Skip to main content

“Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhan-ku Tuhan-mu. Tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhan-ku di jalan yang lurus (adil).” QS Hud : 56

Otak adalah organ inti yang diciptakan dalam keadaan dingin, menurut teori Galenius, otak adalah organ pusat pengolahan data unit kontrol kecakapan psikis.

Otak terletak di bagian atas tempurung kepala layaknya mahkota. Ia terbungkus dalam kegelapan rongga tempurung kepala, berbentuk seperti kembang kol dan sifatnya lunak seperti kembang tahu.

Allah SWT tidak begitu saja menciptakan otak yang lunak tanpa perlindungan. Oleh karenanya otak dilindungi dengan tengkorak kepala yang keras, kemudian di bawahnya terdapat selaput pembungkus otak (meninges) yang tersusun atas tiga bagian.

Di bagian pertama terdapat lapisan durameter yang melekat di sebelah dalam tulang tengkorak. Sementara lapisan kedua ada araknoid yang melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanis semisal benturan. Di lapisan ini juga terdapat cairan limfa, sehinggga otak menjadi terapung dan bersifat plegmatis (dingin dan lembab).

Selain itu cairan cerebrospinal berperan sebagai peredam goncangan, penghantar nutrisi dan hormone serta pembuang limbah metabolit. Oleh karenanya dalam Kitan Thibbun Nabawi disebutkan bahwa sisa pencernaan otak adalah ingus dan ludah.

Lapisan terakhir adalah piameter yang melekat erat pada otak dan transparan. Pembuluh darah yang menghantarkan oksigen dan nutrisi terdapat di bagian ini. Lapisan ini juga yang mengisolasi otak dari aliran darah.

Namun demikian, sifat halus dari otak manusia membuat rentan terhadap berbagai jenis kerusakan seperti pukulan ke kepala, stroke atau keracunan oleh bahan kimia yang bersifat neurotoksin.

Pada masa embrio otak hanyalah sebuah tabung, lalu terjadilah gejala pembesaran dan membaginya menjadi otak depan (ferobrain), otak tengah (midbrain) dan otak belakang (hindbrain).

Otak depan kemudian terbagi lagi menjadi otak besar atau cerebrum yang terdiri atas belahan kanan dan kiri, ganglia basal dan talami (thalamus dan hipotalamus).

Otak tengah lalu terposisikan di atas batang otak yang terdiri dari nucleus merah dan substansi hitam. Sedangkan otak belakang meliputi jembatan varol, sumsum lanjutan, dan otak kecil (cerebellum) membentuk batang otak yang dilindungi oleh tulang leher.

Otak manusia dewasa beratnya sekitar 1,5 kilogram, volumenya sekitar 1.130 sentimeter kubik pada wanita dan 1.260 sentimeter kubik pada pria. Setidaknya terdapat 100 milyar sel saraf atau neuron pada otak dan terdapat 1 triliun sel penyokong (saraf neuroglia).

Sel otak akan terus berkembang menjadi bermilyar-milyar sel aktif dalam otak manusia. Sedangkan setiap sel dapat membuat jaringan dengan kecepatan 20.000 sambungan tiap detik.

Sejatinya setiap bagian otak memiliki fungsi yang berlainan untuk mengatur kerja seluruh bagian tubuh, mulai dari berfikir, bergerak, melihat, mendengar, merasakan, berbicara, hingga mengatur kestabilan emosional.

Disebutkan dalam Kitab Thibbun Nabawi bahwa Allah SWT menjadikan otak dengan tiga bagian, yaitu bagian depan pertama untuk menerawang, bagian kedua yang berbentuk sedang untuk berfikir, bagian ketiga yang terakhir untuk mengingat.

Secara umum, ilmu urai tubuh saat ini menjelaskan bahwa bagian otak depan berhubungan dengan pembelajaran.

Sedangkan otak kecil bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan keseimbangan. Sementara batang otak mengatur fungsi dasar kehidupan, semisal denyut jantung dan pernafasan.

Adnan Oktar menjelaskan bahwasannya dalam buku Essentials of Anatomy and Physiology disebutkan, dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulia gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal dan bagian prefrontal, ini adalah daerah korteks asosiasi.

Disebutkan juga, berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal diyakini sebagai pusat fungsional bagi prilaku menyerang.

Jadi Adnan Oktar menyimpulkan, daerah cerebrum (otak besar) ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan dan memulai perilaku baik dan buruk dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.

