Skip to main content
mager

Kita semua tahu olahraga itu penting. Kita membacanya di mana-mana dan dokter pun mengatakannya. Namun, ada satu masalah besar: untuk berolahraga, kita harus memulai. Dan bagian “memulai” inilah yang sering kali terasa paling berat.

Saat kita sedang stres, lelah, atau merasa down, hal terakhir yang ingin kita lakukan adalah bergerak. Ironisnya, bergerak adalah salah satu hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.

Kabar baiknya, Anda tidak perlu menjadi atlet atau menghabiskan dua jam di gym untuk mendapatkan manfaatnya. Kuncinya adalah mengubah cara pandang kita terhadap “olahraga”. Artikel ini akan membahas mengapa gerakan sederhana sangat kuat dan bagaimana cara “menipu” otak kita untuk mengalahkan rasa malas.

Mengapa Olahraga Penting untuk Kesehatan Mental?

Kita sering fokus pada manfaat fisik olahraga (berat badan, jantung, otot). Tetapi, manfaat terbesarnya mungkin ada di antara kedua telinga kita.

1. ‘Obat’ Peningkat Mood Alami Saat kita bergerak aktif, tubuh kita melepaskan zat kimia yang luar biasa bernama endorfin. Ini adalah “obat” peningkat mood dan pereda nyeri alami yang diproduksi oleh tubuh kita sendiri. Inilah yang menciptakan perasaan “lega” atau “bahagia” yang sering muncul setelah kita berolahraga.

Berbagai penelitian besar kini sepakat bahwa aktivitas fisik yang teratur bisa menjadi alat yang sangat ampuh untuk mengelola gejala depresi ringan hingga sedang, bahkan sering kali disandingkan efektivitasnya dengan terapi bicara.

2. “Pupuk” untuk Otak Anda Olahraga tidak hanya melepaskan endorfin. Gerakan fisik juga merangsang produksi zat kimia bernama BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor). Para ilmuwan sering menjuluki zat ini sebagai “pupuk” untuk otak.

Mengapa? Karena BDNF membantu otak menumbuhkan sel-sel saraf baru dan memperkuat koneksi yang sudah ada. Ini secara langsung meningkatkan fungsi kognitif kita—yaitu kemampuan untuk fokus, belajar, dan mengingat. Selain itu, BDNF juga membantu otak menjadi lebih tangguh dalam menghadapi stres.

Masalahnya Bukan Malas, Tapi Inersia

Sering kali, yang kita lawan bukanlah rasa malas yang murni. Yang kita lawan adalah hukum fisika sederhana: inersia. Sebuah benda yang diam akan cenderung tetap diam.

Saat Anda merasa lelah secara mental, otak Anda akan menghemat energi dan memberi sinyal untuk “diam”. Perlawanan terbesar biasanya terjadi pada 5 hingga 10 menit pertama. Tugas kita bukanlah lari maraton, tapi cukup melewati 10 menit pertama itu.

Cara Praktis Memulai Saat Anda Benar-Benar “Mager”

Alih-alih memikirkan “olahraga”, pikirkan “gerakan”. Buatlah tujuannya sekecil mungkin agar otak Anda tidak menolaknya.

  1. Gunakan “Aturan 10 Menit” Buat kesepakatan dengan diri sendiri: “Saya hanya akan melakukannya selama 10 menit.” Jika setelah 10 menit Anda ingin berhenti, Anda boleh berhenti. Sering kali, setelah 10 menit berlalu dan endorfin mulai bekerja, Anda justru ingin melanjutkannya.
  2. “Sematkan” pada Kebiasaan Lain (Habit Stacking) Cara termudah adalah menempelkan kebiasaan baru ini pada sesuatu yang sudah Anda lakukan. Misalnya: “Setiap selesai menyikat gigi pagi, saya akan melakukan peregangan selama 5 menit.” Atau, “Setiap menunggu air mendidih, saya akan jalan di tempat.”
  3. Lakukan Sesuatu yang Anda Nikmati Jika Anda benci lari, jangan lari! Olahraga tidak harus menyiksa. Setel lagu favorit Anda dan menari di kamar selama tiga lagu. Ajak anjing Anda jalan-jalan. Lakukan berkebun. Membersihkan rumah dengan energik juga dihitung.
  4. Fokus pada Perasaan, Bukan Hasil Jangan berolahraga dengan tujuan utama menurunkan berat badan. Tujuan itu terlalu jauh dan membuat kita mudah menyerah. Berolahragalah dengan tujuan merasa lebih baik hari ini. Fokuslah pada perasaan lega, bangga, dan energi yang Anda dapatkan setelah 10 menit bergerak.

Kesimpulan

Gerakan adalah salah satu alat paling ampuh yang kita miliki untuk kesehatan mental dan fisik. Jangan biarkan pikiran tentang “olahraga yang sempurna” menghalangi Anda untuk “gerakan yang cukup”. Mulailah dari yang kecil—bahkan sangat kecil. Otak dan tubuh Anda akan berterima kasih untuk itu.