obat pereda nyeri
  3. Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.

Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, serta hindari konsumsi makanan dan meminum air yang tidak dimasak hingga matang.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

 

Diare pada bayi dan anak-anak kecil

Jika bayi terus buang-buang air, ini merupakan suatu hal yang serius dan harus segera ditangani. Diare pada bayi dapat menyebabkan kondisi dehidrasi serius dan membahayakan nyawa pada waktu yang singkat.

Anda perlu menghubungi dokter jika anak Anda mengalami:

  1. Produksi urin menurun
  2. Mulut kering
  3. Lesu
  4. Sakit kepala
  5. Kulitnya kering
  6. Mengantuk

Segera ke dokter atau rumah sakit jika gejala berikut terjadi pada anak Anda:

  1. Gejala dehidrasi seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang buang air kecil, mudah marah, atau mengantuk
  2. Demam tinggi
  3. Feses anak mengandung darah dan nanah
  4. Feses anak  berwarna hitam.

Diare pada orang dewasa

Berikut adalah beberapa gejala diare pada orang dewasa yang jika terjadi harus segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit.

  1. Feses berwarna gelap yang menandakan adanya darah pada feses
  2. Mual dan muntah
  3. Kurang tidur
  4. Penurunan berat badan.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

 

Sumber :

Hellosehat.com

Alodokter.com

Halodoc.com

Leave a Reply