Maka tidak salah jika Alla SWT berfirman mengenai bagian otak yang bernama Naashiyah (ubun-ubun): “Ketahuilah sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durkaha.” (QS. Al-Alaq, 96: 15-16).

Dikutip dari laman unhas.co.id, menurut Prof Dr. dr. Idrus A. Paturusi, kerusakan pada otak bagian depan (misalnya meningioma) mengubah orang menjadi kasar dan pemberang, walaupun secara intelektual orang tersebut tetap cerdas.

Otak besar juga dipisahkan oleh celah membujur (fisura longitudinalis). Sedangkan dibagian sebelah dalamnya, otak kiri dan kanan dihubungkan kembali oleh semacam serat/ kabel yang disebut corpus callosum.

Menurut dr. Prijo Sudibyo, M.Kes., Sp.S, otak kiri memiliki peran dalam berfikir runut, mengatur hal yang bersifat rasional, berurusan dengan kata-kata, bahasa dan matematika. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, seni, musik, gambar dan warna.

Masih menurut dr. Prijo, bahwasannya kerusakan dibagian otak kanan dapat melumpuhkan bagian tubuh sebelah kiri dan fungsi-fungsi yang telah disebutkan sedangkan kerusakan di bagian otak kanan selain dapat menggangu fungsi yang telah disebutkan, juga dapat melumpuhkan bagian tubuh sebaliknya.

Lapisan luar otak besar yang berwarna kelabu disebut korteks, sedangkan bagian dalamnya diisi oleh massa substansi putih yang terdiri dari serabut saraf dan di sebelah dalamnya lagi terdapat substansi kelabu yang disebut ganglia basalis.

Pada korteks sebagian memiliki fungsi motoric dan sebagiannya berfungsi sebagai sensorik. Daerah motoric (penggerak) terletak persis di depan celah tengah yang bernama sulkus sentralis dan memanjang hingga celah yang bernama sulkus lateralis.

Bagian korteks teratas berperan mengendalikan anggota badan bawah dan semakin ke bawah berturut-turut mengendalikan badan, anggota badan atas, leher lalu kepala. Bagian terbawah korteks motoric disebut Daerah Broca yang berhubungan dengan kemampuan berbicara. Unuknya pada orang kidal Daerah Broca terletak pada belahan sisi kanan dan juga terjadi sebaliknya.

Adapun daerah korteks (lapisan luar) yang berhubungan dengan sensorik terletak persis di belakang celah pusat otak besar. Di bagian ini sifat perasaan dirasakan dan lantas di tafsirkan.

Daerah yang bertanggung jawab terhadap fungsi pendengaran terletak pada bagian temporal. Sedangkan daerah korteks yang berhubungan dengan oksipitalis, yang menerima bayangan serta kesan-kesan untuk ditafsirkan.

Sementara pusat pengecapan dan penciuman terletak agak sebelah depan pada bagian temporal. Adapun ganglia basal berfungsi untuk mengontrol aktivitas otat, memperkuat aktivitas motorik (gerak). Sedangkan thalamus berperan dalam penyaluran informasi yang masuk otak ke bagian-bagian lain di otak.

Hipotalamus berperan dalam masalah pengaturan suhu tubuh, prilaku seksual, lapar dan haus.

Otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbagan dan gerakan mata. Sedangkan pengendalian vital yang berupa pengaturan pada pernafasan dan sistem pembuluh darah terletak pada sumsum lanjutan, oleh karenanya cedera pada bagian ini dapat berdampak sangat serius.

Otak kecil (cerebellum) adalah bagian terbesar dari otak belakang. Ia berfungsi untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Maka cedera pada bagian ini mengakibatkan gangguan pada sikap dan tegangan otot, sehingga gerakan tidak terkoordinir dan hilangnya keseimbangan serta cenderung untuk jatuh kearah sisi badan yang mendapat cedera.

Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan otak dengan sebik-baik bentuk dan setiap manusia Allah lah yang memegang ubun-ubunnya, maka ruku’lah kepada Allah sebagiamana Rasulullah SAW ruku’ seraya berdoa : “Ya Allah, untuk-Mu aku ruku’. Kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku pasrah. Pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, syarafku dan apa yang berdiri di atas dua tapak kakiku, telah tunduk dengan khusyuk kepada-Mu.” (H.R. Muslim).

 

Sumber: TabloidBekamEdisi7Cet2/2013

One Comment

Leave a Reply